Mohon tunggu...
Kusnandar Putra
Kusnandar Putra Mohon Tunggu... lainnya -

Adalah seorang ayah | penulis | desainer.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Setelah Bertanya ke Sana-Kemari: Ternyata Mengucapan Selamat Natal Itu Didukung Sholahuddin Wahid

25 Desember 2012   23:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:03 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

بِسْمِ-اللهِ-الرَّحْمنِ-الرَّحِيم

Tanggal 25 Desember telah lewat, kompasiana rame persoalan mengucapkan natal. Sehingga ada sebagian kaum muslimin gamang akan ini. Bagaimana sebenarnya solusi dari ini?

Sholahuddin Wahid mengatakan: “Mengucapkan Natal adalah bentuk ungkapan saling menghormati antar pemeluk agama,” dan mengatakan “Aspek sosial tidak pernah melarang Muslim mengucapkan Natal. Saya sendiri juga mengucapkan Natal,

Maka al-Ustadz Dzulqarnain menjawab:

Ada tiga pokok kerusakan yang memicu timbulnya ucapan rusak di atas:

Pertama, pemilik ucapan di atas tidak memahami dasar penting dan kaidah masyhur di kalangan umat Islam tentang larangan memberi ucapan selamat untuk hari raya kaum kafir. Padahal, tidak ada silang pendapat ulama fikih di seluruh madzhab akan keharaman memberi ucapan selamat pada simbol-simbol agama kaum kafir.

Salah seorang pemuka ulama yang diakui akan keluasan pengetahuannya tentang pendapat-pendapat ulama Islam dari masa shahabat hingga masa beliau, Ibnul Qayyim, berkata, “Adapun memberi ucapan selamat untuk simbol-simbol kekafiran yang berkaitan khusus dengannya, (hal tersebut) adalah haram menurut kesepakatan (ulama), seperti memberi ucapan selamat pada hari-hari raya dan puasa mereka, (yaitu) seseorang berkata, ‘Hari raya berberkah untukmu,’ atau engkau memberi ucapan selamat untuk hari raya tersebut dan semisalnya. Kalau orang yang mengucapkan (ucapan selamat) tersebut selamat dari kekafiran, (ucapan itu) merupakan hal-hal yang diharamkan, seperti orang yang memberi ucapan selamat kepada orang yang sujud kepada salib, bahkan hal tersebut dosanya lebih berat di sisi Allah dan lebih dibenci daripada dia memberi ucapan selamat kepada orang yang meminum khamar, membunuh jiwa, melanggar kemaluan yang diharamkan, dan semisalnya. Banyak orang, yang tidak memiliki penghargaan terhadap agama, terjatuh ke dalam perbuatan tersebut, sedang dia tidak mengetahui kenistaan perbuatannya. Barang siapa yang memberi ucapan selamat kepada seseorang untuk suatu maksiat, bid’ah, atau kekafiran, sungguh dia telah menghadapkan (dirinya) kepada kebencian dan kemurkaan Allah ….” [Ahkâm Ahlidz Dzimmah 1/441]

Kedua, kejahilan terhadap dalil-dalil yang mengharamkan pemberian ucapan selamat untuk hari raya orang kafir.

Banyak dalil yang menunjukkan akan keharamannya, di antaranya adalah:

Pertama, Allah mengharamkan memberi loyalitas kepada orang-orang kafir. Allah berfirman,

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian menjadikan orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai wali-wali (kalian) yang sebagian mereka adalah wali bagi sebagian yang lain. Barangsiapa di antara kalian yang memberi loyalitas kepada mereka, sesungguhnya orang itu termasuk ke dalam golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidaklah memberi hidayah kepada orang-orang zhalim.” [Al-Mâ`idah: 51]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun