Mohon tunggu...
Usman Kusmana
Usman Kusmana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang Lelaki Biasa Dan Pegiat Sosial Politik

Menulis itu kerja pikiran, yang keluar dari hati. Jika tanpa berpadu keduanya, Hanya umpatan dan caci maki. Menulis juga merangkai mozaik sejarah hidup, merekam hikmah dari pendengaran dan penglihatan. Menulis mempengaruhi dan dipengaruhi sudut pandang, selain ketajaman olah fikir dan rasa. Menulis Memberi manfaat, paling tidak untuk mengekspresikan kegalauan hati dan fikir. Menulis membuat mata dan hati senantiasa terjaga, selain itu memaksa jemari untuk terus bergerak lincah. Menari. Segemulainya ide yang terus meliuk dalam setiap tarikan nafas. Menulis, Membuat sejarah. Yang kelak akan dibaca, Oleh siapapun yang nanti masih menikmati hidup. Hingga akhirnya Bumi tak lagi berkenan untuk ditinggali....

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Tangan di Atas Lebih Mulia, daripada Tangan di Bawah

30 Juni 2012   02:42 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:24 1591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang kawan berkirim pesan via bbm, curhat seputar perjalanan hidupnya yang harus menyelesaikan berbagai persoalan di keluarganya, berkaitan dengan urusan keuangan. Hingga ia mengatakan "saya terus memenuhi kebutuhan mereka, menyelesaikan semua persoalan mereka, sementara untuk memenuhi keinginan sendiri terus tertunda". Saya menjawab "Tuhan memang tidak selalu memenuhi apa yang kita inginkan, tapi Tuhan selalu mengabulkan apa yang kita butuhkan".

"Karena bahasanya masih keinginan, sementara keinginan sumbernya dari syahwat nafsu, maka boleh jadi Tuhan menganggap hal itu belum saatnya terpenuhi, sementara saudara lebih membutuhkan. Oleh karenanya ganti bahasanya, jangan keinginan tapi kebutuhan"

"Tuhan sudah memilihmu untuk menjadi talang rezeki bagi saudaramu itu. Kamu harus bersyukur diberi keberlimpahan rezeki, menjadi talang yang mengalir dengan derasnya.". Itulah beberapa penggalan isi bbm saya dengan seorang kawan tersebut.

Terkadang tanpa sadar kita sudah diberikan tugas dan dipercaya oleh Tuhan sebagai "talang rezeki" orang lain. Kita diberikan kelancaran luar biasa dalam hal mencari rezeki, dan diberikan kelembutan hati untuk selalu meringankan beban orang lain, membereskan beban kesulitan orang lain. Betapa berbahagianya jika kita berada dalam situasi kehidupan seperti itu.

Tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah. Memberi lebih mulia daripada meminta. Mindset berfikir orang yang dalam situasi apapun selalu menempatkan tangannya selalu diatas akan diberikan selalu kemudahan oleh Tuhan. Akan selalu diberikan jalan keluar dari arah yang tak disangka-sangka. "Aku cinta orang kaya yang dermawan, tapi aku lebih cinta orang miskin yang dermawan. Aku benci orang kaya yang sombong. Tapi Aku lebih benci orang miskin yang sombong" begitu firman Tuhan dalam hadist qudsinya.

Menjadi talang rezeki Tuhan, merupakan anugrah terbesar setelah menempel kokohnya Iman dalam hati kita berikut keadaan lahir bathin tubuh yang sehat. Karena kita hidup didunia hakikatnya hanyalah berkebun, bercocok tanam amal kebajikan. Buahnya nanti kita dapatkan sebagai bekal dalam keabadian hidup pasca kematian.

Semoga kita mampu untuk memelihara mindset dan akhlak kita, bahwa Tangan diatas lebih mulia daripada tangan dibawah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun