Banyak ide baru kita bisa peroleh dan sering pula kita terperangah saat bincang-bincang yang walau awalnya hanya perajut silaturahmi atau sekedar makan enak dan omong kosong (MEOK) atau dalam Bahasa Inggrisnya dikenal sebagai macrology. Sebagai contoh, beberapa waktu lalu saya MEOK dengan 3 kawan dengan latar belakang dan profesi berbeda -- seniman (pelukis dan arsitek), pebisnis TIK (Teknik Informatika dan Komunikasi) dan pengelola acara (professional convention organizer). Pada awal perbincangan ngalor-ngidul tanpa juntrungan namun saat sang pelukis melontar cerita (bahkan akan berpameran tunggal) tentang aliran melukis yang disebut seni lukis organik (organic painting) maka perbincangan menjadi terarah. Topik ini bagaikan magnit kuat yang membawa dampak polarisasi pada vektor-vektor obrolan sana-sini. Mulailah peluru-peluru pertanyaan untuk pemenuh dahaga penasaran dilontarkan bak peluru ditembakkan dari sebuah senapan mesin ringan otomatis. Seperti biasa, jurus pamungkas 5W+1H diterapkan, yaitu apa, siapa, kapan, mengapa, dimana dan bagaimana melukis dengan aliran organik itu. Silaturahmi MEOK dengan keterbatasan waktu tidak mampu memuaskan dorongan keingintahuan. Ini memicu upaya penyelidikan dan penyidikan dengan bertanya sana-sini -- tatap muka atau jarak jauh, berburu ke toko buku dan perpustakaan (fisik dan maya) dan tidak terlewat berkonsultasi pada kamus untuk mencari tahu definisi dan penjelasan. Dengan kata kunci organic painting maka diperoleh dua pengertian selain aliran seni lukis, yaitu melukis dengan sepenuhnya menggunakan bahan baku dan alat bantu organik, dan yang kedua adalah melukis dengan tema-tema organik seperti tumbuhan, pemandangan dan binatang. Tentunya kombinasi dari ketiganya bisa saja diwujudkan. Organic Painting -- Bahan Baku dan Alat Bantu Organik Istiliah salah kaprah bahan kimia sudah sering dipakai oleh pejuang dan pelaku bisnis bahan organik untuk memojokkan dan menyingkirkan dari kompetisi berebut pasar bahan baku dan alat bantu. Sengaja dikatakan salah kaprah karena secara fundamental bahan kimia dapat dibagi menjadi dua yaitu bahan organik dan bahan non-organik. Dengan demikian, bahan organik adalah juga bahan kimia ! Namun nasi sudah jadi bubur dengan telah mengkristalnya persepsi bahwa bahan organik bukanlah bahan kimia. Bahan kimia dituding sebagai memiliki dampak negatif pada kesehatan bahkan beracun dan tidak ramah lingkungan. Sebaliknya bahan organik diproyeksikan sebagai bahan alam yang ramah lingkungan dan mudah didaur-ulang. Sejumlah seniman lukis juga ikut memperjuangkan go green menggunakan istilah bahan organik. Mereka memilih kanvas untuk melukis hanya dari material yang organik seperti kain dari serat katun, serat rami, serat dari batang padi dan serat-serat tumbuhan dan tanaman lain, organic cellulose. Begitu juga dengan bahan baku cat warna-warni, mereka hanya mau menggunakan jika cat sepenuhnya menggunakan bahan organik, misalnya pewarna yang diekstraksi dari daun, bunga, kulit dan buah. Materi pengikat dan pencair dalam cat juga wajib dari bahan alami seperti getah tumbuhan dan air. Batik tradisional, lurik dan ikat mengikuti aliran ini yaitu hanya menggunakan bahan dan perwarna organik. Idem ditto dengan alat bantu seperti kuas dimana materinya adalah bahan organik seperti serat kayu, rambut manusia dan ekor kuda. Lukisan diatas yang dicuplik dari situs material organik adalah contoh lukisan yang bahan baku (khususnya cat) dan alat bantu (yaitu kanvas dan kuas) sepenuhnya organic painting. Organic Painting -- Melukis Objek Organik Keindahan ciptaan Tuhan YME sering menjadi sumber inspirasi. Pemandangan alam yang indah baik bernuansa matahari terbit, tenggelam bahkan terik dan mendung sering dijadikan obejk lukisan. Begitu pula kehidupan pertanian di pegunungan dengan petak sawah, aliran sungai, kerbau pembajak plus petani. Tak tehitung banyaknya jenis daun, buah dan bunga yang juga memberi inspirasi baik dilukis seindah aslinya atapun dipoles menjadi lukisan kontemporer dan abstrak. Demikian pula lemah-gemulai dan warna-warni kupu-kupu siang ataupun malam (sering disebut sebagai ngengat) menjadi penggerak hasrat mencipta yang divisualkan dalam lukisan. bahkan tak jarang detail dari keindahan alam ini menjadi inspirasi untuk melukis bukan hanya dikanvas namun juga untuk motif dalam pakaian dan hiasan lain seperi saputangan, tas, taplak meja, kasut dan berbagai kriya atau kerajinan tangan. Organic Painting -- Aliran Seni Melukis Kita ketahui bersama bahwa begitu banyak aliran seni melukis. Ada yang mengikuti aliran natural yaitu melukis sesuai keindahan alam dan asli baik pemandangan ataupun lukisan wajah. Raden Saleh dan Basuki Abdullah dua maestro dialiran ini. Ada juga yang memvisualkan kedalam seni lukis berwujud abstrak atau ekspresionis. Affandi dan Umi Dachlan misalnya adalah dua nama besar dalam kategori ini. Tulisan sebagai objek lukisan juga memiliki aliran tersendiri yang kita kenal sebagai kaligrafi. Amri Yahya dan AD Pirous adalah dua tokohnya. Bali yang terkenal sebagai kiblatnya seni dan seniman telah menelurkan aliran seni Bali. AA Gde Anom Sukowati dan I Dewa Nyoman Leper sering disebut sebagai dua pelukis pelopor aliran ini. Tentu masih banyak aliran dan tokoh lain. Generasi baru seniman juga tak berhenti menggagas gaya melukis yang visioner yang tentunya berpotensi menghasilkan aliran baru dalam seni lukis. Tentu pro dan kontra mengikuti perkembangan ini manakala gaya baru itu dicanangkan sebagai sebuah aliran baru. Visualisasi menggunakan alat bantu komputer yang kemudian dipopulerkan sebagai computer art work atau computer graphic adalah contoh kontroversi di tahun 80an. Beberapa tahun terakhir teknologi komputer maju pesat merambah masuk ke dunia seni lukis ditambah dengan teknologi yang memungkinkan penggambaran detail dan akurat dengan paint micro-brush dan mengambil pendekatan organik khususnya kesinambungan dan garis serta likuk dinamis menawarkan sebuah pendekatan baru yaitu seni lukis organik. Seorang artis dengan menampilkan begitu banyak ragam karya-seninya ditambah dengan narasi yang mengalir cantik mengabadikannya dalam sebuah buku berjudul Organica Sekali lagi pengakuan sebagai aliran seni lukis baru menuai perdebatan pro dan kontra. Kalangan seni rajah tubuh (tattoo) sangat menggemari aliran seni lukis ini. Kalangan yang kontra mengatakan bahwa ini bukan aliran baru melainkan cara lama dengan promosi baru. Re-branding menurut istilah dunia pemasaran. Gambar berikut adalah salah satu karya seni lukis organik. Dari ketiga jenis pengertian akan organic painting termasuk diskusi bahkan perdebatan yang telah, sedang dan akan terus terjadi kita dapat menyimpulkan satu hal yaitu kreativitas itu tak ada habisnya. Cipta, rasa dan karsa adalah hasrat manusia untuk melakukan aktualisasi diri. Begitu juga dengan pro dan kontra, itu adalah bagian tak terpisahkan dari dinamika kehidupan manusia. Kreativitas dan inovasi tumbuh bersama peradaban manusia. Keduanya tidak akan pernah terbelenggu oleh kekuatan peradaban baik berupa kekuatan sosiopolitik ataupun teknoekonomi. Keduanya hanya akan berhenti dan musnah jika kiamat (doomsday) telah tiba.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H