Mohon tunggu...
Usman Kusmana
Usman Kusmana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang Lelaki Biasa Dan Pegiat Sosial Politik

Menulis itu kerja pikiran, yang keluar dari hati. Jika tanpa berpadu keduanya, Hanya umpatan dan caci maki. Menulis juga merangkai mozaik sejarah hidup, merekam hikmah dari pendengaran dan penglihatan. Menulis mempengaruhi dan dipengaruhi sudut pandang, selain ketajaman olah fikir dan rasa. Menulis Memberi manfaat, paling tidak untuk mengekspresikan kegalauan hati dan fikir. Menulis membuat mata dan hati senantiasa terjaga, selain itu memaksa jemari untuk terus bergerak lincah. Menari. Segemulainya ide yang terus meliuk dalam setiap tarikan nafas. Menulis, Membuat sejarah. Yang kelak akan dibaca, Oleh siapapun yang nanti masih menikmati hidup. Hingga akhirnya Bumi tak lagi berkenan untuk ditinggali....

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Selingkuh di Kalangan PNS? Aaahh Biasa!

17 November 2012   09:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:11 3260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Awalnya Saya Cukup dibuat kaget, seorang teman yang selama ini menurut pengakuannya dianggap dan selalu menjadi pergunjingan sebagai perempuan penggoda karena kecantikannya dan kemolekanan tubuhnya di kalangan pejabat pemerintah, bercerita panjang seputar apa yang dilihat dan diketahui di kantornya. Yaa, apalagi kalau seputar urusan perselingkuhan. Tapi dipikir-pikir ternyata fenomena itu seolah menjadi sesuatu yang dianggap biasa.

Di lingkungan pekerjaannya dia mengabsen banyak sekali staff PNS (perempuan) yang menjalin affair dengan sesama PNS atau dengan pejabat yang ada di dalamnya. si Ibu anu dengan pak pejabat itu, bu anu dengan pejabat ini, si itu dengan orang bagian ini atau pensiunan pejabat itu.

Rata-rata para PNS perempuan itu memiliki kelebihan secara fisik, berwajah cantik dan menarik serta tubuh yang menawan. Selain itu mereka juga bekerja di bagian yang sebenarnya cukup penting dan banyak berhubungan dengan urusan penting pula.

Fenomena urusan syahwat di kalangan PNS ini sebenarnya sudah banyak memakan korban. Dalam arti mereka yang ketiban sial karena kepergok wartawan, atau digerebek warga. Entah itu sedang bermesraan di dalam mobil maupun di penginapan. Lalu peristiwa itu muncul dalam pemberitaan dan menjadi pergunjingan. Jika sudah begitu, dia pasti harus menjalani hukuman di mutasi ke tempat yang jauh untuk "diamankan".

Di kalangan PNS muncul seloroh, selingkuh kalau tak ketahuan akan aman, asal jangan kena sial saja. Selain itu kenyataan itu merebak karena dikalangan pejabat seakan berkembang budaya mencontoh dari pimpinannya yang dikesankan doyan poligami. Dalam arti punya istri lebih dari satu.

Betul memang anak buah itu akan bergantung gimana atasannya, jika pimpinan tertinggi punya istri satu dan mencerminkan setia pada keluarga, mereka akan bisa menjalankan panduan dan kebijakan dalam urusan pembinaan kepegawaiannya secara ketat dan keras. Tapi kalau pimpinannya sendiri tak memberi contoh seperti itu, maka anak buahnya pun pasti akan dengan tenang dan senang saja melalukan praktik-praktik nikah siri atau berselingkuh sesama PNS lagi.

Tentunya kita berharap, bahwa hal seperti itu tidak menjadi budaya dan karakter yang melekat di kalangan dunia birokrasi. Karena patologi birokrasi itu sudah banyak, jadi jika terus-terusan ditambah dengan sesuatu yang negatif lagi, maka apalagi yang bisa kita banggakan dari sebuah profesi abdi negara itu.

Tapi mungkin kalimat SLI atau selingkuh itu indah telah menghinggap semua elemen masyarakat tanpa kecuali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun