Mohon tunggu...
Usman Kusmana
Usman Kusmana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang Lelaki Biasa Dan Pegiat Sosial Politik

Menulis itu kerja pikiran, yang keluar dari hati. Jika tanpa berpadu keduanya, Hanya umpatan dan caci maki. Menulis juga merangkai mozaik sejarah hidup, merekam hikmah dari pendengaran dan penglihatan. Menulis mempengaruhi dan dipengaruhi sudut pandang, selain ketajaman olah fikir dan rasa. Menulis Memberi manfaat, paling tidak untuk mengekspresikan kegalauan hati dan fikir. Menulis membuat mata dan hati senantiasa terjaga, selain itu memaksa jemari untuk terus bergerak lincah. Menari. Segemulainya ide yang terus meliuk dalam setiap tarikan nafas. Menulis, Membuat sejarah. Yang kelak akan dibaca, Oleh siapapun yang nanti masih menikmati hidup. Hingga akhirnya Bumi tak lagi berkenan untuk ditinggali....

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Yth.Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia

25 Juli 2012   05:05 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:39 1913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya memang mendapatkan kabar dari semua kejadian tersebut, bahwa petugas-petugas yang aneh-aneh itu di mutasi ke tempat-tempat yang jauh. Tentu hal tersebut merupakan bentuk respon dan reaksi pegawai bapak di level lebih atasnya yang mendapatkan laporan atau masukan dari orang desa yang setidaknya memiliki akses informasi dan melek teknologi.

Namun point utamanya “Bagaimana sich sebenarnya pola rekruitmen pegawai BRI itu pak, koq banyak sekali pegawai BRI unit yang tak memiliki kecerdasan emosional dan spiritual begitu, yang melayani nasabah di tingkat unit dengan gaya arogan, minus senyum, dan menganggap bodoh orang desa. Bapak perlu melakukan pembinaan dan pelatihan kecerdasan emosional dan spiritual lebih intensif khusus untuk para pegawai bapak di tingkat unit agar mereka mampu melayani nasabah dengan baik, sopan, ramah, sabar, ikhlas dan penuh senyum. Karena BRI Unitlah yang paling banyak bersentuhan dengan masyarakat di pedesaan.

Aduh, maaf yaa pak suratnya kepanjangan. Sementara cukup sekian dulu ya pak, mudah-mudahan ada manfaatnya demi perbaikan BRI sebagai Bank “Rakyat” Indonesia kedepannya sesuai dengan kapasitas dan kewenangan yang bapak miliki. Mohon maaf jika ada kata-kata saya yang tidak pantas dan kurang sopan. Semoga kesucian Ramadhan mampu menangkap kesucian setiap amaliah dan pengabdian kita. Amien. Salam.

Orang Desa, 24072012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun