Mohon tunggu...
Kadiman Kusmayanto
Kadiman Kusmayanto Mohon Tunggu... -

I listen, I learn and I change. Mendengar itu buat saya adalah langkah awal dalam proses belajar yang saya tindaklanjuti dengan upaya melakukan perubahan untuk menggapai cita. Bukan hanya indra pendengaran yang diperlukan untuk menjadi pendengar. Diperlukan indra penglihatan, gerak tubuh bersahabat dan raut muka serta senyum hangat. Gaul !

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Buy Australia - Fortifikasi Ala Down Under

4 Juni 2010   13:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:44 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"I come from a land down under

Where beer does flow and men chunder

Can’t you hear, can’t you hear the thunder?

You better run, you better take cover"

Met At Work

Bait diatas adalah cupilkan lagu bernuansa ceria dari grup musik pop beranggotakan pria-pria Australia. Nama kelompok musik Met At Work diambil dari papan pemberitahuan yang menjelaskan bahwa di kawasan itu sedang ada pekerjaan sipil (bangunan atau jalan). Menurut cerita, pemain-pemain band itu semula adalah pekerja-pekerja sipil yang di tanah-air populer dengan istilah Kuli Bangunan. Lagu pop berjudul Down Under itu sungguh membawakan pesan kehidupan para pekerja di Australia yang ceria dan penuh imajinasi. Down Under yang diambil sebagai judul lagu jadul (‘80an) diinspirasi oleh istilah populer yang digunakan sebagai julukan (nickname) bagi masyarakat Australia dan sekaligus menceritakan bahwa benua plus pulau-pulau tempat mereka bermukim seluruhnya berada di bawah garis khatulistiwa. Artikel ringkas ini selain sebagai oleh-oleh dari perjalanan menikmati kota Perth, Western Australia sekaligus mengajak untuk sama-sama menyimak kisah pro dan kontra dalam kampanye dan gerakan sosial membentengi (atau fortifikasi URL) pasar lokal -- Buy Australia.

Locavore a la Australia

Bir (beer atau ale) adalah minuman paling favorit di Australia bahkan menurut statistik mereka termasuk urutan keempat dunia dalam konsumsi bir per kapita yaitu 110 liter per tahun. Bir ini menjadi minuman ikonik (iconic) bagi warga Australia dan menjadi salah satu peninggalan kolonialisasi Inggris. Disebut ikonik karena banyak hal. Bir adalah citra-diri warga Australia. Seorang pubertas (ABG, Anak Baru Gede) dengan kelompoknya sering dengan sengaja melanggar ketetapan keluarga dan tak jarang melawan hukum dengan mengkonsumsi alkohol khususnya bir. Ini dilakukan mereka bukan karena mereka menggemarinya namun sekedar untuk unjuk diri atau aktualisasi bahwa mereka bukan lagi anak kecil melainkan dewasa muda. Saat berlangsung pertandingan olahraga yang digemari warga Australia seperti cricket, rugby league, Aussie Rule (football), lawn-ball dan race-horse maka hampir pasti kita melihat bagaimana bir menjadi bekal minuman utama. Rugby league dan Aussie Rule yang dipertandingkan pada musim dingin menjadikan minum bir itu sebagai penghangat badan. Disaat musim panas dimana cricket dan race-horse dipertandingkan maka bir dingin dijadikan sebagai pelepas dahaga dan penyegar badan. Bir adalah citra-diri lokal dan tanpa disengaja ini adalah bagian dari gerakan moral mencintai dan mengkonsumsi produk pangan lokal (locavore). Kala pertandingan olahraga antar negara bagian (state) maka kita bisa tahu kerumunan penonton yang ada di tribun itu berasal dan berpihak ke tim yang mana hanya dengan mengenali jenis bir yang mereka genggam botol dan kalengnya. Tim dari negara bagian New South Wales pasti didukung penonton yang menggemari bir Tooheys Lager atau KB, tim Queensland menyukai XXXX (lafalkan seperti membaca forexs) atau Powers, armada South Australia dengan bir West End atau Coopers, skuad Tasmania menggemari Boags atau Cascade, pasukan Victoria bangga dengan Victoria Bitter atau Carlton sedangkan kelompok Western Australia fanatik dengan Swan lager atau Emu. Perseteruan antar kelompok bisa terjadi hanya karena saling banding atau baku leceh bir favorit mereka. Lakon utama film komedi-kocak Mick “Crocodile” Dundee, Paul Hogan dalam salah satu talk-show jenaka di TV mengatakan bahwa warga Australia hampir lupa bagaimana melafalkan dan mengeja larger akibat fanatiknya mereka dengan bir jenis lager. Ada juga legenda yang mengatakan bahwa dua atau lebih pria Australia hanya akan tahan berbincang cukup lama dalam suasana damai dan jenaka hanya jika tangan mereka sedang menggenggam kaleng atau botol bir, jika tidak maka hanya dalam waktu beberapa menit saja perbincangan mereka akan berubah menjadi pertengkaran dan berakhir dengan perkelahian. Drink More Milk, Eat More Beef, Buy Grass-fed Beef, Consume Free-range Eggs adalah contoh slogan yang banyak kita temukan baik dalam bentuk running text, stiker, poster, iklan masyarakat sampai situs resmi LSM ataupun pemerintah via departemen terkait. Ini adalah bagian dari kampanye membangun kebiasaan dan budaya hidup sehat. Di tanah-air, kita mengenal kampanye -- Lima Sehat Enam Sempurna -- yang belakangan ini banyak menjadi perhatian dan kritik khususnya para pakar gizi karena slogan itu dipandang tidak tepat untuk menggapi cita hidup berimbang yang sehat. Di Australia, kampanye serupa juga dikumandangan yaitu oleh Kementerian Kesehatan (Department of Health and Ageing) berupa slogan Go For 2 Fs & 5 Gs (Two Fruits and Five Vegetables). Buy Australia Day, Buy Australia Male Party, Cheap Australia Day dan Happy Australia Day adalah beberapa contoh iklan masyarakat yang banyak beredar di Australia yang dimotori beberapa LSM dan pelaku ekonomi yang kebanyakan berskala UMKM. Petani, peternak,  nelayan, kuliner dan pengrajin ikut giat dalam gerakan sosiobudaya mencintai produk lokal ini karena berdampak positif pada kehidupan ekonomi mereka. Nuansa biru, merah plus garis dan bintang yang menjadi ciri bendera nasional Australia dijadikan hiasan dari berbagai produk keseharian (life style) -- topi, kaos, jaket, celana sampai bikini sexy. Begitu juga penggunaan warna hijau dan kuning yang secara de facto dianggap citra Australia walau banyak negara lain juga menggunakan kedua warna tersebut. Kalangan bawah dan kaum nasionalis menjadi pendukung fanatik Buy Australia. Beda Pendapat Pemerintah Pusat vs Pemerintah Daerah Kampanye mencintai, membeli, mengkonsumsi dan menggunakan produk lokal itu tidak sebatas untuk hidup sehat saja. Ada perjuangan moral dibalik itu yaitu membangun benteng terhadap gempuran produk impor terhadap pasar lokal. Ini yang menjadi bagian dari politik-ekonomi Buy Australia. Sebuah gerakan fortifikasi yang elegan, bukan proteksionisme yang melanggar perjanjian internasional seperti kebijakan anti-impor atau penerapan tarif pengganjal impor (tariff barrier). Namun demikian, kebijakan, perjuangan dan gerakan sosiobudaya ini tidak mulus dalam membangun kekompakan Australia. Terjadi debat akibat pro dan kontra khususnya oleh para politikus. Bagi pelaku politik terkadang sekedar tidak setuju bisa dijadikan peluru politik untuk menyerang lawan politiknya. Konyol sepertinya tak ada dalam kamus politik karena yang penting ada gebrakan politik yang menarik perhatian. Selain sebagai komoditas politik dalam negeri, penerapan fortifikasi disetarakan oleh oknum-oknum politikus Australia sebagai manifesto proteksionisme yang jelas-jelas menentang azas politik Australia. Australia dalam kancah ekonomi internasional dikenal sebagai negara pendukung dan pejuang ekonomi liberal melalui realisasi pasar bebas (free market). Pemerintah Negara Bagian banyak yang mendukung gerakan moral mencintai produk domestik ini. Ambil contoh negara bagian Victoria yang dengan penuh semangata dan bangga mengatakan bahwa industri pangan Victoria adalah yang terbaik. Bukan sekedar menghasilkan pangan berkualitas premium, juga menjadi andalan dalam penciptaan lapangan kerja bagai warga Victoria. Kampanye gencar yang dilakukan Pemerintah negara Bagian ini dimotori oleh Regional and Rural Development Minsiter, Victoria. Jargon yang dipopulerkan adalah Put Victoria On Your Table yang bermakna cintai, beli dan konsumsi produk-poduk yang dihasilkan Negara bagian Victoria. Negara Bagian Western Australia dengan aktor Western Australian Agriculture and Food Ministergencar melakukan propaganda melalui slogan Buy West Eat Best yaitu himbauan agar warga Australia Barat mengutamakan mencintai, membeli dan mengkonsumsi makanan dan minuman yang dihasilkan warga Australia Barat. Kampanye ini mendapat dukungan kuat dari pelaku ekonomi khususnya para produsen yaitu dengan menerapkan logo dalam stiker dan bungkus  Buy West Eat Best pada produk-produk dan memasang poster di toko-toko. Tidak demikian sikap Pemerintah Pusat (atau Federal) dalam memandang gerakan sosioekonomi Buy Australia. Perdana Menteri dan didukung beberapa menteri menyatakan penolakannya mengingat Buy Australia ini tidak sejalan dengan azas politik pasar bebas dan berpotensi menjadi bumerang atau kontra-produktif terhadap kebijakan industrialisasi dan kebijakan ekspansi perdagangan melalui ekspor. Liberal, demokratis dan federal yang memungkinan pro dan kontra seputar gerakan moral Buy Australia ini masih terus berlanjut dalam pencarian wujud yang disepakati bersama. Wait and See. *) Gambar berjudul Saroong Australia diunduh dari situs yang mengkampanyekan Buy Australia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun