Mohon tunggu...
Kusnadi Alimuddin
Kusnadi Alimuddin Mohon Tunggu... Freelancer - Kopi, Rokok, Wifi, Colokan = Nikmat Tuhan

Anak kampung yang mencoba bertahan hidup di kota.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Menyelamatkan Masa Depan Bumi dari Sampah Plastik

5 Maret 2020   05:42 Diperbarui: 5 Maret 2020   07:26 764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Saat ini , banyaknya limbah plastik telah menjadi masalah di seluruh dunia karena sifat plastik yang sulit terurai mebutuhkan waktu bisa mencapai ratusan tahun. Pemakaian plastik dalam jumlah banyak juga turut mengambil andil dari meningkatnya masalah lingkungan yang ada. Apa bila ini dibiarkan begitu saja, lingkungan hidup kita akan semakin rusak di akibatkan dari limbah plastik yang sudah tidak digunakan lagi bertumpuk dan sulit untuk terurai.

Sampah plastik merupakan salah satu pemberi kontribusi terbesar bagi masalah lingkungan dan membuat bumi ini semakin hari semakin tercemar. Untuk itu, masalah penggunaan plastik untuk masa sekarang dan masa yang akan mendatang diperlukan solusi untuk menyelesaikan permasalahan ini.

Indonesia adalah negara yang dinobatkan sebagai negara penyumbang sampah plastik terbesar ke-2 di dunia. Nah pertanyaannya, dibawa kemanakah sampah plastik ini?

Tahun 2012, beberapa studi dilaksanakan untuk meneliti hal ini. Hasilnya, didapatkan bahwa sampah-sampah yang dihasilkan ini ditindak lanjuti tanpa dikelola(7%), dibakar (5%), dikubur (10%) dan yang paling besar adalah di timbun begitu saja di TPA (tempat pembuangan akhir) (69%). Bahaya dari penumpukan sampah plastik di TPA jika dibiarkan begitu saja tanpa pengelolaan yang baik dapat menimbulkan efek yang dapat mengancam keselamatan jiwa dan raga. Jika tumpukan sampah plastik ini terkena air hujan terus menerus, akan menghasilkan gas methana. Gas methana tersebut pun "terkungkung" karena tumpukan sampah tidak memiliki pori-pori mengakibatkan gas methana yang terjebak bisa berubah menjadi percikan api hingga ledakan.

Untuk mengendalikan dan mengelola dengan baik sampah plastik diperlukan sinergi antara masyarakat, pelaku usaha dan pemerintah khususnya Kementrian Lingkungan hidup dan Kehutanan (KLHK). Pertama, mengurangi timbunan sampah plastik, membatasi penggunaa kemasan, bungkus dan kantong belanja plastik sekali pakai. Kedua, mendaur ulang kemasan dan wadah plastik yang memang didesain dapat didaur ulang.

Menyelamatkan bumi dari limbah plastik adalah suatu tindakan konfrehensif yang harus kita tangani secara secara serius, bukan hanya dari kalangan pemerhati lingkungan, tetapi semua unsur kehidupan harus mendukung sesuatu yang mengarah suistainable agar bumi di masa depan terhindar dari penumpukan limbah plastik yang berlebihan.

*) Penulis adalah Mahasiswa Pascasarjana Universitas Hasanuddin Prodi Pengelolaan Lingkungan hidup

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun