Mohon tunggu...
Kusnandar Putra
Kusnandar Putra Mohon Tunggu... lainnya -

Adalah seorang ayah | penulis | desainer.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mengapa Menjadi Manusia Kikir?

10 Januari 2014   12:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:57 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Bismillahirrohmaanirrohiiim

Mari kita baca pelan-pelan hadits ini,

“Saling memberilah hadiah, niscaya kalian akan saling mencintai” .
[HR. Al-Bukhoriy dalam Al-Adab Al-Mufrod (no. 594)]

Itulah hadits yang pada konteks saat ini, penerapannya banyak ditinggalkan. Bersebab dari banyaknya urusan egoisme, maka kemudian kita menahan harta, sehingga enggan memberi hadiah kepada saudara kita.

Betapa banyak saat ini kita menyaksikan bahwa persoalan pemberian hadiah pun hanya berputar pada poros "balas budi". Ada yang berkata, "Tidak usah kasih tetangga itu, kan dia tidak pernah bagi-bagi juga! Kasih saja Fulan, kemarin dia juga membawa kue ke rumah kita!"

Astagfirulloh...

Mudah-mudahan bukan kita orang itu.

Saudaraku, mengapa kita bakhil terhadap rezki yang Alloh berikan? Mengapa kita sulit memberi hadiah kepada keluarga, tetangga, dan karib kerabat?

Satu jawabannya: karena kita tidak cinta kepada mereka. Rasa cinta inilah yang sudah terkikis, bahkan pudar seiring dengan meningkatnya egoisme yang kita idap. Nas alulloha salaman afiyah.

Kalau begitu, untuk apa kita memberi hadiah? Apa yang kita dapatkan?

Maka, Al-Imam Zainuddin Abdur Rauf Al-Munawiy -rahimahullah- berkata,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun