Mohon tunggu...
Usman Kusmana
Usman Kusmana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang Lelaki Biasa Dan Pegiat Sosial Politik

Menulis itu kerja pikiran, yang keluar dari hati. Jika tanpa berpadu keduanya, Hanya umpatan dan caci maki. Menulis juga merangkai mozaik sejarah hidup, merekam hikmah dari pendengaran dan penglihatan. Menulis mempengaruhi dan dipengaruhi sudut pandang, selain ketajaman olah fikir dan rasa. Menulis Memberi manfaat, paling tidak untuk mengekspresikan kegalauan hati dan fikir. Menulis membuat mata dan hati senantiasa terjaga, selain itu memaksa jemari untuk terus bergerak lincah. Menari. Segemulainya ide yang terus meliuk dalam setiap tarikan nafas. Menulis, Membuat sejarah. Yang kelak akan dibaca, Oleh siapapun yang nanti masih menikmati hidup. Hingga akhirnya Bumi tak lagi berkenan untuk ditinggali....

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Nobar Para Politisi Dan Philosofi Sepakbola

13 Juni 2012   04:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:02 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Saya pernah merasakan suasana nonton bareng dengan teman SMA, dengan teman sekantor dan mendampingi bos nobar bareng masyarakat. Tapi dari sekian pengalaman nobar itu, yang paling menarik dan seru adalah nobar dengan para politisi. Kegiatan itu dilaksanakan pada saat pembukaan EURO 2012 kemarin. Yang memfasilitasinya adalah pengurus KNPI Kabupaten Tasikmalaya.

Sebagai organisasi kepemudaan, yang didalamnya banyak sekali aktifis OKP, aktifis Mahasiswa dan juga politisi, KNPI menjadi rumah bersama yang menjadi tempat berkumpulnya para politisi. Kegiatan itu diselenggarakan di eks gedung DPRD Kab. Tasikmalaya yang kini menjadi kantor Dinas Pertanian. Hadir para mantan ketua KNPI, mantan pengurus, ketua-ketua OKP, pejabat teras pemerintah Kabupaten Tasikmalaya, Wakil Bupati, Sekda, beberapa Kepala Dinas dan anggota DPRD.

Sisi keriuh rendahan nobarnya para aktifis dan politisi itu, memang berhubungan erat dengan suasana psikologis dan kebiasaan mereka yang mampu membaca philosofi sepakbola. Wakil Bupati H. Ade Sugianto dalam sambutannya saja sudah menyentil kesana-kemari, termasuk mengomentari urusan pakaian yang beliau kenakan serta beberapa koleganya yang lain.

" Kalau saya kan dari awal sudah paham, namanya nobar bareng KNPI ya isinya pemuda semua, suasannya santai, jadi yaa saya pake baju santai saja, kemeja kotak ala Jokowi. Lha kalo Pa Basuki yang anggota DPRD kenapa hadir disini pake baju batik? Jangan-jangan bilang ke istrinya mau menghadiri acara undangan pernikahan ya..?" ungkapnya, diiringi suara tawa yang hadir.

Selama pertandingan pun mereka seakan konek dengan naluri politisi mereka. Bagaimana mereka berbicara seputar strategi dan taktik permainan, posisi bermain, dan pola permainan tim sepakbola.

Tapi dari sekian pembicaraan itu, saya menangkap philosofi dari pertandingan bola itu yaitu :

Pertama, Sepakbola bagaimanapun adalah permainan tim. Disana harus ada kerjasama yang baik dan apik antara penyerang, gelandang, pertahanan hingga penjaga gawang. Mereka harus turut pada arahan dan insrtuksi strategi pelatih. Mereka harus sadar kapan menyerang, kapan bertahan, dengan tujuan pokok menggolkan bola ke gawang lawan dan menjaga bagaimana caranya agar gawang sendiri tidak kebobolan.

Dalam politik juga mungkin terjadi seperti itu. Tujuan utama mereka adalah bagaimana agar memenagkan pertarungan menjadi penguasa baik di eksekutif maupun dilegislatif. Semua elit dan pengurus partai dalam perannya masing-masing harus bisa memainkan diri. Seorang kader partai yang menjadi pejabat eksekutif bagaimana memaksimalkan potensi dan peluang dalam kedudukannya tersebut untuk bisa membesarkan partai. Entah dengan aktifitasnya di pemerintahan atau praktik kotornya mengambil dan menggunbakan uang rakyat demi upaya membesarkan partai.

Lihat saja para Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota yang berasal dari kader partai, mereka akan berkolaborasi dengan pengurus partainya yang di DPP/DPW dan DPC untuk bagaimana memaksimalkan potensi kedudukannya demi membesarkan partai. Entah dari program, maupun dari "permainan" anggaran. Kasus yang menimpa M. Nazarudin dengan elit-elit Demokrat lainnya di Kemenpora salah satu contoh paling mudahnya. Kerjasama yang apik antara kadernya di eksekutif dan di legislatif menjadi kata kuncinya.

Kedua, Dalam pertandingan sepakbola kemenangan dengan disertai sportifitas, keindahan dan menariknya pertandingan akan membuat sebuah Tim benar-benar dicintai para fans nya diseluruh dunia. Pemain dengan skill yang baik, tapi dalam bertanding selalu melakukan praktik dyping  atau pelanggaran misalnya tidak akan disukai penonton. Kemenangan yang disertai sportifitas akan lebih dihargai dalam sebuah pertandingan olahraga termasuk sepakbola.

Dalam politik mungkin hal itu idealnya harus juga terjadi, tapi  faktanya, dalam politik hal itu sangat jauh sekali. Politik rumusnya selalu menghalalkan segala cara, agar bagaimana caranya bisa menang pemilu dan menang Pilpres, Pilgub, dan Pilkada. Meskipun harus dengan menggunakan berbagai kecurangan, entah dengan politik uang, black campaign, dll. Sportifitas sepertinya tidak ada dalam politik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun