Awalnya Saya Cukup dibuat kaget, seorang teman yang selama ini menurut pengakuannya dianggap dan selalu menjadi pergunjingan sebagai perempuan penggoda karena kecantikannya dan kemolekanan tubuhnya di kalangan pejabat pemerintah, bercerita panjang seputar apa yang dilihat dan diketahui di kantornya. Yaa, apalagi kalau seputar urusan perselingkuhan. Tapi dipikir-pikir ternyata fenomena itu seolah menjadi sesuatu yang dianggap biasa.
Di lingkungan pekerjaannya dia mengabsen banyak sekali staff PNS (perempuan) yang menjalin affair dengan sesama PNS atau dengan pejabat yang ada di dalamnya. si Ibu anu dengan pak pejabat itu, bu anu dengan pejabat ini, si itu dengan orang bagian ini atau pensiunan pejabat itu.
Rata-rata para PNS perempuan itu memiliki kelebihan secara fisik, berwajah cantik dan menarik serta tubuh yang menawan. Selain itu mereka juga bekerja di bagian yang sebenarnya cukup penting dan banyak berhubungan dengan urusan penting pula.
Fenomena urusan syahwat di kalangan PNS ini sebenarnya sudah banyak memakan korban. Dalam arti mereka yang ketiban sial karena kepergok wartawan, atau digerebek warga. Entah itu sedang bermesraan di dalam mobil maupun di penginapan. Lalu peristiwa itu muncul dalam pemberitaan dan menjadi pergunjingan. Jika sudah begitu, dia pasti harus menjalani hukuman di mutasi ke tempat yang jauh untuk "diamankan".
Di kalangan PNS muncul seloroh, selingkuh kalau tak ketahuan akan aman, asal jangan kena sial saja. Selain itu kenyataan itu merebak karena dikalangan pejabat seakan berkembang budaya mencontoh dari pimpinannya yang dikesankan doyan poligami. Dalam arti punya istri lebih dari satu.
Betul memang anak buah itu akan bergantung gimana atasannya, jika pimpinan tertinggi punya istri satu dan mencerminkan setia pada keluarga, mereka akan bisa menjalankan panduan dan kebijakan dalam urusan pembinaan kepegawaiannya secara ketat dan keras. Tapi kalau pimpinannya sendiri tak memberi contoh seperti itu, maka anak buahnya pun pasti akan dengan tenang dan senang saja melalukan praktik-praktik nikah siri atau berselingkuh sesama PNS lagi.
Tentunya kita berharap, bahwa hal seperti itu tidak menjadi budaya dan karakter yang melekat di kalangan dunia birokrasi. Karena patologi birokrasi itu sudah banyak, jadi jika terus-terusan ditambah dengan sesuatu yang negatif lagi, maka apalagi yang bisa kita banggakan dari sebuah profesi abdi negara itu.
Tapi mungkin kalimat SLI atau selingkuh itu indah telah menghinggap semua elemen masyarakat tanpa kecuali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H