Mohon tunggu...
Usman Kusmana
Usman Kusmana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang Lelaki Biasa Dan Pegiat Sosial Politik

Menulis itu kerja pikiran, yang keluar dari hati. Jika tanpa berpadu keduanya, Hanya umpatan dan caci maki. Menulis juga merangkai mozaik sejarah hidup, merekam hikmah dari pendengaran dan penglihatan. Menulis mempengaruhi dan dipengaruhi sudut pandang, selain ketajaman olah fikir dan rasa. Menulis Memberi manfaat, paling tidak untuk mengekspresikan kegalauan hati dan fikir. Menulis membuat mata dan hati senantiasa terjaga, selain itu memaksa jemari untuk terus bergerak lincah. Menari. Segemulainya ide yang terus meliuk dalam setiap tarikan nafas. Menulis, Membuat sejarah. Yang kelak akan dibaca, Oleh siapapun yang nanti masih menikmati hidup. Hingga akhirnya Bumi tak lagi berkenan untuk ditinggali....

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Saya Kompasianer, dan Saya Caleg

2 April 2014   20:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:10 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya sampaikan pada mereka sebuah ketersinggungan saya sebagai warga Kecamatan Jamanis ketika ada seorang anggota DPRD mengatakan " Biarkan saja Usman Kusmana berbusa ceramah dan pidato dalam silaturrahmi, pada akhirnya orang Jamanis mah diakhir diberi uang Rp. 20.000 juga Gempar" katanya. Saya sentuh nurani terdalam mereka, sehingga mereka merasa tersadar bahwa sebagai komunitas warga masyarakat kecamatan yang notabene religius ternyata dipersepsikan seperti itu oleh seorang politisi.

Kedua saya katakan kepada mereka apa sebenarnya substansi peran, tugas pokok dan fungsi seorang legislator yang mewakili suatu daerah. Fungsi Legislasi, Budgeting dan Controling saya bedah sejelas-jelasnya, lalu bagaimana kapasitas seorang wakil rakyat itu amatlah penting untuk mampu mengawal dan memperjuangkan aspirasi masyarakat di suatu daerah (dapil).

Bangunan komunikasi dan sillaturrahmi serta brainstorming yang menyentuh, logic dan rasional membuat banyak tokoh di daerah saya berbalik arah, dan banyak membantu saya secara pergerakan maupun materi. Sering untuk acara kumpul-kumpul ngobrol dan diskusi itu, rokok kopinya datang dari para simpatisan, termasuk kalau harus"ngaliwet".

Saya punya beberapa tim dan relawan yang tangguh secara keteguhan sikap, fisik, maupun finansial. Mereka tak melulu memandang materi dan fnansial yang ada pada saya. Mereka begitu rela, semangat dan habis-habisan membantu saya, dengan atau atas inisitatif pergerakan mereka sendiri. Asal saya siap hadir, diskusi, ngumpul dan ngobrol, mereka senang. "Ada pencerahan " katanya. Maka tak heran sehari saya bisa menghadiri sillaturrahmi sampai 8 titik lokasi, berangkat jam 8 pagi pulang jam 02 pagi..hehe

Oleh karenanya. Bagi saya, karena niat mencalonkan diri jadi Caleg juga semata ibadah, semata mengabdi pada masyarakat, maka saya nothing to lose saja. Yang penting semua mikhtiar maksimal saya sudah saya jalankan sesuai pola dan cara saya. Urusan akhir nanti menang kalah, Allah SWT ytahu yang terbaik buat hambanya. Jadi yaa saya enjoy saja menulis di Kompasiana. Menuliskan secuil pengalamannya...disaat yang lain jor-joran mempersiapkan "Serangan Fajar".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun