Mohon tunggu...
Kusnadi Liauw
Kusnadi Liauw Mohon Tunggu... profesional -

berusaha sekuatnya untuk jujur terhadap diri sendiri, keluarga, sesama dan Tuhan...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pelajaran Hidup dari Jalan Tol Jakarta-Cikampek

4 April 2013   22:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:43 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sebagai béntuk tanggung jawab kepala RT mencari nafkah untuk anak-istri, maka setiap hari kutempuh jarak ±40 km antara cakung-cikarang melewati tol jakarta-cikampek...

Jalan toL ini selalu memperlihatkan paradox yg konyol... Jalur cepatnya selalu macet, jalur lambat juga macet, yg ga macet adalah bahu jalan... Jadi bagi org yg nekat yg ga mau ikut aturan, bahu jalan selalu dipergunakan demi mencapai tujuan dengan lebih cepat walaupun melanggar hukum.

Nah, dalam menempuh rute yg sama selama bertahun-tahun, ada beberapa pelajaran yg saya dapatkan dari jalan tol ini. Pélajàran iñi sangat penting bagi para pebisnis/politikus/pegawai negeri/polisi/tentara/jaksa dll profesi di indonesia karena memang sesuai dengan carut-marut negeri ini ...

Catatan sayà sbb:

1. Pakailah cara instan / jalan pintas (bahu jalan) apabila anda ingin lebih cepat sampai (baca: kaya) dibanding jàlur cepat maupun jalur lambat (jalur resmi).
Apabíla ada mob¡l polisi di bahu jalan, cepatlah kembali ke jalur resmi (cepat/lambat), dan apabila sudah melewati polisi, anda bisa kembali ke bahu jalan (cara instan) utk mempercepat tujuan anda...
Tapi cara ini melanggar hukum lo...

2. Untuk anda pemakai jalur resmi (org tertib / taat aturan), ada peluang mendapat jalanan kosong melompong apabila anda memberanikan diri berspekulasi melewati truk2 besar yg menghalangi pandangan ke arah depan. Halangan itu kadang mémang membuat kita tidak bisa melihat ke (masa) depan karena memang (sepertinya) jalanan di depan juga padat, padahal biasanya kosong melompong alias lancar. Jadi bagi para pebisnis yg terhalang atau macet, semestinya berani mencoba berinovasi (melewati truk besar tsb) sehingga terbuka peluang bisnis yg lebih besar/lancar.

3. Bagi anda yg enggan berspekulasi/berinovasi, siap2lah anda mengalami macet yg memperpanjang waktu tempuh dan menguras tangkí minyak (modal) anda, sehingga kemungkinan kendaraan/bisnis/karir anða tidak akan sampai ke tujuan yg anda inginkan krn kehabisan minyak/modal. Anda bisa saja sampai ke tujuan, tapi tangki minyak/modal añda harus lah banyak sekali.

4. Bagi yg naik angkutan umum (dalam hal ini adalah karyawan, saya salah satu contohnya), anda sungguh tidÀk punya pilihan. Apabila kendaraan umum (perusahaan, boss/owner adalah sopirnya) anda berani lewat bahu jalan dan lolos dr jeratan hukum, anda2 dipastikan akan ikut menikmati (kalau boss/owner mau berbagi) kesuksesan/bonus keuntungan dari kendaraan umum tersebut. Apabila kendaraan umum anda mogok/mañdeg kehabisan bahan bakar/modal karena tidak mau/berañi berinovasi, maka anda harus turun dan berjalan kaki alias di PHK.

Demikiànlah sekelumit pelajaran hidup yang saya dapatkan dr perjalanan melewati tol jakarta-cikampek selama bertahun2. Sebenarnya masih banyak pelajaran lain yg saya petik, tp kali ini saya batasi sampai dísini saja. Nanti kalau ada mood menulis, saya akan lanjutkan.

Cakung, malam 4 April 2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun