Mohon tunggu...
Usman Kusmana
Usman Kusmana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang Lelaki Biasa Dan Pegiat Sosial Politik

Menulis itu kerja pikiran, yang keluar dari hati. Jika tanpa berpadu keduanya, Hanya umpatan dan caci maki. Menulis juga merangkai mozaik sejarah hidup, merekam hikmah dari pendengaran dan penglihatan. Menulis mempengaruhi dan dipengaruhi sudut pandang, selain ketajaman olah fikir dan rasa. Menulis Memberi manfaat, paling tidak untuk mengekspresikan kegalauan hati dan fikir. Menulis membuat mata dan hati senantiasa terjaga, selain itu memaksa jemari untuk terus bergerak lincah. Menari. Segemulainya ide yang terus meliuk dalam setiap tarikan nafas. Menulis, Membuat sejarah. Yang kelak akan dibaca, Oleh siapapun yang nanti masih menikmati hidup. Hingga akhirnya Bumi tak lagi berkenan untuk ditinggali....

Selanjutnya

Tutup

Money

Rajapolah, Rajanya Mengais Rupiah dengan "Polah"

29 Februari 2012   02:42 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:46 2746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Rajapolah merupakan nama satu Kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya. Leluhur dari pihak Bapakku berasal dari sebuah kampung bernama Karangiuh yang ada di kecamatan Rajapolah. Semasa kecil, jika lebaran datang Bapak selalu membawa anak-anaknya untuk menyambangi keluarga Kakek disana, bersilaturrahmi dengan keluarga besarnya. Aku merasakan nuansa tersendiri saat kecil menyusuri pesawahan, naik turunnya jalan tak beraspal, dan mendengar derasnya suara sungai di belakang rumah Kakek. Aku sering bermain dalam selokan kecil dekat rumah bersama anak-anak dari saudara bapak  disana. Masyarakat disana mayoritas bermatapencaharian sebagai petani, ternak itik, dan ibu-ibunya membuat anyaman.

Nah, anyaman itulah yang menarik buatku untuk ku tulis dalam media Kompasiana ini. Aku sempat bertanya pada Bapakku kenapa namanya Rajapolah, jika dilihat dari struktur Kata, maka Rajapolah berasal dari gabungan kata "Raja" dan "Polah", Raja berarti ya sebagaimana umum kita ketahui "orang yang paling berkuasa dalam satu kerajaan, atau yang "paling" dalam sebuah keahlian atau kualitas pekerjaan/barang". Sementara "polah" berarti kreatifitas, karya, atau sesuatu yang bersifat aktifitas kreatif dari manusia.

Orang Rajapolah memang kreatif dalam ber"polah", di Kampung Kakekku jika lebaran itu banyak sekali model panganan olahan dari hasil polah masyarakat, berbagai jenis makanan khas lebaran ada. Opak, Ranginang, Kolontong, Kicimpring, Saroja, dan banyak lagi yang terus terang aku sudah pada lupa. Tapi semuanya merupakan makanan olahan dari berbagai bahan dasar seperti beras ketan, Singkong, ubi, buah-buahan dll. Semuanya khas dan menarik.

Sementara "polah" lainnya adalah dalam hal kreatifitas tangan dalam hal anyaman yang menjadi mata pencaharian masyarakat, bahkan kini bagi beberapa orang di Rajapolah sudah menjadi bisnis yang berskala besar. Jika Anda jalan-jalan ke Tasikmalaya, pasti akan melewati Jalan Nasional di pusat kota Kecamatan Rajapolah yang disisi kiri kanannya sudah banyak pusat-pusat penjualan kerajinan anyaman tangan Rajapolah. Bahkan jika musim libur panjang akhir pekan, mobil-mobil ber plat D dan B berjejer di sekitar pusat penjualan kerajinan tangan tersebut. Mereka rata-rata mencari oleh-oleh kerajinan anyaman tangan sebagai kenang-kenangan dan juga assesories rumah tangga.

Karya 'polah" kerajinan tangan masyarakat Rajapolah itu dapat berupa topi, tas, tempat tisu, dompet, box alat kecantikan, sandal, tempat sampah, tikar dll. Dengan berbahan dasar pandan, eceng gondok, mendong, mereka mengolah itu menjadi hasil anyaman yang menarik dan elegan dengan harga yang relative murah.

Saat ini pengrajin anyaman tangan di Rajapolah sudah termanage dengan baik. Mereka rata-rata menjalankan usaha dengan system pabrik rumahan. Seorang pengusaha menyediakan tempat kerja dengan merekrut tenaga khusus dari warga masyarakat yang ada di Rajapolah dan sekitarnya. Ada juga yang sistemnya di sebar ke rumah-rumah penduduk dengan pola upah sesuai jumlah hasil anyaman yang didapat.

Kini setidaknya ada lebih dari 5 pengusaha besar Rajapolah yang bergerak dalam produksi anyaman yang telah berhasil memasarkan produk anyamannya tersebut ke luar daerah Tasikmalaya bahkan di ekspor ke luar negeri, bahkan saat krisis melanda Indonesia mereka meraup keuntungan yang berlimpah dari eksport nya tersebut. Dan secara ekonomi masyarakat Rajapolah juga terdongkrak dengan keberadaan pusat kerajinan “Rajapolah Permai” yang mampu menarik minat para pembeli dari luar daerah yang kebetulan lewat jalur Rajapolah. Keberadaan kios-kios penjualan kerajinan anyaman tangan tersebut telah menjadi trade mark bahwa Rajapolah memang Rajanya Olah dalam hal anyaman tangan yang bernilai rupiah. Jadi jika ingin oleh-oleh kerajinan tangan nan indah, mampirlah ke Rajapolah.

"Foto diambil dari berbagai sumber"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun