Namanya Kang Ujang Hadiat, pria kelahiran Tasikmalaya tahun 1977 dengan 3 anak buah hatinya dari pernikahannya dengan sang istri tercinta Siti Saadah. Saya mengenalnya baru beberapa waktu untuk sebuah keperluan dengan diantar teman. Kang Ujang Hadiat adalah pemilik salah satu percetakan yang berkembang pesat di Tasikmalaya. Namanya Percetakan Al-Ghani yang beralamat di Jl. Gudang Jero Cipedes Kota Tasikmalaya. Saat saya datang ke percetakan nampak kesibukan karyawannya yang sedang membereskan pekerjaan pesanan cetak dari para pelanggannya. Tumpukan material bahan dan finishing cetakan nampak dibanyak sudut tempat dari dua kapling bangunan yang berdampingan miliknya.Â
Saat hari ini saya bertemu, saya menyisipkan beberapa pertanyaan kepada Kang Ujang seputar perjalanan usahanya di bidang percetakan. Kang Ujang bercerita bahwa Pada Tahun 2002 an  dirinya adalah karyawan sebuah percetakan besar di Tasikmalaya, dia bekerja selama 5 tahun hingga tahun 2007. Dari tahun 2007 Kang Ujang kemudian pindah kerja ke perusahaan percetakan lainnya hingga tahun 2017.Â
Pada Tahun 2017 Kang Ujang memutuskan berhenti bekerja dan membuka usaha percetakan sendiri. Dia mengeluarkan modal awal 140 jt. 40 juta dari simpanan dan pinjam sana-sini, sementara yang 100 jt meminjam ke bank. Modal awal itu di belikan 1 mesin cetak GTO, dan bahan serta kontrak tempat di lokasi saat ini. Selama 2 bulan Kang Ujang mengerjakannya sendiri dengan cara makloon, cetak yang sudah jadi design dan settingnya dengan mengambil dari percetakan yang lain.Â
Setelah berjalan 1 bulan, Kang Ujang mengambil karyawan 2 orang karena semakin banyak pekerjaan. Kemudian setelah berjalan 5 bulan mengambil lagi 5 karyawan, sehingga jumlah karyawannya menjadi 7 Orang yang didalamnya sudah ada tenaga setting. Â Setelah berjalan setahun, nambah lagi karyawan 5 menjadi 12 orang, dan bisa membeli lagi 1 mesin GTO dan mesin pemotong karena semakin banyak order cetakan yang masuk padanya.Â
Selepas berjalan 2 tahun, menurut Kang Ujang dirinya menambah lagi karyawan 8 orang dan membeli 1 lagi mesin cetak, sehingga total menjadi 3 buah. Kini tahun 2021 berarti sudah berjalan 3 tahun  jumlah total karyawan Percetakan Al-Ghani sebanyak 22 orang, Ujang juga sudah bisa membeli tempat disamping tempat awal yang dulu di kontraknya, sekarang sudah dia miliki. Rumah di sebelah tempat cetakannya dia beli seharga 1,2 Milyar. sehingga kini dia sudah memiliki 2 tempat usaha cetakannya yang luas dan memadai.Â
Menurut Kang Ujang, rata-rata pelanggan yang memesan cetakan kepada dirinya adalah dari kalangan sekolah, pesantren, perusahaan swasta, para wirausahawan seperti untuk martabak, nasi box dll. Selain itupula buku-buku cetakan, yassin dan doa, buku raport, kalender dan sebagainya. kini perputaran uang dalam sebulan menurut Kang Ujang mencapai kisaran angka 350-400 juta.Â
Saat ditanya apa tips kesuksesan usahanya dibidang percetakan ini, dengan senyum ramahnya Kang Ujang hanya berkata, "Tanggungjawab". Karena menurut ujang, dirinya tak pernah promosi dan menawarkan order kesana kemari, dirinya hanya duduk saja di tempat percetakan. Pesanan pada datang sendiri. "Katingalina mah pabeja-beja ti anu pesen (Kelihatannya saling memberi informasi antar pemesan)" kata Ujang. Â
Hanya saja menurut Kang Ujang, dirinya  menerapkan kepada karyawan prinsip tanggung jawab. Harga normal sesuai standar percetakan yang umum berjalan, Kang Ujang selalu menekankan untuk pesanan cetakan apapun dikerjakan cepat. Kalau ada kesalahan dalam setting, nyetak atau motong, dirinya selalu bertanggunjawab kepada pemesan untuk langsung diganti atau cetak ulang sebanyak apapun itu.Â
Kepada karyawan yang melakukan kesalahan setting, atau cetak atau motong pun dirinya tak pernah memarahinya, "Mun geus puguh salah mah geus we, teu pernah di carekan. ngan ulah deui-deui (Kalau sudah jelas salah mah ya sudah, tak pernah dimarahi, cuman jangan terulang)" Kata Ujang. Sehingga dengan begitu, karyawannya merasa lebih segan dan takut untuk melakukan kesalahan. bukan takut untuk dimarahi oleh dirinya, tapi lebih hati-hati. Sehingga menurut Kang Ujang karyawannya bisa bekerja dengan sungguh-sungguh, senang hati dan gembira. Dan yang terpenting diantara karyawan tercipta kebersamaan dan duduluran. " karasa pisan baheula keur digawe dipercetakan kumaha. (Saya merasakan betul bagaimana dulu waktu bekerja di percetakan)" Pungkas Kang Ujang eh Bos Ujang.Â
Dari sepenggal cerita perjalanan usaha Kang Ujang Hadiat ini, kita bisa mengambil pelajaran, bahwa melakukan apapun, mau kerja atau membuka usaha, asal dilakukan sungguh-sungguh, tanggung jawab, pantang menyerah, dan baik hati akan mendapatkan hasil yang baik.Â