Mohon tunggu...
Kadiman Kusmayanto
Kadiman Kusmayanto Mohon Tunggu... -

I listen, I learn and I change. Mendengar itu buat saya adalah langkah awal dalam proses belajar yang saya tindaklanjuti dengan upaya melakukan perubahan untuk menggapai cita. Bukan hanya indra pendengaran yang diperlukan untuk menjadi pendengar. Diperlukan indra penglihatan, gerak tubuh bersahabat dan raut muka serta senyum hangat. Gaul !

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Vuvuzela : Terompet Kontroversial Dan Bikin Heboh

11 Juli 2010   04:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:57 1057
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

"Waka Waka, Its Time For Africa", Shakira Tsamina mina eh eh Waka Waka eh eh This is our motto Your time to shine Dont wait in line Y vamos por Todo Lagu Waka-waka yang ceria dan dinyanyikan dengan gaya dinamis oleh penyanyi muda kondang Shakira menjadi salah satu ikon dalam pembukaan Piala Dunia di Afrika Selatan. Kata waka-waka diambil dari ungkapan spontan bergaya Afrika jika seseorang mendapat kegembiraan yang luarbiasa. Teriakan waka-waka sering kita dengar saat peelempar bola kriket (cricket) tim Afrika Selatan berhasil menjatuhkan batang kayu (wickets) yang berdiri diantara pemukul (lawan) dengan penjaga bola (kawan). Begitu juga jika seorang mahasiswa melihat namanya berjejer dengan nilai A+ dalam daftar pengumuman ujian. Banyak yang memperkirakan bahwa lagu Waka-Waka akan mampu menjadi top-hit seperti pendahulunya yaitu lagu yang bertengger di puncak tangga pada tahun 1998 yaitu “Livin’ La Vida Loca” Ricky Martin. Namun dugaan itu meleset seperti keplesetnya pendukung tim pesepak-bola Brazil dan Argentina yang disusul skuad panzer Jerman. Vuvuzela si-terompet fenomenal yang menjadi batu sandungan atas lagu waka-waka untuk mendunia dan menjadi pencuri perhatian, sejak pertandingan perdana antara Afrika Selatan versus Meksiko. Walaupun musik pengiring lagu Waka-waka sudah dibuat berbasis B-flat node dengan bunyi monotonik yang dihasilkan saaat vuvuzela ditiup. Terompet Vuvuzela -- Mencuri Perhatian Dunia Kata vuvuzela atau dalam bahasa tirbal Tswana dikenal dengan kata lepatata atau jika kita terjemahkan bebas berarti terompet stadion. Terompet vuvuzela ini adalah instrumen akustik yang sangat sederhana. Dibuat dari material plastik langsing. Bagian lancip ditempel dibibir kita dan membesar diujung membentuk sebuah terompet. Menghasilkan hanya satu nada (monotone) yang mendekati nada B-flat major atau populer dengan julukan si bémol. Nada ini banyak menjadi basis bagi musik yang dimainkan untuk klarinet dan piano. Nada ini pula yang menginspirasi maestro klasik seperti Ludwig van Beethoven dan Franz Shubert dalam mencipta komposisi Shymphony yang legendaris. Lagu pop Bhohemina Rhapsody, The Queen dan Ob-La-Di Ob-La-Da The Beatles juga berbasis nada ini. Tak ketinggalan video-game KK Western ciptaan Toru Minegishi juga diisi latarbelakang musik ber-nada si bémol ini. Asal muasal dari vuvuzela ini adalah dari alat atau instrumen yang digunakan suku-suku di Afrika untuk memberi tanda seperti pengumuman publik, peringatan atau undangan. Instrumen monotonik ini serupa dengan kentongan bagi masyarakat Jawa Tengah dan Jawa Timur, kohkol bagi masyarakat Sunda atau terompet dari cangkang kerang bagi masyarakat pesisir dan kepulauan atau terompet tanduk sapi atau kerbau bagi masyarakat penggembala. Ajang sepakbola paling bergensi, The World Cup yang digelar empat tahun sekali ini dan Its Time For Africa telah menjadi wahana yang melambungkan nama vuvuzela ke dunia. Satu vuvuzela dengan bunya berfrekeunsi sekitar 300 - 500 Hz (Hertz) ini tidak akan menimbulkan suara yang memekakkan kuping dan mengurangi keasyikan nonton bareng. Namun jika ribuan penonton secara terus menerus dan serempak meniup vuvuzela maka bunya yang diciptakkan masuk dalam kategori ambient noise yaitu bunyi yang terus-menerus terdengar dan memiliki tekanan akustik diatas ambang batas sehat bagi sistem pendengaran manusia. Dilaporkan bahwa ribuan vuvuzela yang ditiup bersamaan dapat menghasilkan bunyi berkekuatan diatas 100 dB (decibel, Catatan: Ambang batas aman untuk sistem pendengaran kita adalah 45 dB). Tentu pencandu sepakbola yang menonton di stadion banyak yang terganggu dengan vuvuzela noise ini. Begitu pula saat menonton tayangan langsung atau siaran ulang melalui TV, dengung vuvuzela sering bikin kesal. Menjinakkan Dengung Vuvuzela Jika sedang menonton langsung di stadion, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk tidak terganggu dari bising vuvuzela. Menutup kuping adalah cara paling mudah namun bersama hilangnya bising vuvuzela, hilang pula nuansa kehebohan sepakbola. Ini akan sama saja dengan saudara-saudara kita yang tuna-rungu, menikmati sepakbola melulu menggunakan indera penglihatan. Cara lain adalah memilih tutup kuping yang berfungsi hanya meredam kekuatan bising, misalnya dengan earphone atau sumbat-kuping terbuat dari styrofoam lembut. Dalam istilah teknik ini disebut dengan noise reduction technique. Musti pandai-pandai memilih penutup kuping yang kemampuan reduksi bisingnya cocok dengan spektrum frekuensi sekitar frekuensi bunyi vuvuzela. Jika sedang menonton TV maka cara reduksi dengung diatas juga dapat diterapkan. Jika peralatan TV dilengkapi dengan perangkat sound equalizer maka tarik dua atau tiga tombol di frekuensi sekitar 300 Hz kearah minimal. Suara-suara yang frekuensinya disekitar frekuensi si-terompet Afrika akan dapat ditekan. Banyak studio TV memiliki perangkat dan tenaga ahli untuk melakukan apa yang dikenal dalam dunia rekayasa akustik (acoustic engineering) sebagai active noise cancellation. Teknik ini telah sukses digunakan menekan bising yang dihasilkan mobil dan motor balap saat peliputan F-1, Moto-GP, LeMans, Indy-500 atau Nascar. Logikanya sederhana, yaitu pertama-tama sinyal elektrik yang dihasilkan bunyi vuvuzela dilewatkan dalam sebuah penganalisis spektrum. Dari proses ini akan dikenali semua parameter sinyal penghasil bising itu, seperti spektrum frekeunsi, amplituda dan fasa. Kemudian hasil analisis ini dijadikan masukan bagi sebuah penghasil (sound generator) yang memproduksi sinyal semirip mungkin dengan sinyal dari bunyi vuvuzela namun fasa sinyal baru ini dibuat bertolak belakang dengan sinyal aslinya. Bertolak belakang disini maksudnya adalah, jika di sinyal aslinya amlituda sedang positif-maksimum, maka dalam sinyal baru maka amplitudonya akan negatif-maksimum. Jika sinyal asli dan sinyal ciptaan dijumlahkan maka total hasilnya adalah nol. Dengan kata lain, sinyal dari bunyi vuvuzela akan hilang sama sekali. (NB. Loikanya sangat sederhana namun dalam prakteknya upaya active noise cancellation ini tidak sesederhana logika diatas. Nothing as easy as it look). Bahkan didunia maya, ini menjadi peluang bisnis baru. Sudah banyak yang menawarkan anti-vuvuzela aps termasuk dalam format MP3. Namun seperti dengan tutup kuping, janganlah bising vuvuzela itu dihilangkan total karena kita akan kehilangan nuansa Afrika. Hilang keunikan vuvuzela dan tak akan merasakan nuansa waka-waka. Bisa saja Belanda atau Spanyol yang menjuarai Sepak Bola Dunia 2010. Tapi itu juara de jure, juara sejati de facto adalah Vuvuzela ! *) Gambar diatas diunduh dari situs FIFA

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun