Mohon tunggu...
Kusma Wati
Kusma Wati Mohon Tunggu... Lainnya - Freelancer

saya seorang yang senang mencoba segala hal yang baru, bermanfaat buat kehidupan, menulis, bercerita, berpuisi, mengajar, dan berwirausaha

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pagi, hari ini

26 Oktober 2024   09:37 Diperbarui: 26 Oktober 2024   10:01 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mentari mengintip malu dari ufuk timur
Membangunkan ku yang masih tidur
Kicau burung bagai musik merdu di pagi hari
Kokok ayam jantan menyatu dalam irama pagi

Embun pagi menetes pelan di ujung dedaunan
Langit biru bergradasi jingga yang memudar
Namun serasa diri ini enggan untuk bangun
Tak ingin mimpi indah semalam memudar

Mentari makin terang merayap pelan-pelan
Mengusir bayang malam yang telah bertahan
Hangatnya menyapa lembut kulit dan hati
Menggoda untuk bangkit dan menjalani hari

Namun tubuh masih tenggelam dalam selimut
Merasakan nyaman untuk terus larut
Dalam bisikan mimpi yang ingin terus kuulang
Tak rela jika mimpi indahku menjadi hilang

Tapi pagi tak menunggu ia terus berjalan
Terus memanggil memberi tanda kehidupan
Dan akhirnya aku bangun meski perlahan
Meninggalkan semua  kemalasan

Bersyukur pagi ini aku masih bernafas
Karunia Allah SWT yang paling besar dalam hidupku
Tak mungkin ku sia-siakan dengan bermalas
Aku akan selalu berjuang dalam kehidupanku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun