Mohon tunggu...
Usman Kusmana
Usman Kusmana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang Lelaki Biasa Dan Pegiat Sosial Politik

Menulis itu kerja pikiran, yang keluar dari hati. Jika tanpa berpadu keduanya, Hanya umpatan dan caci maki. Menulis juga merangkai mozaik sejarah hidup, merekam hikmah dari pendengaran dan penglihatan. Menulis mempengaruhi dan dipengaruhi sudut pandang, selain ketajaman olah fikir dan rasa. Menulis Memberi manfaat, paling tidak untuk mengekspresikan kegalauan hati dan fikir. Menulis membuat mata dan hati senantiasa terjaga, selain itu memaksa jemari untuk terus bergerak lincah. Menari. Segemulainya ide yang terus meliuk dalam setiap tarikan nafas. Menulis, Membuat sejarah. Yang kelak akan dibaca, Oleh siapapun yang nanti masih menikmati hidup. Hingga akhirnya Bumi tak lagi berkenan untuk ditinggali....

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Berkantor Di Atas Gondola

22 Februari 2012   10:05 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:19 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di samping kiri  jembatan Tomang Raya menuju arah Harmony terdapat sebuah gedung bertingkat, namanya Gedung Graha Sukanda Mulya. Letaknya persis berada di jalur putaran kolong Jembatan Tomang, yang jika kita mengambil arah kiri akan menembus ke daerah Tomang Banjir Kanal, jika memutar ke arah kanannya kembali ke arah Jl. Tomang raya menuju perempatan jalur tol Tangerang, Gatot Subroto dan Ke kanannya arah Taman Anggrek. Sementara jika pas puteran jalan dari Kolong ambil arah kanan akan menuju ke arah Kota Bambu, Slipi dan Tanah Abang.

Gedung Graha Sukanda Mulya ini adalah Gedung tempat pertama kali saya merasakan suasana kantor. Persis saat pertama kali gedung itu diresmikan penggunaannya, dengan beberapa perusahaan yang sudah mulai menyewa dan beraktifitas di gedung tersebut. Gedungnya berlantai 7 apa 9 ya, terus terang saya sudah agak lupa. Saya merasakan pengalaman ngantor disana selama hampir setahun.  Sekitar pertengahan Tahun 1996 saya masuk kesana dan berhenti pertengahan 1997.

Saya bukan bekerja dengan fasilitas meja lux, kursi empuk dan seperangkat media kerja elektronik seperti  komputer, laptop,  telpon atau fax. Alat kerja saya adalah Sapu, kemoceng, pengepel,  kain lap, penyemprot kaca, dan penarik airnya. Plus berbagai bahan kimia dan pengharum lainnya. Oh ya meja kerja paling pavoritku adalah Gondola. Sebuah rangka besi berukuran 1 x 1,5 M yang hanya muat untuk berdiri dua orang pegawai,  Gondola itu biasa bergelantungan diantara sisi-sisi gedung Depan, samping kiri kanan.

Mengapa Gondola ini menjadi "meja kerja" pavoritku. Ya karena dari ketinggian gedung itulah, saya dapat menyaksikan view Jakarta, bahkan dari gondola itulah selain dapat melihat para karyawan dalam gedung yang cantik-cantik, saya juga dapat sekali-kali mencuri pandang ke bawah, sekitar perkampungan padat penduduk. Ada banyak pemandangan indah namun juga ada yang memerihkan mata, pemandangan indahnya jika ada titik pemandian umum, suka ada yang sedikit asoyyy..heheh, sementara perihnya karena melihat bergelantungannya jemuran segala macem, plus lihat kesemrawutan tata ruangnya yang awut-awutan.

Meski "Meja Kerja" ku dianggap berbahaya, beresiko jiwa, meski terkadang merasakan panas yang menyengat, membakar kulit dan membanjirkan keringat, Tapi moment-moment itu sungguh menjadi pengalaman hidup yang tak dapat dilupakan. Meski dengan hanya bergaji mingguan, Jika datang hari Sabtu terasa cerahnya dunia kala itu, apalagi ada sesama pegawai korpsku, perempuan cantik berbody wah, yang ternyata menyimpan cinta. Rosalinda namanya. Yang sayang tuk ku tolak pesona dan godaan cintanya..hmmm.

Setengah tahun saya menjadi staff, setengah tahunnya lagi saya menjadi supervisor dengan 8 anak buah, 4 laki-laki dan 4 perempuan. Tanpa menghentikan aksiku bergelantungan di Gondola. Karena yang lain tak memiliki keberanian. Untungnya ada bayaran tambahan diluar honor biasanya sebagai petugas cleaning service.

Kini, jika saya melihat berita di televisi, tentang kecelakaan para petugas kebersihan gedung yang tali gondolanya putus dan jatuh, mereka meregang nyawa, mereka cacat dan banyak cerita mengerikan lainnya, saya hanya bisa menerawang ke belasan tahun yang lalu. Saat dimana keterpaksaan untuk bertahan hidup di kerasnya belantara Jakarta, menyatu dengan indahnya romantika cinta seorang petugas Gondola dan pembersih kaca.

Teriring do'a untuk teman-temanku pegawai Graha Sukanda Mulia, Daus, Opik, Rosalinda, Tita dll, semoga kalian berada dalam sebaik-baiknya kehidupan. Amien.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun