Hari Selasa 18/12/2012 kemarin saya mendapatkan undangan dari KPU Provinsi Jawa Barat melalui Kompasiana untuk menghadiri Launching dan Pengundian Nomor Urut Peserta Pilgub Jawa Barat bertempat di gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) Bandung. Kompasianers yang terdaftar dan mendapatkan undangan itu sebanyak 20 orang, diantara yang hadir dari rekan Kompasianers tersebut ada Bu Maria, Teh Okti dan beberapa lainnya.
Acara tersebut disiarkan secara Live mulai pukul. 19.00-21.00 oleh Kompas TV sebagai media partner yang ditunjuk dan bekerjasama dengan KPUD Provinsi Jawa Barat dan Pemprov Jabar serta di dukung oleh PT. Pos Indonesia. Kehadiran saya dalam acara tersebut tentu membawa semangat jurnalisme warga atau “citizens journalism” yang dituntut untuk menangkap suasana, melaporkan apa yang dilihat, didengar, dirasakan dalam perhelatan tersebut dan menuangkannya dalam bentuk tulisan dari persfektif media non mainstream.
Point utama dalam acara tersebut adalah rapat pleno KPU tentang pengundian nomor urut calon, penyerahan soft copy daftar pemilih sementara (DPS) kepada semua kandidat, dan diteruskan dengan penandatanganan nota kesepahaman atau“MoU” pemilu berkualitas antara kandidat, KPU, Panwaslu, KPID, serta Deklarasi pilkada damai antara kandidat dengan KPU, Panwas, Polda Jabar, Kodam III Siliwangi dan Kejati Jawa Barat demi pelaksanaan pilkada yang jauh dari ganjalan dan tekanan.
Dalam pengundian nomor urut calon yang akan dicantumkan dalam kertas suara, pasangan calon perseorangan Dikdik-Toyib mendapatkan nomor urut 1, pasangan Irianto MS. Syaifudin-Tatang Farhanul Hakim nomor urut 2, pasangan Dede Yusuf Macan Effendy-Lex Laksamana Zainal Nomor Urut 3, pasangan Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar nomor urut 4 dan pasangan Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki nomor urut 5.
Menangkap Suasana Kebathinan
Dalam sambutannya, Ketua KPUD Jawa Barat mengungkapkan bahwa pihaknya mengharapkan bahwa Pilgub ini sebagai gerakan seluruh rakyat Jawa Barat demi kemajuan dan kesejahteraan seluruh rakyat. Acara rapat pleno di Sabuga tersebut memadukan sebuah proses tahapan pilgub dengan suasana psikologis yang rekreatif, memadukan formalisme dan hiburan dengan tujuan bahwa pelaksanaan Pilgub ini bisa diikuti oleh seluruh warga Jawa Barat dengan penuh suka cita tanpa kehilangan makna substantifnya untuk melahirkan pemimpin Jawa Barat yang terbaik demi kesejahteraan seluruh masyarakat Jawa Barat.
Oleh karenanya acara launching itu sendiri dilaksanakan dengan suasana yang meriah, diwarnai pegelaran musik dari band Rif asal Bandung, dan beberapa artis lainnya.Semua pendukung masing-masing kandidat cagub/cawagub memadati tribun Sabuga dengan berbagai atribut khas dan teriakan yel-yelnya. Para penyelenggara dari KPUD Kota/Kabupaten serta Panwaslu seluruh Jawa Barat juga hadir yang menunjukan kesiapan seluruh perangkat untuk mensukseskan seluruh tahapan Pilgub Jawa Barat tanggal 24 Februari 2013 nanti berjalan sukses dan damai dengan prinsip langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.
Antusiasme public dan semua stakeholder Jawa Barat menyambut pelaksanaan Pilgub Jabar ini tak lepas dari munculnya keinginan dan harapan yang sangat besar dari rakyat Jawa Barat agar lahir pemimpin yang benar-benar mampu menjawab ekspektasi masyarakat yang begitu tinggi di tengah berbagai permasalahan dan tantangan yang kini dihadapi Jawa Barat. Munculnya pemimpin Jabar Satu atau pemimpin dengan kesatuan kepemimpinan yang tidak dapat dipisahkan yang “Nyantri Nyunda Nyakola” adalah keniscayaan yang condition sine qua non yang harus diperjuangkan oleh seluruh masyarakat Jawa Barat.
Kondisi Existing Jawa Barat Dan Harapan Terhadap Calon Pemimpinnya
Kondisi Existing Jawa Barat dengan luas wilayah sebesar 35.000 Km2, hampir sepertiga luas pulau Jawa dengan 26 Kota/Kabupaten di dalamnya, berpenduduk sekitar 49 Juta jiwa yang sebagain persebaran penduduk terbesarnya mendiami wilayah Kabupaten Bogor, Sukabumi dan Bandung dengan tingkat investasi mencapai angka 200 Trilyun tentu merupakan daerah dengan segudang permasalahan dan tantangan.
Hasil survey yang dilaksanakan litbang Kompas menunjukan bahwa sekitar 36% responden mengungkapkan bahwa permasalahan penyediaan lapangan kerja menjadi permasalahan yang harus segera mendapatkan prioritas, lalu 21 % responden menyebut permasalahan kemiskinan harus segera ditangani. Angka kemiskinan di Jawa Barat kini menembus angka 4,5 Juta jiwa. Tentu persoalan lainnya baik di bidang pendidikan, kesehatan, pertanian, keamanan, serta jejaring ketahanan sosial harus mendapatkan perhatian serius dari pemimpin Jawa Barat kedepan.
Sebagai daerah penyangga utama ibukota, Provinsi Jawa Barat dihadapkan pada tantangan berat yang memerlukan keseriusan, kesungguhan dan kejujuran para pemimpinnya. Jika penduduk Ibukota Jakarta pada siang hari berjumlah 13 Juta, sementara malam hari 9 juta, maka yang 4 Juta itu kebanyakan mayoritas merupakan penduduk Jawa Barat dari daerah Bogor, Depok, Bekasi yang bekerja dan mobile secara aktiftas ekonomi di Jakarta. Sementara sisanya tinggal di berbagai pelosok pedesaan dengan mayoritas mengandalkan hidup dari pertanian dan buruh.
Adanya gap ekonomi dari pergeseran budaya dan pekerjaan, antara kebutuhan untuk mempertahankan basis ekonomi pertanian dan kemajuan industri, jasa dan perdagangan pada sisi yang lainnya memerlukan perhatian nyata dari pemimpin Jawa Barat untuk menjaga keseimbangan ekonomi dan kesejahteraan rakyatnya.
Pemimpin Jawa Barat yang “Nyantri, Nyunda, Nyakola” merupakan jawabannya. Sosok Nyantri adalah Dia yang memiliki akhlak, budi pekerti, moralitas yang mencerminkan religiusitas, jujur dan bersih dengan selalu mengedepankan prinsip bahwa Jabatan sebagai amanah yang akan dipertanggungjawabkan di dunia dan akherat. Sementara Nyunda adalah dia yang memiliki pijakan dan kelekatan dengan akar tradisi kedaerahan tatar pasundan dengan segala nilai etik dan budayanya, yang memiliki kepedulian dan kareueus sebagai pituin Sunda dan bebela terhadap semua tradisi dan budaya Sunda serta menjalankannya dalam ikhtiar mensejahterakan urang Sunda.
Terakhir adalah pemimpin yang Nyakola dalam arti bahwa dia memiliki basis keilmuan dan pengetahuan yang memadai dalam menjalankan kepemimpinannya, Karena Jawa Barat memerlukan sosok yang basthatan fil Ilmi wa basthatan fil jismi, kuat secara kapasitas keilmuan dan kuat secara fisik untuk mengatasi semua permasalahan yang dihadapinya dan memperjuangkan peningkatan kesejahteraan seluruh masyarakatnya.
Figur yang Nyantri, Nyunda, Nyakola itu ternyata dalam hasil Survei Kompas di elaborasi lagi dalam kalimat “ Bahwa 65 % masyarakat Jawa Barat menghedaki pemimpinnya yang Jujur, 15 % yang Beriman, dan 6 % Yang Berani, dan juga yang terpenting adalah Pro Rakyat”. Sebuah gambaran yang sebenarnya mencerminkan kata kunci utama seorang pemimpin Jawa Barat adalah dia yang “ Jujur, Beriman, Berani, Pro Rakyat”. Silahkan masyarakat menentukan pilihannya daripasangan calon yang saat ini ada dalam Perhelatan Pilgub Jawa Barat 23 Februari nanti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H