Mohon tunggu...
Usman Kusmana
Usman Kusmana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang Lelaki Biasa Dan Pegiat Sosial Politik

Menulis itu kerja pikiran, yang keluar dari hati. Jika tanpa berpadu keduanya, Hanya umpatan dan caci maki. Menulis juga merangkai mozaik sejarah hidup, merekam hikmah dari pendengaran dan penglihatan. Menulis mempengaruhi dan dipengaruhi sudut pandang, selain ketajaman olah fikir dan rasa. Menulis Memberi manfaat, paling tidak untuk mengekspresikan kegalauan hati dan fikir. Menulis membuat mata dan hati senantiasa terjaga, selain itu memaksa jemari untuk terus bergerak lincah. Menari. Segemulainya ide yang terus meliuk dalam setiap tarikan nafas. Menulis, Membuat sejarah. Yang kelak akan dibaca, Oleh siapapun yang nanti masih menikmati hidup. Hingga akhirnya Bumi tak lagi berkenan untuk ditinggali....

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Endang Hidayat, Meraih Magister Hukum Di Usia 70 Tahun

29 Mei 2012   03:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:39 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13382618002103981079

Namanya H. Endang Hidayat. SH. MH. Biasa dipanggil Pak Hidayat. Beliau lahir pada tanggal 4 Juli 1941, Sehingga saat ini berusia 71 Tahun. Dalam usia itu beliau masih terlihat bugar dengan berbagai aktifitasnya. Mengelola yayasan Pendidikan Aliyah dan SMP Islam, selain itu juga menjadi dosen di 2 perguruan tinggi yang ada di Tasikmalaya yaitu STAINU dan STHG. Pak Hidayat ini dikenal sebagai seorang politisi dan juga tokoh masyarakat yang disegani di Tasikmalaya. Pernah menjabat sebagai Ketua PCNU Kabupaten Tasikmalaya selama 2 periode antara tahun 1985-1995, lalu menjadi Ketua DPC PKB Kabupate Tasikmalaya juga sealam 2 periode antara Tahun 1999-2009. Pernah Menjadi Anggota DPRD selama 3 periode, semenjak zaman orde Baru Tahun 1973. Pada  Pilkada Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2006, beliau terpilih sebagai Wakil Bupati Tasikmalaya tahun 2006-2011 berpasangan dengan Bupati HT. Farhanul Hakim. Dan Saya berkesempatan mendampinginya selama 5 tahun. Beliau sosok Muslim yang taat. Tak pernah meninggalkan sholat berjamaah di mesjid dekat rumahnya jika sedang berada di rumah, tak pernah lepas menjalankan qiyamullail, sholat dhuha sebelum berangkat aktifitas. Penyayang keluarga, ramah dan santun pada sesama. Beliau juga orang yang sederhana, pekerja keras, teliti dan lurus dan bersih dalam menjalankan kepemimpinannya. Satu Hal yang juga sangat menonjol pada beliau, Adalah semangat belajarnya. Pada saat terpilih sebagai Wakil Bupati tahun 2006, beliau mencantumkan gelar dibelakang namanya dengan BA. gelar sarjana muda yang beliau peroleh dari IKIP Bandung pada tahun 1963. Saya tahu persis padatnya kegiatan kedinasan dan kemasyarakatan beliau sebagai seorang pejabat negara. Kegiatan kantor dengan membaca dan meneliti berbagai naskah dinas  dari tiap OPD yang bertumpuk untuk diparaf sebelum masuk ke meja Bupati. Menghadiri kegiatan dan acara formal pemerintahan, serta undangan acara kegiatan keagamaan dari masyarakat yang jumlah kecamatannya mencapai 39 dan desa sebanyak 351 desa dengan kontur daerah Kabupaten yang luas dan bercirikan medan pedesaan. Saya ingat betul suatu hari beliau ngobrol dengan saya: " Man saya mau kuliah lagi, tolong diurus pendaftarannya" " Saya mau ngambil Hukum di STHG" katanya. Saya pun mengurus semua proses pendaftaran beliau. Hingga beliau mengikuti perkuliahan disana dengan mengkonversi beberapa mata kuliah yang sudah diikutinya sewaktu di IKIP. Saya sering mendapatkan kabar dari pihak civitas academika STHG. Betapa mereka kagum sama Pak Hidayat ini. Beliau mengikuti semua proses perkuliahan dengan serius sebagaimana mahasiswa umumnya yang masih muda, perkuliahannya itu dilaksanakan pada hari Jum'at sampai Minggu. Dan beliau benar-benar terlihat semangat belajar untuk menguasai materi-materi perkuliahan. Hingga tahun 2008 beliau diwisuda sebagai sarjana hukum (SH) dalam usia 67 tahun. Selesai menamatkan S.1, beliau meneruskan mengambil program Pascasarjana di tempat yang sama, beliaupun mengikutinya dengan sangat serius, bahkan mahasiswa yang masih muda saja terlihat heran dan kaget dengan kedisiplinan mengikuti perkuliahan, hingga mengikuti semua proses dan kewajiban kemahasiswaan, seperti membuat makalah, praktek dll. Padahal mereka tahu dengan usia beliau yang sudah menginjak hampir 70 tahun, dan kepadatan aktifitasnya sebagai seorang Wakil Bupati. Saya saksi hidupnya bagaimana beliau menjalankan tugasnya sebagai seorang wakil yang banyak menghandle tugas-tugas Bupati yang berhubungan dengan kepemerintahan dan kemasyarakatan. Karena sang Bupati yang notabene sudah menjabat di periode kedua, terlihat tidak lagi berkinerja sebagaimana di periode pertama. Pada tanggal 4 Maret 2010, Pak Hidayat diusianya yang menjelang 70 tahun diwisuda sebagai magister Hukum di STHG, Dengan prestasi yang Sangat memuaskan, diantara mahasiswa-mahasiswa lainnya. Saya terus terang menemukan sosok yang luar biasa dari beliau. Pribadi sholeh, bersih, santun dan disegani oleh kawan dan lawan, memiliki semangat belajar yang tinggi. Beliau tanpa ragu bertanya pada staf-stafnya termasuk saya jika ada hal yang kira-kira ingin lebih dipahaminya seputar apapun, termasuk materi perkuliahan yang diikutinya. Sebagai seorang Pejabat Negara, beliau benar-benar tidak sebagaimana umumnya. Tak pernah neko-neko dan aji mumpung. Dan saya bersyukur pernah belajar kehidupan dari sikap dan langkah yang beliau jalankan dalam kepemimpinannya. Tak banyak memang orang-orang dengan kualifikasi moral dan karakter pribadi dan kharisma yang kuat seperti beliau. Sebagai seorang pembelajar, beliau juga benar-benar menjadi inspirasi bagi kami-kami para staffnya yang masih muda-muda. Sehingga ada diantara kami pun yang terpacu mengikutinya dan menyelesaikan S2. Benar kiranya, bahwa belajar dan menuntut ilmu itu memang tak mengenal usia. Sekiranya memiliki keinginan dan semangat untuk terus menuntut Ilmu, tak ada salahnya untuk terus belajar. Bukankah kewajiban menuntut ilmu itu dari semenjak buaian ibu hingga masuk liang lahat? Minal mahdi ilal Lahdi..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun