Mohon tunggu...
Usman Kusmana
Usman Kusmana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang Lelaki Biasa Dan Pegiat Sosial Politik

Menulis itu kerja pikiran, yang keluar dari hati. Jika tanpa berpadu keduanya, Hanya umpatan dan caci maki. Menulis juga merangkai mozaik sejarah hidup, merekam hikmah dari pendengaran dan penglihatan. Menulis mempengaruhi dan dipengaruhi sudut pandang, selain ketajaman olah fikir dan rasa. Menulis Memberi manfaat, paling tidak untuk mengekspresikan kegalauan hati dan fikir. Menulis membuat mata dan hati senantiasa terjaga, selain itu memaksa jemari untuk terus bergerak lincah. Menari. Segemulainya ide yang terus meliuk dalam setiap tarikan nafas. Menulis, Membuat sejarah. Yang kelak akan dibaca, Oleh siapapun yang nanti masih menikmati hidup. Hingga akhirnya Bumi tak lagi berkenan untuk ditinggali....

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengapa Nabi Muhammad SAW Sukses Mengemban Misi Kerasulannya???

5 Februari 2012   08:19 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:02 3227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hari ini tepat dengan peringatan  kelahiran nabi Muhammad SAW. Umum dikenal dengan maulid nabi. Ratusan juta ummat muslim diseluruh dunia memperingatinya, dengan tanpa tiup lilin. Tapi menggelar pengajian. meskipun sebagain ada yang menyebutnya bid'ah (tak ada dari sono nya), namun sebagai sebuah warisan dakwah yang dilakukan oleh para ulama terdahulu, maka peringatan maulid nabi merupakan model lain upaya mencerahkan ummat dengan didiisi ceramah keagamaan, biasanya mendatangkan muballigh dari jauh, dan biasanya pula ummat berlomba-lomba buat olahan makanan khas rakyat. Sehungga biasanya pula jama'ah yang hadir lebih banyak daripada kegiatan pengajian yang biasa dilakukan, entah itu mingguan atau bulanan. Moment lain yang serupa dengan peringatan maulid nabi atau Muludan, dan menjadi agenda Peringatan hari Besar Islam (PHBI) adalah Rajaban (memperingati Isra Mi'raj Nabi), Muharaman (Memperingati tahun baru Islam, dan Nuzulul Qur'an yang biasanya diselenggarakan di Bulan Ramadhan.

Salah satu hikmah diselenggarakannya peringatan Maulid nabi adalah ikhtiar untuk merefresh atau menyegarkan kembali bahkan harusnya meningkatkan semangat keislaman dan kecintaan kita terhadap Baginda Rosul. Dengan mengenang kelahiran beliau, kita diajak untuk membuka kembali lembar per lembar rangkaian sejarah perjalanan kehidupan beliau, baik menyangkut akhlak kepribadian, misi dakwah, dan model kepemimpinan. Sehingga dari situ kita akan menangkap pesan utama dengan sebuah pertanyaan sebagaimana judul tulisan ini " Mengapa Nabi Muhammad SAW Sukses Mengemban Misinya ?". Sehingga Islam yang lahir di jazirah Arab nan tandus sana, bisa berkembang hingga ke seluruh penjuru dunia, termasuk kita ummat Islam di Indonesia.

Faktor Personal Yang Luar Biasa

Hal terpenting dari upaya mencari jawab atas pertanyaan tersebut adalah terletak pada diri Rosul Muhammad itu sendiri. Beliau sudah dipilih oleh Tuhan untuk mengemban ajaran Islam dengan ajaran Kitab Suci Al-Qur'an sebagai pedomannya. Beliau merupakan manusia terpilih, manusia tidak sebagaimana manusia lainnya, basyarun laa kal basyar. Semenjak kanak-kanak beliau telah bergelar Al-Amin, orang yang paling terpercaya, karena karakternya yang tak pernah berbohong dan tak pernah menyianyiakan amanat serta kepercayaan orang lain kala itu.

Selain itu, sebagaimana pengakuan Tuhan sendiri bahwa dalam diri Muhammad SAW terdapat akhlak kepribadian yang agung " Innaka la'ala khuluqin adhiim", yang senantiasa memberi contoh dan tauladan yang baik "laqad kaana lakum fii rasulillaah uswatun hasanah..". Dalam berbagai aspek kehidupan, baik di rumah tangga akhlaq terhadap istrinya, terhadap tetangga, terhadap masyarakat, negara dan terhadap alam raya. Rosul mengajarkan tauladan paripurna.

Rosul merupakan orang yang memegang teguh karakter satunya kata dengan perbuatan, orang yang paling pertama melakukan sesuatu sebelum beliau menyampaikannya pada ummat kala itu. Pesan kesederhanaan misalnya, rosul merupakan sosok pemimpin ummat dan pemimpin negara yang menjalankan hidup sederhana dan paling mencintai orang-orang lemah, fakir dan miskin serta anak yatim.

Bandingkan dengan pemimpin ummat dan negara saat ini, mereka berceramah dan pidato pada ummat dan rakyat tentang kesederhanaan tapi mereka berlomba-lomba dalam kemewahan dunia. Ustadz-ustadz yang sering muncul di berita infotainment, atau yang berkeliling dalam tabligh akbar, lihat gaya hidupnya, atau pejabat-pejabat negara, mereka bisa memiliki kendaraan lebih dari 3, rumah bagai istana, sementara rakyatnya masih banyak yang kelaparan, sakit tak mampu berobat serta berbagai fenomena yang memprihatinkan lainnya.

Mereka fasih mendalilkan ayat diatas podium, tapi mereka lalai dalam tindakan nyata sebagaimana Rosul contohkan. Padahal sebagai seorang Rosul, saat berbicara tentang shodaqoh, beliau pula lah orang yang paling rajin bershodaqoh. saat berbicara tentang perlindungan terhadap mustadhafiin atau kaum papa, rosul merupakan orang terdepan yang membela mereka.

Rosul memimpin dengan cinta, segenap tugas dan pengabdiannya disertai dan diarahkan dengan dan untuk mewujudkan cinta kasih, rahman rahim. Beliau menjalankan misi kerasulannya dengan mencerminkan Islam Rahmatan Lil Alamiin. Islam yang menjadi ramat, penyejuk, dan penyelamat bagi seluruh alam. Bukan Islam yang identik dengan kekerasan, pengrusakan, dan penindasan. Islam yang Rasul ajarkan merupakan Islam yang memberikan energi kedamaian, ketertiban dan keselamatan. Pranata yang dibangun semata-mata adalah bagaimana mewujudkan kehidupan ummat manusia yang terlindungi agamanya, Jiwanya, Akalnya, Hartanya, dan keturunannya (Hifdz uddiin, Hifdzun nafs, Hifdzul Aql, Hifdzul maal, hifdzun nasl).

Faktor Team Work Yang Komplit dan Solid

Faktor lain yang menjadi jawab atas pertanyaan diatas adalah bahwa misi kerasulan Nabi Muhammad kala itu dibantu selain langsung oleh Tuhan, juga terdapat sosok pendamping luar biasa yaitu Siti Khadijah al Qubra, dan 4 sahabat utama dengan masing-masing keutamaannya. Mereka berhasil menjalankan perannya masing-masing dengan loyalitas yang tinggi terhadap agama dan Rosul, memberikan kemampuan terbaik yang dimilikinya, mereka lah Sahabat Khulafaur Rasyidin yaitu Sayyidina Abu Bakar Ash Shiddiq, Sayyidina Ummar Bin Khothob, Sayyidina Utsman Bin Affan dan Sayyidina Ali bin Abi Tholib RA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun