Dalam sunyi aku mencoba menunggu,
merajut waktu yang kian pudar.
Sesuatu yang mungkin kau akan katakan,
sesuatu yang mungkin hanya angan.
Entah kapan aku mulai menunggu,
seperti embun menanti pagi yang tak kunjung tiba.
Secercah harapan yang engkau berikan,
serupa bayang yang tersamar di batas cahaya.
Menunggu sesuatu yang tak terucap,
aku mulai menggantung harapan pada bisu.
Terjebak dalam angan yang mengelabui,
kian lelah, kian rapuh, dalam penantian sunyi.
Jika kau tahu, di sini aku terluka perlahan,
membeku dalam rindu yang tak pernah kau tahu.
Namun, tetap saja aku tak bisa pergi,
karena berharap—meski samar, meski perih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H