Rencana pemerintahan Yogyakarta memperindah alun-alun dari mulai penertiban PKL. Yang menimbulkan banyak kontroversi.dan memperbaiki alun-alun mulai dilakukan,dan awal semulanya hanya sebuah wacana belaka sekarang sudah mulai terlaksanakan. Alun-alun mempunyai daya tarik tersendiri dan itulah yang dilihat dari sebuah kota tertentu. Jika alun-alun itu tak terawat berarti alun-alun itu tidak mencerminkan kota itu sendiri. Di berbagai kota sudah mulai berlomba-lomba memperbaiki dan mempercantik alun-alun mungkin agar menarik parawisata mau berwisata di daerah tersebut.beda halnya dengan alun-alun di Yogyakarta. Yaitu Altar, altar dikenal dengan tempat dimana semua orang berkumpul baik dengan keluarga, teman , bahkan hiburan untuk hati yang bersedih. Alun-alun utara ini disiang hari teramat sangat panas apalagi bulan September ini memperihatinkan sekali seperti gurun yang gersang, tandus tanpa rumput yang tumbuh dan jarang orang yang bermain ke altar waktu siang hari. Paling tidak orang tersebut hanya mengunjungi keraton saja, disisi lain altar juga digunakan untuk banyak event yang sifatnya resmi dan tidak resmi. Diantaranya yang resmi adalah acara sekaten , dan tidak resminnya adalah seperti jalan sehat, konser,pentas seni,pasar malam. Dan masih banyak lainnya. Sehingga hal tersebut membuat rumput-rumput yang hidup disana terinjak-injak mati ,tak terawat dan memprihatinkan. Pinggir paving jalan juga rusak karena mobil dan bus sering di parkir di tengah lapangan dan itu memperburuk keadaan.dan kondisi tersebut itu tidak seindah dulu. Walaupun sudah begitu tidak mengurangi daya tarik untuk tetap mengunjungi altar yang dikenal dengan landmark kota Yogyakarta dengan pagelaran kraton jogja. Rencana perbaikan alun-alun sudah mulai terlihat dari pasir di sepanjang lapangan alun-alun dan penertiban PKL juga tanpa mematikan usaha pedagang. Tujuan penertiban yaitu untuk penertiban agar teratur dan tidak berantakan disekitar alun-alun. Perbaikan bukan hanya pada alun –alun tapi juga perbaikan keraton juga karena cat dinding dan pagar yang mulai memudar dan mengganti kayu-kayu yang mulai lapuk. Dan tak lupa juga pengecatan genting keraton yang proses pengecatannya dengan hati-hati karena hanya dengan seutas tali diteriknya matahari di siang hari. Perbaikan tersebut juga slalu di awasi.agar berjalan dengan lancar dan cepat. Alun-alun utara atau yang disebut dalam bahasa jawa alun-alun lor karena terletak di sebelah utara keraton dan sebelah selatan dari kawasan titik nol kilometer Yogyakarta. Alun-alun merupakan lapangan terbuka yang luas dan dikelilingi oleh jalan beraspal yang dulunya juga digunakan untuk berlatih perang bagi prajurit kerajaan, tempat sayembara,pusat perdagangan, dan hiburan dulunnya. Di salah sudutnya terdapat museum sonobodoyo sehingga kita mengetahui banyak sejarah di kota yang di kenal kekeratonannya itu dan juga disana terdapat masjid keraton Yogyakarta hal terseut menambah keagamaan kita karena disisi kita berwisata kita juga harus menjalani ibadah juga tanpa melupakan kewajiban setiap agama. Di Yogyakarta memiliki dua alun-alun yang pertama adalah alun-alun utara dan yang kedua adalah alun-alun kidul. Menariknya adalah kedua alun-alun tersebut memiliki kesamaan yaitu terdapat dua pohon beringin ditengah-tengahnya.dan hal tersebut juga mempunyai banyak cerita mistis. Semisal di alun-alun kidul konon kalau kita bisa lurus melewati tengah-tengah pohon itu dengan mata tertutup maka semua permintaannya akan terkabul.itulah yang membuat orang pelancong dalam negeri maupun luar negeri tertarik untuk mencoba hal tersebut.walupun hanya mitos itu merupakan daya tarik sendiri untuk alun-alun Yogyakarta. Semoga alun-alun jogja menjadi hijau kembali ,’itu harapan banyak masyarakat Yogyakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Inovasi Selengkapnya