Mohon tunggu...
Kadiman Kusmayanto
Kadiman Kusmayanto Mohon Tunggu... -

I listen, I learn and I change. Mendengar itu buat saya adalah langkah awal dalam proses belajar yang saya tindaklanjuti dengan upaya melakukan perubahan untuk menggapai cita. Bukan hanya indra pendengaran yang diperlukan untuk menjadi pendengar. Diperlukan indra penglihatan, gerak tubuh bersahabat dan raut muka serta senyum hangat. Gaul !

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

PLTU 2x600 MW Isogo: Sebuah Mahakarya *)

6 Desember 2011   09:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:46 1643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Isogo adalah sebuah semenanjung di kota pelabuhan Yokohama, Jepang. Kata pelabuhan tidak senantiasa memberi citra kumuh dan kotor. Yokohama adalah kota pelabuhan yang cantik, bersih dan memiliki pemandangan asari nan indah. Selain disibukkan dengan kegiatan bongkar muat, Yokohama juga menjadi lokasi prima bagi sejumlah pembangkit listrik berskala besar (>1000 MW). Salah satu pembangkit listrik itu adalah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Isogo. PLTU disini berarti listrik dihasilkan dari tenaga uap sedangkan tenaga uap berasal dari hasil pembakaran batubara.

Semula Isogo menjadi rumah bagi 2 unit PLTU berkapasistasmasing-masing 265 MW. Kedua unit ini dibangun serial dan telah mulai beroperasi sejak 1967 dan 1969. Keduanya dimiliki dan dioperasikan oleh sebuah perusahaan swasta yaitu Electric Power Development Company, Ltd disingkat J-Power.

Dengan semakin besarnya kebutuhan listrik untuk Yokohama dan Tokyo, semakin ketatnya persyaratan ramah lingkungan dan persaingan keekonomian dalam efisiensi menghasilkan tenaga listrik, maka pemerintah Yokohama bersepakat dengan J-Power mengganti 2 unit PLTU kuno dengan yang ultra modern dengan kriteria: tenaga lebih besar, lebih bersih dan ramah lingkungan dan sangat efisien. SIngkat cerita, secara bergiliran PLTU 2x265 MW dihancurkan (scrapped) dan diganti dengan pembangunan 2 unit PLTU @600MW. Unit pertama dibangun mulai 1998 dan mulai beroperasi 2002. Sedangkan unit kedua dibangun 2005 dan telah beroperasi 2009. Dengan bangga J-Power, Pemerintah Yokohama dan masyarakat Jepang bangga dengan rekor dunia yang dipegang PLTU Isogo yaitu – PLTU berteknologi paling moderen dan terbersih sedunia dari ukuran intensitas emisi gas buang. Intensitas emisi gas buangnya setara dengan intensitas emisi gas buang dari teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) dengan siklus tertutup (combined cycle).

Beberapa catatan yang menjadikan PLTU 2x600 MW Isogo ini layak dipandang sebagai sebuah mahakarya (masterpiece):

A. 2 unit PLTU @600MW yang adalah hasil modernisasi alias bangun ulang dua unit sebelumnya yang sudah tua dan tidak lagi memenuhi kriteria bisnis dan persyaratan lingkungan yang ditetapkan Pemerintah Yokohama.

B. Lahan yang tersedia di Isogo dan pinggir laut hanya 12 hektar. Sedangkan PLTU yang ingin dibangun berkapasitas 2x600 MW dan kriteria lingkungan yang ketat. Solusinya adalah teknologi tinggi, yaitu:

b1. Tungku uap (boiler) menggunakan teknik ultra super critical (USC). Dengan teknik USC ini air langsung diubah menjadi uap tanpa melalui fasa transisi air-uap. Temperatur uap dipertahan sekitar 600 derajat Celcius dan tekanan 25 MPa (Catatan: Tekanan ini sekitar 2500 bar, tekanan udara luar = 1 bar)). Ini adalah teknologi ultra modern dalam konversi energi batubara menjadi energi uap yang diakui paling efisien.

b2. Keterbatasan lahan untuk boiler disiasati dengan membangun tungku uap vertikal. Kelaziman adalah tungku uap dibangun horizontal. Ini juga menjadi keunikan PLTU Isogo.

b3. Citra keberadaan tumpukan batubara (stockpile) yang hitam dan berdebu seolah identik dengan PLTU. Tidak demikian dengan PLTU Isogo. Open space stockpile digantikan oleh sebuah clover-leaf silo. Empat buah silo digabung menjadi satu dan dari pandangan atas akan membentuk sebuah bunga cengkeh. Silo unik ini berkapasitas 10 hari kebutuhan PLTU yaitu sekitar 10.000 ton batubara per hari. Silo ini terhubung dengan sebuah ban berjalan yang tertutup rapat (a fully covered belt conveyor) ke pelabuhan. Pelabuhan batubara ini dilengkapi dengan peralatan bongkar muat batubara yang otomatis dan nirawak (operator-less).

b4. Disediakan satu buah kapal khusus pengangkut batubara dari sebuah cadangan batubara yang berlokasi cukup jauh dari pelabuhan Yokohama sehingga kriteria lingkungan tidak super ketat sehingga metoda open space stockpile bisa diterapkan. Kapal pengangkut batubara ini dirancang bangun khusus yaitu berkapsitas 6000 ton batubara sekali angkut, sepenuhnya tertutup dan dilengkapi dengan perlengkapn bongkar muat otomatis (an automatic unloading facility) yang memindahkan batubara dari kapal ke ban berjalan secara otomatis dan sepenuhnya terisolasi dari udara luar sehingga efek debu tidak menjadi masalah. Kapal ini secara reguler pergi dan pulang dari PLTU Isogo ke pulau tempat cadangan batubara ditumpuk.

b5. Untuk membersihkan gas buang (flue gas) yaitu untuk memenuhi persyaratan bersih lingkungan maka PLTU Isogo dilengkapi dengan tiga buah pembersih emisi atau gas buang, yaitu a. Penangkap debu (Electrostatic precipitator), b. Penangkap Senyawa Nitro (Denitroplant, De-NOx), dan c. Penangkap Senyawa Sulfur (Dry process desulphurization plant, FGD). FGD Isogo ini sepenuhnya berbasis proses kering menggunakan kokas aktif (activated coke). Kelas FGD ini dalam istilah teknik dikenal sebagai regenerative activated coke dry-type technology (ReACT). Sangat berbeda dengan lazimnya FGD dimana prosesnya membutuhkan hanya sedikit sekali air sehingga disebut juga proses kering.

b6. Air pendingin diambil dari air laut dan setelah dipakai didinginkan dan dibuang kembali ke laut dengan beda temperatur maksimum 6.5 derajat Celsius. Persyaratan ini jauh lebih ringan ketimbang persyaratan Indonesia yaitu hanya 2 derajat. Bisa dimaklumi karena Jepang berada di Subtropis. Beda 6.5 derajat akan mudah dikembalikan ke temperatur ambien.

b7. Cerobong asap sebuah PLTU senantiasa menjulang tinggi, sekitar 200m dari permukaan tanah dan berbentuk bulat, bercat putih dan dengan strip merah. Tidak demikian dengan PLTU Isogo, cerobong asapnya (flue gas stack) langsing dan berpenampang eliptikal. Ini menjadi ikon PLTU Isogo. Pemilihan bentuk langsing dan eliptikal ini didorong oleh kriteria yang ditetapkan Pemerintah Yokohama. Di Yokohama ada sebuah taman tradisional Jepang yang menjadi kebanggaan pemerintah dan masyarakat Yokohama. Dari taman ini senantiasa diharapkan pemandangan yang jauh dan indah ke kota teluk Yokohama karena itu dipersyaratkan agar cerobong asap tidak menghalangi dan merusak pemandangan indah kearah teluk Yokohama. Itu sebabnya penampang minimal dari cerobong langsing dan eliptikal PLTU Isogo dihadapkan ke Taman Tradisional itu.

b8. PLTU Isogo memenuhi kriteria bersih dan aman. Kebersihan PLTU Isogo ini tidak kalah dengan kebersihan sebuah rumah sakit.

Namun tidak ada gading yang tidak retak. Mahakarya yang telah beroperasi sejak 2004 dan 2009 dengan memegang rekor dunia sebagai PLTU paling efisien dan paling bersih ini tidak urung dari ancaman bencana. Sebuah berita mengejutkan berjudul “Fire forces 1200 MW coal-fired Isogo power plant to idle operations tertanggal 29 November 2011. Dilaporkan bahwa telah terjadi kebakaran di ban berjalan pengangkut batubara yang memaksa otoritas memberhentikan pengoperasian PLTU 2x600 MW Isogo sampai perbaikan dilakukan dan dinyatakan layak kembali beroperasi.

*) Tulisan ini disarikan dan ditulis ulang secara populer berdasar materi paparan saat saya melancong ke Yokohama dan dari diskusi dengan pimpinan dan insinyur PLTU Isogo dan dari kantor pusat J-Power.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun