Sudah dua hari ini aku merasakan badanku rasanya tidak enak. Kadang menghangat dibarengi rasa menggigil kedinginan. Memang sudah tiga hari ini aku berhujan-hujanan. Kebetulan kok ya hujannya turun pas aku mau pulang, kok ya nggak nunggu aku sampai rumah dulu gitu lho... Kok jadi menyalahkan hujan he..he.., kan memang sedang musim penghujan sekarang ini. Ini akibat aku malas membawa jas hujan saja kok sebenarnya. Jadi setiap sore hujan sederas apa pun aku terjang, dengan pertimbangan rumahku dengan kantor hanya membutuhkan waktu 10 sampai 15 menitan kalau naik motor. Jadi tidak terlalu jauh sebenarnya. Namun tiap hari diajak berbasah-basah rupanya tubuhku yang tidak mau diajak kompromi.Rupanya setelah dua hari aku abaikan, akhirnya tidak tahan juga untuk tidak berobat. Obatnya ya cuma satu kerokan. Syukurlah melihat kondisiku yang berbaring berselimutkan selimut tebal sampai ke leher, istriku cepat tanggap. Ya istriku seperti polisi saja memiliki pelayanan quick response he..he.. Tanpa banyak kata istriku mengambil senjata andalannya koin seratus tebal yang sudah agak halus disisinya karena seringnya dipakai kerokan dan balsem lang. Tanpa disuruh dua kali aku langsung membuka kaos lalu telungkup, bersiap-siap di kerokin.
Pelan namun pasti istriku membuat gerakan-gerakan berulang dari tengah mengarah keluar. Dimulai dari bahu sebelah kanan membuat guratan-guratan indah laksana zebra cross di jalanan. Duh enak sekali rasanya, istriku tahu betul bagian-bagian mana yang harus dikerok dengan tekanan penuh dan mana yang tidak. Rasa hangat perlahan mulai menjalar ke seluruh tubuh mengusir hawa dingin bercampur demam yang sebelumnya begitu gencar menyerangku.Â
Selesai sayap kanan, acara kerokan berganti ke sayap kiri sampai selesai ke bawah, berlanjut ke kedua lengan. Ada tempat favorit bagiku untuk di kerok yaitu di sekitar tulang belakang dan kaki. Acara kerokan hari itu ditutup dengan mengoleskan balsem lang ke seluruh tubuhku. Saking enaknya dikerok aku sampai terkantuk-kantuk, badan terasa enak dan enteng lagi sekarang. Terima kasih istriku. I love you...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H