Mohon tunggu...
Kusnandar Putra
Kusnandar Putra Mohon Tunggu... lainnya -

Adalah seorang ayah | penulis | desainer.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Istri Curhat kepada Suaminya: Teman-teman Kuliahku Dulu Sudah Pakaian Dinas!

12 Juni 2014   14:16 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:06 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bismillahirrohmaanirrohiim

Istri Curhat kepada Suaminya: Teman-Teman Kuliahku Dulu Sudah Pakaian Dinas!

WANITA ini meninggalkan kuliahnya lantaran memilih untuk istiqomah di atas Islam. Dan alhamdulillah, beberapa waktu kemudian, ia pun menikah dengan seorang ikhwa. Hidupnya saat itu penuh kebahagiaan.

Beberapa tahun kemudian, suatu saat, sang istri berkata kepada suaminya,

"(Sayank), teman-teman kuliahku dulu sekarang sudah pakaian dinas!"

Istri mulai menampakkan wajah kekecewaan karena putus kuliah. Namun, suaminya menimpali,

"(Sayank), kamu sudah ditimpa penyakit al-wahn!"

"Apa itu wahn?"

"Cinta dunia dan takut mati!" ungkap suaminya.

Maka mulailah sang istri merasa lega atas jawaban ini. Ia kembali 'menghidupkan' dirinya agar pecaya diri. Dan tidak iri dengan masalah dunia. Karena profesinya sekarang jauh lebih mulia: istri.

***

Saudaraku, seringkali manusia iri terhadap manusia lainnya hanya karena persoalan mikro. Mereka iri karena profesi, harta, dll. Sesungguhnya, ini adalah racun kehidupan.

Jauh lebih baik seseorang itu mensyukuri statusnya saat ini. Ia qonaah terhadap hidupnya. Apalagi jika ia telah dikaruniakan nikmat beragama Islam, maka hendaklah ia ridho terhadap keputusan Alloh subhanahu wa ta'ala.

Janganlah kita minder jika orang lain sudah sukses, karena sesungguhnya kemuliaan di sisi Alloh bukan dengan barometer ini. Namun, ketakwaan di sisi Allohlah menjadi sebab kemuliaan seseorang.

Jika ada seorang istri yang saat ini 'hanya' ibu rumah tangga. Maka, ketahuilah, Alloh telah menjadikanmu sebagai pendidik bagi calon ulama yang engkau lahirkan. Anak-anakmu akan menjadi ulama jika kamu mendidiknya di rumah dengan edukasi sesuai sunnah Rosululloh shollallohu alayhi wasallam.

Ingat kisah masa kecil Imam Malik? Suatu saat sebelum beliau berangkat menuntut ilmu, maka ibunya menahannya. Bukan untuk melarang. Namun, ibunya memakaikannya imamah (sorban), lalu berkata, "Nak, pelajarilah adab gurumu sebelum kamu mempelajari ilmunya."

Kini, siapa yang tidak mengenal Imam Malik rohimahulloh? Ulama besar, kemuliaannya sangat agung.

Siapa orang di balik kesuksesan Imam Malik? Ibunya. Hanya ibu rumah tangga.

Sekarang, mari kita tanya para wanita 'karir', sudahkah engkau mendidik anak-anakmu untuk mempelajari adab? Sudahkan engkau mendidik anakmu untuk mendekat dengan para ulama? Atau lantaran kamu sibuk dengan profesi, akhirnya semua anak menjadi pecandu dunia?

Wallohul musta'an.

Betul apa yang pernah dituturkan oleh seorang ibu, "Mendidik anak itu lebih berat daripada memperbaiki Mobil Tank!"

Karena itulah, sangat disayangkan bila iri dengan masalah dunia dan jangan sampai terulang kembali perkataan,

"Teman-temanku sudah dinas!"

Sibukkanlah diri dengan ilmu agama, amalkan, jauhi penyakit "al-wahn", niscaya itu jalan menuju surga.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

“Barang siapa yang dikehendaki baik oleh Allah maka dia akan dipahamkan dalam urusan agamanya. ”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Barang siapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka menimba ilmu –agama- maka Allah akan mudahkan jalannya menuju surga.”
(HR. Muslim)

Semoga Alloh subhanahu wa ta'ala memberi taufik kepada kita semua....[]

(Abu Hanin)
--Bontote'ne, 14 Sya'ban 1435 H

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun