Mohon tunggu...
Usman Kusmana
Usman Kusmana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang Lelaki Biasa Dan Pegiat Sosial Politik

Menulis itu kerja pikiran, yang keluar dari hati. Jika tanpa berpadu keduanya, Hanya umpatan dan caci maki. Menulis juga merangkai mozaik sejarah hidup, merekam hikmah dari pendengaran dan penglihatan. Menulis mempengaruhi dan dipengaruhi sudut pandang, selain ketajaman olah fikir dan rasa. Menulis Memberi manfaat, paling tidak untuk mengekspresikan kegalauan hati dan fikir. Menulis membuat mata dan hati senantiasa terjaga, selain itu memaksa jemari untuk terus bergerak lincah. Menari. Segemulainya ide yang terus meliuk dalam setiap tarikan nafas. Menulis, Membuat sejarah. Yang kelak akan dibaca, Oleh siapapun yang nanti masih menikmati hidup. Hingga akhirnya Bumi tak lagi berkenan untuk ditinggali....

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Rohis dan Persemaian Benih Radikalisme di SMA/SMK

16 Juni 2019   22:31 Diperbarui: 16 Juni 2019   22:32 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Negara kita, akhir-akhir ini mulai disibukan dengan merebaknya paham "radikalisme" Islam yang berkembang di Kampus, terutama Kampus negeri. Ada 18 Perguruan tinggi negeri yang disinyalir tempat bersemai nya paham radikalisme yang mengarah kepada gerakan anti pancasila, lebih jauhnya mereka yang tersusupi oleh paham dan gerakan ala organisasi ikhwanul muslimin dan menjadi aktifis Hizbut Tahrir Indonesia yang sudah dibubarkan oleh pemerintah.

Sebenarnya untuk mengatasi persoalan merebaknya paham keagamaan yang cenderung radikal dan diindikasikan menentang pancasila, pertama-tama selain memantau aktifitas organisasi keagamaan di kampus adalah tak kalah penting untuk memantau rohis di sekolah-sekolah menengan atas dan sederajat yang juga ada di lingkungan pemerintah. SMA maupun SMK Negeri.

SMA/SMK yang saat ini pengelolaannya sudah berada di bawah tanggungjawab pemerintah provinsi, perlu mendapat perhatian serius dari kementerian pendidikan nasional terkait penguatan ideologi Pancasila, Pemantapan kehidupan berbangsa dan bernegara, serta penguatan Islam washatiyyah di kalangan pelajar SMA/SMK.

Biasanya di setiap sekolah SMA/SMK ada organisasi kerohanian berbasis mesjid yang agenda dan kegiatan-kegiatan serta pengisi kegiatannya biasanya para senior alumnus sekolah itu yang terkait dengan organisasi dakwah atau partai politik tertentu. Biasanya PKS. Kegiatannya identik dengan model Kegiatan LDK di kampus-kampus. Semacam ada Liqo, daurah dll yang didalamnya di isi doktrin-doktrin ajaran agama tarbawi ala mereka. Para siswa di persiapkan untuk menjadi kader apabila keluar dari sekolahnya dan ketika kuliah gabung dalam organisasi dakwah kampus dengan model dan metode yang sama.

Mengapa Rohis identik dengan Persemaian bibit pola gerakan dakwah seperti yang dijalankan oleh gerakan tarbiyah ala PKS? Karena selain para pembimbing dan mentornya adalah dari kalangan mereka, maka sesungguhnya para guru agamanya Islamnya yang biasanya menjadi penanggungjawab organisasi Rohis tersebut jika tidak menjadi bagian dari afiliasi gerakan mereka, atau mereka para guru tersebut seakan menganggap biasa dan cuek dibiarkan saja. 

Padahal Karena pola dakwah seperti itullah mulai luntur sikap toleransi antar siswa yang berbeda agama, berbeda suku dan lain-lain. Selain itupula mereka memiliki pemahaman yang keras seputar tidak boleh berteman dengan non muslim, memilih ketua osis yang non muslim, atau setuju terhadap aksi-aksi radikkalisme dan terorisme.

Oleh karena itulah, Beberapa langkah yang harus diambil oleh pemerintah melalui Kementerian pendidikan nasional adalah :

Pertama, Keluarkan Kebijakan yang ditujukan kepada diknas semua provinsi untuk mengidentifikasi dan menata organisasi siswa intra sekolah terutama yang terkait dengan kegiatan rohis di mesjid-mesjid sekolah. Petakan dengan benar dan kenali betul bagaimana kondisi dan perkembangannya.

Kedua, Kumpulkan para guru agama yang selama ini bertugas sebagai pembinanya, berikan pembinaan dan penataran yang terkait nilai-nilai Pancasila dan semangat kebangsaan untuk  meminimalisir perkembangan paham eksklusifisme dan benih radikalisme  dalam beragama diantara siswa-siswi di Sekolah. Termasuk bagaimana memantau aktifitas rohis sekolah

Ketiga, Siapkan kurikulum pembinaan materi keagamaan yang memadukan antara kecintaan terhadap agama sekaligus kepada negara dan sesama manusia. Datangkan mentor-mentor yang mengajarkan Islam moderat atau washatiyyah. sambungkan dengan kalangan ulama pesantren yang memiliki sejarah panjang dengan relasi dakwah Islam di Nusantara yang damai, teduh, santun dan berbasis sanad keilmuan yang jelas. Pesantren kilat dengan tema keagamaan dan kebangsaan harus digalakan pada saat puasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun