Mohon tunggu...
Usman Kusmana
Usman Kusmana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang Lelaki Biasa Dan Pegiat Sosial Politik

Menulis itu kerja pikiran, yang keluar dari hati. Jika tanpa berpadu keduanya, Hanya umpatan dan caci maki. Menulis juga merangkai mozaik sejarah hidup, merekam hikmah dari pendengaran dan penglihatan. Menulis mempengaruhi dan dipengaruhi sudut pandang, selain ketajaman olah fikir dan rasa. Menulis Memberi manfaat, paling tidak untuk mengekspresikan kegalauan hati dan fikir. Menulis membuat mata dan hati senantiasa terjaga, selain itu memaksa jemari untuk terus bergerak lincah. Menari. Segemulainya ide yang terus meliuk dalam setiap tarikan nafas. Menulis, Membuat sejarah. Yang kelak akan dibaca, Oleh siapapun yang nanti masih menikmati hidup. Hingga akhirnya Bumi tak lagi berkenan untuk ditinggali....

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kang Pepih Nugraha, Sang Inspirator Menulis Urang Lembur

7 Oktober 2014   05:27 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:06 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Senin sore tadi, tanpa sengaja saya bertemu dengan kang Pepih Nugraha, pendiri blog keroyokan Kompasiana di RM SPBU Singaparna Kabupaten Tasikmalaya.

Saya surprise banget bertemu dengan salah seorang jurnalis senior Kompas yang saat ini juga menakhodai Kompas.Com. Bagi saya Kang Pepih ini merupakan guru menulis saya, Terutama diawali saat saya sedang jatuh cinta menulis di Kompasiana. Beberapa kali saya ikut acara workshop kepenulisan yang diselenggarakan oleh Kompasiana untuk para blogger yang biasa nulis d kompasiana. Bahkan bersama Om Jay saya pernah mengundang Kang Pepih ini untuk berbagi ilmunya dalam acara workshop yang saya selenggarakan di Tasikmalaya.

Kang Pepih ini emang asli orang Ciawi Tasikmalaya. Dalam beberapa kali bertemu dan berdiskusi, Saya menemukan kisah-kisah menarik dan inspiratif. Orangnya asyik diajak ngobrol dan diskusi, Tak pelit ilmu kalau ditanya seputar dunia tulis menulis. Percikan-percikannya di media sosial facebook begitu kritis dan tajam dengan bahasa yang lugas.

Pertemuan sore tadi juga memberi motivasi tambahan bagi saya untuk kembali merangkai kata, menumpahkan percikan pemikiran berikut merekam setiap peristiwa dan pengalaman yang dijakani, Termasuk masukan dari kang Pepih yaitu seputar perjalanan dan pengalaman selama kukurusukan di tengah masyarakat dalam kiprah politik saya. Bahkan beliau meminta agar semua di record dalam bentuk tulisan, siapa tahu nanti bisa di terbitkan.

Kang Pepih memang keren. Sang inspirator menulis urang lembur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun