Aku hampir 7 tahun tinggal di sebuah Komplek perumahan elit sekitar Tomang Jakarta Barat. Aku tinggal di rumah dinas pamanku, aku menempati ruang kecil yang biasa dipakai sebagai gudang buku dan alat sekolah, cukup buat tidur dan sholat saja. Karena pamanku bekerja sebagai penjaga sekolah disana. Di depan sekolah Itu terdapat kios dagangan pinggir jalan milik pamanku, tiap aku pulang kuliah aku membantu jagain warung kios tersebut, biasanya hingga pukul 10 malam.
Di sekitar warung dan kompleks SD itu sering berkumpul anak-anak muda kompleks, tapi yang pribuminya. Karena di luar itu hampir tak ada yang bergaul. Sebelumnya aku nggak banyak kenal sama anak-anak muda itu, tapi karena sambil nongkrong itu mereka jajan minuman, rokok dan jajanan lainnya, maka lama kelamaan akhirnya aku mengenal juga mereka semua.
Diantara anak-anak muda yang kumpul tersebut, ada dua orang yang yang secara usia lebih dewasa dibanding yang lainnya, sebut saja inisialnya BA dan AG. Dia lumayan disegani dan diturut oleh yang lainnya, sikapnya urakan dan rese. Aku pun sempat ngalamin bagaimana dia minta ngutang rokok dengan nada bicara ala preman. Awalnya agak bingung juga ngadepinnya, maklum aku anak Desa..hehhe
Hal yang paling mengagetkanku adalah, pernah salah seorang diantara mereka masuk ke dalam kios tempat aku duduk, padahal ruangan warung itu amatlah sempit. Dia bengong aja sambil ngisep sesuatu yang buat hidung dan nafasku nggak nyaman. Aku nggak berani bertanya rokok apa yang mereka isep itu.
Suatu hari aku coba tanya sama anak muda yang agak mulai akrab, " Bang ntu yang diidep oleh Bang AG tempo hari itu apa yaa..Koq gitu baunya.." kataku...
" Oh itu cimeng kang !" jawabnya.
" Cimeng apaan ? " tanyaku lagi
" Akh si akang ini, Ganjaa ganjaa..!" katanya berulang.
" Owh...."Â Bisiku sambil bengong.
Satu hari lagi mereka kumpul, kalo nggak salah hari minggu sore. Aku waktu itu habis nyetrika seharian, karenma jadwal hari minggu itu adalah nyetrika baju semua anggota keluarga pamanku dan bajuku juga. Saat mau mandi karena harus ke wc sekolahan, aku melewati sekitar 5 anak muda yang biasa nongkrong diwarung kios sedang ngumpul di pojok deket kelas tiga. Di tangan salah seorangnya ada sabuk kain yang ditarik kencang dengan giginya, tangannya mengepal, sambil tanga yang satunya lagi megang jarum suntik...
Yang satunya lagi, megang "pahpir" kalo di kampungku, berwarna perak, yang belakangan ku tahu namanya aluminium foil, sambil korek api gas dinyalakan dibawahnya, lalu ada serbuk kayak bedak diatas kertas itu yang asapnya dihirup oleh mereka rame-rame....