Mohon tunggu...
Kusma Wati
Kusma Wati Mohon Tunggu... Lainnya - Freelancer

saya seorang yang senang mencoba segala hal yang baru, bermanfaat buat kehidupan, menulis, bercerita, berpuisi, mengajar, dan berwirausaha

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menunggu

12 November 2024   22:22 Diperbarui: 12 November 2024   22:30 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dalam sunyi aku mencoba menunggu,
merajut waktu yang kian pudar.
Sesuatu yang mungkin kau akan katakan,
sesuatu yang mungkin hanya angan.

Entah kapan aku mulai menunggu,
seperti embun menanti pagi yang tak kunjung tiba.
Secercah harapan yang engkau berikan,
serupa bayang yang tersamar di batas cahaya.

Menunggu sesuatu yang tak terucap,
aku mulai menggantung harapan pada bisu.
Terjebak dalam angan yang mengelabui,
kian lelah, kian rapuh, dalam penantian sunyi.

Jika kau tahu, di sini aku terluka perlahan,
membeku dalam rindu yang tak pernah kau tahu.
Namun, tetap saja aku tak bisa pergi,
karena berharap—meski samar, meski perih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun