Mohon tunggu...
Usman Kusmana
Usman Kusmana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang Lelaki Biasa Dan Pegiat Sosial Politik

Menulis itu kerja pikiran, yang keluar dari hati. Jika tanpa berpadu keduanya, Hanya umpatan dan caci maki. Menulis juga merangkai mozaik sejarah hidup, merekam hikmah dari pendengaran dan penglihatan. Menulis mempengaruhi dan dipengaruhi sudut pandang, selain ketajaman olah fikir dan rasa. Menulis Memberi manfaat, paling tidak untuk mengekspresikan kegalauan hati dan fikir. Menulis membuat mata dan hati senantiasa terjaga, selain itu memaksa jemari untuk terus bergerak lincah. Menari. Segemulainya ide yang terus meliuk dalam setiap tarikan nafas. Menulis, Membuat sejarah. Yang kelak akan dibaca, Oleh siapapun yang nanti masih menikmati hidup. Hingga akhirnya Bumi tak lagi berkenan untuk ditinggali....

Selanjutnya

Tutup

Politik

Setrum Manufacturing Hope Dahlan Iskan, Si Cepot dan Tiga Simbol Pesantren

10 Juni 2012   06:55 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:10 1702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari Jum'at malam 8/06/2012 merupakan anugrah tersendiri bagi warga Kota Tasikmalaya. Karena malam itu bertempat di kompleks alun-alun Jl. Otista Kota Tasikmalaya, diselenggarakan pegelaran wayang golek dengan dalang Asep Sunandar Sunarya dari Giriharja III Bandung. Acara itu dihadiri oleh Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan dan juga puluhan ribu pecinta wayang golek di Tasikmalaya yang tumplek memadati alun-alun kota plus disiarkan langsung melalui Radar Tasikmalaya TV.

Acara ini diselenggarakan oleh Koran Radar Tasikmalaya (group Jawa Post), Koran lokal priangan timur yang berkembang begitu pesat yang merupakan bagian dari group perusahaan media milik Dahlan Iskan.

Ada yang menarik memang dari apa yang dilakukan oleh Pak Dahlan Iskan ini. Dalam kapasitasnya sebagai Meneg BUMN beliau menjalakan tugasnya dengan terlebih dahulu berkunjung ke depo Pertamina wilayah Priangan Timur, lalu ke beberapa BUMN yang ada di Tasikmalaya salah satunya PT Dahana yang memproduksi bahan peledak. Tapi bukan itu yang menjadi titik tekan tulisan saya ini.

Ada dua langkah cerdas Dahlan Iskan dalam kunjungannya ke Tasikmalaya ini, Pertama dengan menggelar Acara Wayang Golek dan disiarkan live oleh Televisi lokal milik group perusahannya, dan yang kedua berkunjung ke 3 kutub pesantren yang ada di Tasikmalaya yaitu " Ponpes Cipasung, Ponpes Suryalaya dan Menginap di Ponpes Miftahul Huda Manonjaya.

Pegelaran Wayang Golek dengan Dalang Asep Sunandar Sunarya merupakan sentuhan strum Budaya Sunda yang pasti menyedot antusiasme para pecinta wayang di tatar Sunda. Simbol Si Cepot yang dimunculkan dalam dialog dengan Dahlan Iskan yang mengupas seputar gagasan Manufacturing Hope nya Dahlan Iskan sungguh mengena. Suasana santai dan  Gelak tawa yang muncul dari kelucuan sosok Si Cepot adalah jaminan, plus berpadu dengan percikan gagasan Dahlan Iskan yang mencerahkan.

Bagaimana Panitia mendesign Sang Dalang melalui tokoh wayang si Cepot memancing pembicaraan dengan berbagai pertanyaan yang menjadi pesan utama dari Dahlan Iskan. Dialog diawali dengan ucapan Si Cepot yang menyampaikan terima kasih pada Dahlan Iskan yang mau menyempatkan diri bertatap muka dengan masyarakat Tasikmalaya " Masih muda Bapak, cakep lagi, " ungkap si Cepot dengan gayanya yang khas, dan disambut dengan gelak tawa dari Dahlan Iskan.

Lalu si Cepot meneruskan dialognya dengan sebuah pertanyaan " Apa kontribusi Bapak terhadap masyarakat?". Dan dijawab oleh Dahlan Iskan dengan panjang lebar. Bahwa dirinya kini sedang menggarap persoalan pangan. Bulog, jelas Dahlan tengah giat-giatnya membeli beras dari hasil panen para petani Indonesia. Hasilnya, sudah terkumpul beras sebanyak dua juta ton untuk masyarakat. Jika tahun lalu pemerintah mengimport beras sebanyak 1,7 juta ton, sekarang diharapkan tidak lagi.

Lalu si Cepot bertanya tentang manufacturing hope " Ada yang ingin tahu mengenai manufacturing hope. Itu apa maksud dan tujuan manufacturing hope itu ?" tanya Cepot dengan gelak tawa para penonton. Lalu Dahlan Iskan menjelaskan dengan memberikan gambaran seputar kemiskinan. Menurut Dahlan, mulai tahun ini hingga 10 tahun yang akan datang, ada 10 problem yang harus dipecahkan " Satu problem kemiskinan, kedua problem kemiskinan, ketiga problem kemiskinan, kempat problem kemiskinan. Itu sampai kedelapan problem kemiskinan" Kata dahlan

Menurut Dahlan, bahwa mulai tahun ini hingga 10 tahun kedepan semua elemen harus bergerak untuk mengentaskan persoalan kemiskinan. Dan untuk mengentaskan kemiskinan itu harus diberi harapan " Kalau dalam bahasa Inggris (harapan itu) Hope. Bukan Heup (berhenti) bukan" ujarnya. Ditambahkan Dahlan, kalau harapan itu tidak diberikan kepada orang miskin, maka orang miskin itu frustrasi, putus asa dan tidak memiliki kepercayaan diri. Jadi masyarakat harus diberi harapan bahwa Indonesia ini sudah maju, sudah luar biasa.

Dahlan juga menjelaskan latar belakang kehidupan dirinya yang semasa kecil hidup dalam kubangan kemiskinan, dia menjelaskan latar belakang keluarganya yang adalah seorang buruh tani dan tukang kayu. Bahkan hingga kelas 2 SMA dirinya tidak memiliki sepatu. Namun demikian, menurut Dahlan bahwa miskin dulu dengan miskin sekarang itu berbeda. Walaupun keadaannya dulu miskin, tapi dia tidak pernah merasa menderita, karena hampir semua masyarakat miskin. Tapi saat ini kemiskinan saat ini berurusan dengan faktor keadilan. Sehingga semua pihak harus bersama-sama memecahkan persoalan kemiskinan ini.

Secara gaya komunikasi dan apa yang dikomunikasikan, Dahlan Iskan benar-benar menyihir masyarakat Kota Tasikmalaya dan sekitarnya, dan itu disiarkan langsung melalui saluran televisi radar Tasikmalaya, sehingga otomatis jangkauannya meliputi wilayah-wilayah lain sekitar Tasikmalaya, bahkan Jawa Tengah. Sehingga percikan konsep manufacturing hope Dahlan Iskan ini menyebar secara effektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun