Mohon tunggu...
Kusmana
Kusmana Mohon Tunggu... Lainnya - SMKN 1 Sumedang Jawa Barat

-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kalau Anda Tidak Suka Sama Saya, Maka Saya Tidak Akan Tunjukkan Muka Di Hadapan Anda

19 Oktober 2024   20:28 Diperbarui: 19 Oktober 2024   20:37 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Karakter orang bermacam-macam, ada yang keras ada yang lembut, ada yang terbuka ada juga yang tertutup dan lain sebagainya. Kalau boleh saya deskrifsikan sedikit mengenai diri saya. Saya lahir dari keluarga sederhana yang tinggal di pinggiran kampung. Ayah saya seorang Petani dan Ibu saya seorang Ibu rumah tangga, untuk membantu perekonomian keluarga ibu saya membuka warung kecil-kecilan di rumah.

Dari hasil pernikahan ayah dan ibu saya lahirlah saya, sebelum menikah dengan ibu saya, ayah saya sudah pernah menikah dan memiliki tiga orang anak, satu orang anak laki-laki dan dua orang anak perempuan.

Ibu saya pun sebelum menikah dengan ayah saya pernah menikah dengan yang lain dan  memiliki satu orang anak perempuan tetapi anak-anak ibu dan ayah saya tidak tinggal serumah dengan saya karena mereka sudah pada menikah dan tinggal di rumahnya masing-masing dengan suami atau istrinya serta anak-anaknya. Saya dan kakak saya yang seibu dan sebapak itu jarang bertemu,mungkin setahun sekali kalau lebaran atau kalau ada keperluan keluarga saja, sehingga kami kurang akrab walaupun saudara seibu dan sebapak tidak seperti keluarga lain. Apalagi setelah ayah dan ibu kami sudah tiada berpulang ke Rahmatullah kami semakin jarang bertemu setahun sekali setelah lebaran pun juga tidak. Flash back lagi ke belakang, ketika dulu masih ada orang tua saya tinggal dengan ayah dan ibu di pinggiran kampung boleh dibilang saya cenderung introvert, boleh dibilang juga saya seorang anak laki-laki yang kuper kadang saya merasa rendah diri dan kurang percaya diri, saya merasa kurang motivasi sehingga saya lebih sering menyendiri di rumah, saya tidak lepas bebas bermain seperti anak laki-laki lain. Hal itu mungkin karena saya menyadari kekurangan yang ada pada diri saya dan keluarga saya yang tak punya. Selain dari itu mungkin saya merasa tidak ada figur kakak yang menjadi teman bermain bersenda gurau di rumah sedangkan ayah dan ibu dari pagi sampai sore pergi bekerja ke sawah atau kebun. Keadaan seperti itu berlangsung dari mulai saya kecil

Sampai saya lulus sekolah menengah atas saya tidak kost tapi saya masih tetap tinggal dengan orang tua dan tidak pernah bermain jauh ke mana-mana. Boleh dibilang saya seorang anak yang kurang bisa bergaul dengan orang lain, boleh dibilang saya itu seorang anak yang kurang pergaulan atau kuper, boleh dibilang juga saya seorang anak yang egois, mungkin boleh dibilang juga saya seorang anak yang introvert. Saya seorang anak yang kurang disukai oleh anak-anak lain karena saya kurang asyik kalau diajak berbicara,ngobrol  atau bermain dengan mereka sehingga mereka tidak mau mengajak saya untuk bermain.

Setelah saya lulus sekolah menengah atas di kabupaten kemudian saya mendaftarkan diri untuk melanjutkan kuliah di salah satu perguruan negeri di Bandung. Mungkin kebetulan saya diterima karena saya menyadari saya bukan tergolong anak yang pandai atau cerdas  atau apalah sehingga saya diterima untuk kuliah di perguruan tinggi tersebut. Nah dari sinilah awal kegundahan saya, saya merasa bingung karena saya seorang anak kampung yang kuper, introvert,egois,dll saya tidak pernah jauh dari orang tua, saya tidak pernah bermain jauh selanjutnya saya harus tinggal di tempat baru, asing jauh dari orang tua. Walaupun ada keluarga bibi yang tinggal di Bandung tetapi mereka tidak welcome, kurang akrab dan jarang bertemu sehingga saya merasa canggung. Tetapi apa boleh buat demi masa depan yang lebih baik saya harus memberanikan diri untuk menjalani kehidupan baru beradaptasi di tempat yang baru. Tiba waktunya saya harus mulai masuk mengikuti jadwal perkuliahan. Sebelum mulai perkuliahan saya harus mengikuti kegiatan OPSPEK terlebih dahulu, saya merasa bingung lagi apa itu OPSPEK dan di mana saya harus tinggal belum ada. Dua hari sebelum kegiatan OPSPEK saya mencoba memberanikan diri melangkahkan kaki berbekal doa dari orang tua saya berangkat dari rumah orang tua ke Bandung naik angkutan umum karena saya tidak memiliki kendaraan pribadi.

Saya berangkat dari rumah orang tua yang berada di pinggiran kampung agak jauh dari jalan desa apalagi jalan aspal, setelah minta izin dan doa dari orang tua, saya berangkat pagi-pagi berjalan kaki menyusuri jalan setapak jalan kampung selanjutnya keluar menyusuri jalan desa menuju jalan aspal kabupaten untuk menunggu angkutan umum yang menuju terminal bus kabupaten Sumedang. Cukup lama menunggu kedatangan angkutan umum yang lewat karena mobil angkutan umum colt waktu itu masih jarang tidak seperti sekarang. Setelah mobil colt angkutan umum datang terus saya naik sampai terminal bus Ciakar Sumedang. Dari terminal Bus Ciakar Sumedang saya naik bus Medal Sekarwangi jurusan Bandung yang menuju terminal Cicaheum bandung. Sampai di terminal bus Cicaheum Bandung saya naik angkot jurusan Ledeng menuju tempat saya akan mengikuti Opspek dan perkuliahan yang sebelumnya saya tidak tahu dan belum pernah ke sana, tetapi setelah saya bertanya kepada sopir angkot akhirnya sampai juga di tempat yang dituju. Sesampainya di kampus tempat saya akan mengikuti kegiatan OPSPEK saya bingung lagi ke mana tempat yang harus saya datangi untuk mengkonfirmasi kegiatan yang akan dilaksanakan. Saya melangkahkan kaki menyusuri jalan dan lorong kampus itu, saya putuskan untuk melihat papan pengumuman yang ada di kampus itu barang kali ada informasi mengenai kegiatan OPSPEK untuk mahasiswa baru.

Sesampainya di depan papan pengumuman ternyata benar terlihat ada informasi mengenai jadwal kegiatan OPSPEK untuk mahasiswa baru waktu itu saya catat di kertas yang saya bawa. Kalau zaman sekarang mungkin bisa menggunakan ponsel untuk memoto informasi yang ada di papan pengumuman, tetapi waktu itu saya tidak mempunyai ponsel karena ponsel waktu itu belum ada seperti sekarang kalaupun ada waktu itu saya tidak akan mampu untuk membelinya maklum karena saya orang tak punya. Setelah saya menulis informasi yang ada di papan pengumuman selanjutnya saya melanjutkan melangkahkan kaki menyusuri jalan dan lorong mau melihat-lihat keadaan sekitar kampus. Sambil saya berjalan saya berpikir nanti kalau kegiatan OPSPEK nanti saya harus tinggal di mana. Saya terus melangkahkan kaki hingga sampai di halaman mesjid kampus yang terlihat sangat asri dan ramai dikunjungi oleh para mahasiswa mungkin untuk sekedar duduk-duduk santai beristirahat sejenak,ngobrol-ngobrol  atau menunggu waktu adzan tiba untuk shalat di mesjid kampus. Saya berinisiatif untuk singgah duduk sejenak di teras mesjid kampus beristirahat untuk selanjutnya kalau sudah adzan Duhur mau shalat dulu di mesjid kampus itu. Ketika saya sedang duduk di mesjid kampus tersebut saya berpikir lagi mengenai tempat tinggal ketika nanti OPSPEK, setelah lama berpikir saya punya ide bagaimana kalau nanti OPSPEK tidur malamnya untuk sementara di mesjid kampus saja dulu sebelum memenukan tempat kost. Kebetulan ketika saya sedang duduk tidak jauh di depan say ada petugas kebersihan mesjid sedang menyapu halaman mesjid kampus itu. Say bangkit dari duduk kemudian saya mendekati petugas kebersihan mesjid itu saya bertanya apa boleh kalau untuk sementara selama kegiatan OPSPEK saya bermalam di mesjid kampus. Petugas kebersihan mesjid itu menyarankan kepada saya untuk menghubungi pengurus atau DKM mesjid kampus itu minta izin boleh tidaknya bermalam di mesjid kampus itu. Saya menuruti saran dari petugas kebersihan mesjid kemudian menuju ke ruangan pengurus mesjid kampus yang berada di samping mesjid kampus itu. Setelah bertemu dengan pengurus mesjid kampus itu saya menyampaikan maksud dan tujuan minta izin untuk sementara bermalam di mesjid kampus selama kegiatan OPSPEK sebelum menemukan tempat kost dan alhamdulillah saya diizinkan untuk sementara bermalam di mesjid kampus tersebut. Saya sangat berterima kasih telah diizinkan untuk bermalam di mesjid kampus selama mengikuti kegiatan OPSPEK. Selanjutnya tiba waktunya kegiatan OPSPEK dilaksanakan saya pun mengikuti kegiatan OPSPEK dari pagi sampai sore hari malam harinya saya tidur di mesjid kampus, bahkan ada bagusnya juga saya tidak pernah kesiangan karena bangun lebih awal untuk mengikuti shalat subuh berjamaah di mesjid kampus tersebut sampai kegiatan OPSPEK selesai, saya berpamitan, mengucapakan terima kasih ke pengurus karena telah diperbolehkan untuk bermalam selama mengikuti kegiatan OPSPEK. Di akhir pembicaraan pengurus mesjid kampus itu bertanya kepada saya apakah saya sudah mendapatkan tempat kost selama mengikuti perkuliahan, saya menjawab belum. Pengurus mesjid kampus itu menyarankan kepada saya untuk mendaftar ke pihak kampus untuk tempat tinggal di asrama mahasiswa putra kampus itu. Setelah saya pikir-pikir boleh juga, bahkan lebih baik tinggal di asrama lebih aman dari pada kost di luar kampus. Atas saran pengurus mesjid kampus saya mendaftarkan diri untuk tinggal di asrama putra kampus itu. Saya tinggal di asrama putra kampus alhamdulillah saya tidak dipungut biaya alias gratis, saya tinggal di gudang asrama putra sambil membantu petugas kebersihan asrama untuk membantu bersih-bersih dan maintenance asrama. Selama saya kuliah saya tinggal di asrama putra, saya tidak terlalu banyak bergaul karena saya merasa kurang bisa bergaul dengan yang lain, karena saya anak kampung yang kurang PD. Saya fokus kuliah, selebihnya membantu membereskan asrama, saya jarang pulang ke rumah orang tua karena tidak cukup ongkos dan menghemat bekal dari orang tua. Selama kuliah saya belajar banyak hal, saya anak kampung yang ingin belajar, mendewasakan diri di tempat kuliah untuk masa depan yang lebih baik. Selain belajar di ruang kuliah saya juga mengikuti kegiatan organisasi mahasiswa yang ada di kampus. Saya tergabung di HIMA dan SEMA, awalnya saya canggung harus berhadapan dengan orang-orang yang pandai-pandai dan idealis, saya harus beradaptasi dan akhirnya terbiasa dan tidak disangka saya seorang anak kampung yang kuper terpilih menjadi aktivis terbaik dan mendapatkan piagam penghargaan sebagai aktivis terbaik dari Ketua HIMA, dan Ketua Jurusan waktu itu. Selama saya tergabung di HIMA dan SEMA karena banyak kegiatan saya sering bermalam di ruang HIMA dan SEMA sesekali di asrama sampai lulus kuliah dan diwisuda. Selama kuliah tidak ada keberanian saya untuk mendekati seorang mahasiswi karena saya sadar dengan kekurangan diri, saya orang tidak punya tidak seperti yang lain. Saya sadar saya orang yang tidak pandai bergaul dengan yang lain, saya sadar diri saya orang yang egois mungkin orang lain tidak akan suka kepada saya. Maka, Hari demi hari saya jalani biasa-biasa saja tanpa ada romansa cinta yang istimewa dengan wanita. Itulah saya, Kalau Anda Tidak Suka Sama Saya, Maka Saya Tidak Akan Tunjukkan Muka Di Hadapan Anda.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun