Mohon tunggu...
Usman Kusmana
Usman Kusmana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang Lelaki Biasa Dan Pegiat Sosial Politik

Menulis itu kerja pikiran, yang keluar dari hati. Jika tanpa berpadu keduanya, Hanya umpatan dan caci maki. Menulis juga merangkai mozaik sejarah hidup, merekam hikmah dari pendengaran dan penglihatan. Menulis mempengaruhi dan dipengaruhi sudut pandang, selain ketajaman olah fikir dan rasa. Menulis Memberi manfaat, paling tidak untuk mengekspresikan kegalauan hati dan fikir. Menulis membuat mata dan hati senantiasa terjaga, selain itu memaksa jemari untuk terus bergerak lincah. Menari. Segemulainya ide yang terus meliuk dalam setiap tarikan nafas. Menulis, Membuat sejarah. Yang kelak akan dibaca, Oleh siapapun yang nanti masih menikmati hidup. Hingga akhirnya Bumi tak lagi berkenan untuk ditinggali....

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Nyimeng, Mete Yang Bikin Mate..!

1 Februari 2012   13:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:11 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Asli, Aku hanya melihat sepintas sambil jalan saja, dan aku tak berani bertanya, tak berani melarang, karena aku belum tahu sama sekali. Selain itu, mereka juga anak orang-orang kaya di kompleks itu, ada yang anak pejabat, anak pengusaha, anak pedagang di pasar tanah abang, dan sebagainya. Sementara aku hanya orang desa yang numpang tinggal di sodara.

Akhirnya, lama-lama aku dikasih tahu oleh pamanku, bahwa kebiasaan mereka anak-anak muda komplek itu sebagai nyimeng dan mete. Menghisap ganja dan Menghisap putaw atau pete. Seminggu sekali mereka sering melakukan ritual begitu di kompleks sekolahan. Dan Tak ada yang berani melarang atau melaporkannya. Padahal di dekat sekolah itu ada ketua RW.

Di tahun ketiga aku tinggal disana, Aku mendengar kabar bahwa salah seorang diantara yang dua orang yaitu AG meninggal, katanya karena OD. Lalu tak lama kemudian si AB katanya ketangkep polisi, ternyata dia termasuk BD atau bandar di kompleks itu yang diincar polisi, tapi katanya nggak sampai diproses hukum, 3 hari dah dikeluarkan lagi, ditebus 20 jt, oleh salah seorang yang punya jaringan dengan pihak polda kala itu.

Bagiku melihat kenyataan itu agak miris juga, dan ada getar bathin, aku bisa berbuat apa yaa. Lalu aku mencoba bergaul lebih dekat dengan mereka. Dalam suatu moment pertemuan dengan tokoh-tokoh RW di kompleks itu aku diundang hadir, salah satunya pengurus RW merencanakan untuk menghidupkan kembali Karang Taruna RW. Aku ikut memberikan saran masukan, dan akhirnya menjadi salah seorang wakil ketua saja.

Aku mencoba memberi pemahaman keorganisasian pada mereka, bagaimana merancang kegiatan, hingga akhirnya lama-kelamaan karang taruna di RW ku bertambah anggotanya, kebetulan ada beberapa anggota perempuan gabung, sekitar 6-7 orang kalo nggak salah. Cukup menjadi warna juga dalam perjalanan kegiatan.

Test case kala itu aku merancang kegiatan 17 agustus. Aku buatkan proposal secara matang, aku guide bagaimana memaksimalkan pendanaan melalui sumbangan sukarela warga, awalnya aku dampingi menemuin penghuni kompleks terus disisir sambil mengajak bicara warga yang didatangi seputar kegiatan anak-anak muda kedepannya, Alhamdulillah mereka banyak yang merespon, hingga terkumpul anggaran yang tak disangka, hampir 10 jt lebih. Dan semua rangkaian acara berlangsung meriah dan sukses. Anak-anak muda semangat sekali menjalaninya. Ada gurat kebahagiaan di wajah anak-anak muda itu, hingga di akhir pertanggungjawaban anggaran, sisa uang disepakati untuk tour ke anyer, untuk kendaraan bis aku ajukan pinjaman ke HUBAD, jd cukup biaya bensin sama sopir saja.

Di pantai Anyer, suasana keakraban, keceriaan mewarnai kami semua. penginapan dan makan ditanggung semua. dan kami benar-benar merasakan kenikmatan atas hasil kerja keras bersama. Kegiatan-kegiatan lainnya yang dilakukan RW kemudian dilakukan bersama dengan karang Taruna, Ada Kegiatan Kurban, PHBI dan sebagainya. Aku menjalani kegiatan bersama anak-anak muda itu sekitar 3 tahun, sampai kami punya taman bacaan, ngurus anak-anak jalanan yang biasa mangkal di dekat lampu merah Tomang.

Dan Aku menyaksikan setelah 3 tahun kompleks itu diisi dengan berbagai aktifitas tadi, maka Aku menyaksikan bahwa tak ada lagi anak-anak yang nyimeng dan mete. Bahkan lama-kelamaan ada diantara teman-teman karang taruna tersebut yang tertambat hatinya. Saling jatuh cinta. Kini kalau tidak salah ada Dua Pasangan suami istri dari hasil tongkrongan anak-anak Karang taruna kompleks itu.

Karena sesuatu hal, dan kuliahku juga telah selesai, Aku pulang kampung.

Tapi terus terang, sampai saat ini aku merindukan mereka.

Semoga Nyimeng dan Mete tak lagi datang ke Tomang. Karena sudah terbukti, nyimeng dan mete hanya bikin mate (mati).....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun