Mohon tunggu...
Usman Kusmana
Usman Kusmana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang Lelaki Biasa Dan Pegiat Sosial Politik

Menulis itu kerja pikiran, yang keluar dari hati. Jika tanpa berpadu keduanya, Hanya umpatan dan caci maki. Menulis juga merangkai mozaik sejarah hidup, merekam hikmah dari pendengaran dan penglihatan. Menulis mempengaruhi dan dipengaruhi sudut pandang, selain ketajaman olah fikir dan rasa. Menulis Memberi manfaat, paling tidak untuk mengekspresikan kegalauan hati dan fikir. Menulis membuat mata dan hati senantiasa terjaga, selain itu memaksa jemari untuk terus bergerak lincah. Menari. Segemulainya ide yang terus meliuk dalam setiap tarikan nafas. Menulis, Membuat sejarah. Yang kelak akan dibaca, Oleh siapapun yang nanti masih menikmati hidup. Hingga akhirnya Bumi tak lagi berkenan untuk ditinggali....

Selanjutnya

Tutup

Humor

(Humor) Preman Insyaf Jadi Muadzin

25 September 2012   16:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:42 1093
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Di Kampung saya ada preman, sebut saja namanya Udin Sekop. Dia sudah malang melintang cukup lama dalam dunia premanisme di ibukota. Semasa berjaya, Udin Sekop sangat terkenal dan di takuti di daerah Utara Jakarta. Dia orangnya tinggi besar, kulit hitam legam dan berkumis baplang.

Suaranya menggelegar kalau batuk atau berbicara. Berbagai nama binatang di hutan tak pernah sepi dalam setiap pembicaraannya, belum lagi kalau umpatan-umpatan khas daerah saya Sunda, seperti (maaf..bebel, kehed, sia, aing dll)

Suatu hari saya mendengar bahwa Kang Udin Sekop pulang kampung. Warga dan para tetangga heran dan merasa kaget melihat sikap Kang Udin Sekop. Dia menjadi ramah dan sopan, penampilan dan pakaiannya jadi rapi, bahkan suka pake baju koko, kadang-kadang jubah, berkopiah lengkap.

Dia rajin shalat berjamaah ke masjid. Bahkan lama-lama karena saking rajinnya dia selalu datang ke masjid awal waktu sebelum adzan tiba. Sehingga dia mulai coba-coba belajar mengumandangkan adzan melalui speaker masjid. Warga kampung senang bukan kepalang, melihat perubahan sikap Kang Udin Sekop itu.

Karena rajinnya mengumandangkan adzan setiap waktu shalat, pengurus DKM melalui ketuanya meminta kang Udin Sekop untuk bersedia menjadi muadzin dalam shalat Jum'at. Dan diapun menyanggupinya.

Ketika hari Jum'at tiba, Kang Udin Sekop bersiap-siap dengan maksimal, dia pakai jubah putih, pakai sorban dan berkopiah lengkap. Dia ingin terlihat wangi dan sempurna, karena akan menjalankan tugas sebagai muadzin dalam shalat Jum'at yang pastinya akan diikuti oleh seluruh warga lelaki di kampungnya.

Dia duduk di shaf paling depan dekat mimbar khatib. Duduk khusyu sambil baca-baca sebisanya dia. Lalu tibalah waktunya adzan dzuhur sebelum pelaksanaan shalat sunnah dan khatib naik mimbar. Kang Udin sekop pun berdiri persis depan mimbar, dan mengambil mic yang nempel di tempat dudukannya yang dari besi. Dia bermaksud mengambil mic itu agar bisa adzan dengan sempurna dengan cara mic nya di pegang.

Dia berusaha mengeluarkan mic itu dari dudukannya, dia putar-putar sambil di tarik. Dia sedikit grogi dan berkeringat. Para jamaah menyaksikan apa yang dilakukan oleh kang Udin Sekop yang mau adzan itu. Tiba-tiba mic yang sulit di lepas dari dudukannya itu, karena ditarik dengan keras terlepas dari dudukannya, dan mengenai giginya dengan lumayan keras, dan terdengar suara dari pengeras di dalam mesjid itu " Aduh Anjing..Goblog..!" . Ternyata kang Udin Sekop reflek mengeluarkan kalimat itu dan masuk ke dalam pengeras suara......

Hahahahhaha...hanya humor yaa...jangan serius amat menanggapinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun