Mohon tunggu...
Kusmirahayu Ira
Kusmirahayu Ira Mohon Tunggu... -

keep spirit !!! :D

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Otak vs Pembelajaran

22 Desember 2011   01:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:55 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Menyiapkan pembelajar merupakan hal yang sangat urgent dalam pembelajaran. Sikap eksternal yang dilakukan seseorang akan mempengaruhikeyakinan dalam diri dan lingkungannya. Jika seseorang yakin bahwa dirinyabodoh, maka keyakinan itu akan mensugestikan bahwa dirinya memanglah bodoh dan akan merefleksikan hal tersebut yang akan berpengaruh pada hasil pembelajaran yang kurang baik.

Ada beberapa faktoryang mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang diantaranya: Pertimbangan Biologis-Medis-Perkembangan dimana setiap individu memiliki perkembangan yang bervariasi. Dari perbedaan ini akan mempengaruhi kepercayaan diri dan keyakinan seorang anak. Faktor lainnya yaitu Keamanan Emosional,Keyakinan Etis-Spiritual-Moral, Pengaruh Sosial-Budaya, Penghalang Institusional-Fisik.

Disisi lain nutrisi juga memiliki peranan yang tak kalah pentingnya dalam mempersiapkan pembelajaran. Dalam pembelajaran diperlukan otak yang cepat tanggap terhadap rangsang. Oleh karenanya otak memerlukan
nutrisi agar dapat bekerja secara optimal. Untuk bisa mencapai pembelajaran yang optimal, kita perlu mengkonsumsi makanan yang kaya akan nutrisi terutama yang mengandung glukosa, oksigen dan air.

Menurut Judith Wurtman, Ph.D (1986), selain oksigen dan air, asam amino juga mempengaruhi pembelajaran. Kandungannya didalam protein sangat penting bagi otak yaitu untuk meningkatkan daya pikir dan memberi efek penenangan. Selain hal itu, untuk mengadaptasikan diri dengan perkembangan jaman dan perubahan global yang begitu cepat. Maka anak perlu dibekali ketrampilan pembelajaran. Untuk meningkatkan pembelajaran ada beberapa cara yang dapat dtempuh, diantaranya: (1) Pembelajaran dapat dilakukan secara lebih cepat dengan prapemaparan atau pengantar. Semakin banyak pengentar maka akan semakain banyak pula otak mencari dan memisahkan informasi. (2) mind maping yang merupakan suatu metode yang dapat menciptakan makna bagi si pembelajar. (3) mengaitkan dengan ilmu pengetahuan sebelumnya, yang dilakukan
guna anak dapat memahami dan memaknai materi yang akan mereka pelajari. (4) penetapan sasaran, hal ini dilakukan guna meningkatkan kinerja para pembelajar. (5) keyakinan agensi personal dan pravisualisasi serta relaksasi.

Setiap anak memiliki perkembangan otak yang berbeda dan nyaris tidak ada yang sama dan pemikirannya pun berbeda, hal ini akan terlihat jelas pada saat individu itu sedang belajar. Oleh karena itu dalam pembelajaran seorang guru hendaknya memahami akan perbedaan gaya belajar maupun pembelajaran pada masing-masing siswa. Guru juga harus bisa mengatur strategi pembelajaran agar dapat menghormati dan mendukung perbedaan yang ada.

Oleh karena otak itu unik, maka perlu dijaga dan diperkaya. Otak dapat diperkaya dengan cara menggerakkan fisik. Menurut erric jensen, hal-hal yang penting dalam memperkaya otak adalah kebaruan, tantangan, koheren, waktu, dan umpan balik. Jadi, untuk memperkaya otak dapat dilakukan dengan cara: Menggerakkan fisik, Menghamburkan dan menceburkan diri ke lingkungan social yang hangat, Temukan kegiatan belajar yang menantang dan menghadirkan hal-hal baru serta memberikan makna, Tangani
problem-problem yang logis dan berlatihlah untuk memecahkannya, Hindari stres yang berat (depresi), karena stress berad dapat menyebabkan penciutan otak, Perhatikan nutrisi otak, Ciptakan waktu luang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun