Dalam hal kematangan diri pribadi penulis merasa memiliki kemampuan untuk mengelola emosi, beradaptasi dengan perubahan, dan berkolaborasi dengan rekan-rekan guru. Keduanya saling mendukung, di mana kematangan diri pribadi dapat mengoptimalkan kualitas pengajaran, sedangkan kompetensi yang baik juga berkontribusi pada pengembangan kematangan individu dalam lingkungan pendidikan.
Analisis untuk implementasi dalam konteks Calon Guru Penggerak
 Pada penghujung rangkaian pembelajaran modul 3.3 ini penulis mulai merenungkan kembali, memikirkan hal - hal apa saja yang sekiranya dapat dilakukan sebagai upaya mewujudkan kepemimpinan murid baik dalam ranah intrakurikuler, kokurikuler waupun ekstra kurikuler.Â
Sebagai guru tentu untuk mewujudkan semua itu saya membutuhkan dukungan dari kepala sekolah, rekan guru, orang tua dan sumber daya sekolah dan hal ini justru menjadi motivasi terbesar saya untuk menghadirkan berbagai prakarsa perubahan yang dapat memberikan dampak yang signifikan bagi terwujudnya kepemimpinan murid.Â
Upaya kolaborasi tentu harus saya kedepankan agar semua pihak dapat memfasilitasi, menjembatani dan ikut terlibat aktif dalam mewujudkan berbagai prakarsa perubahan tersebut.
Kepemimpinan murid memiliki karakteristik yang meliputi kemampuan untuk mengendalikan diri dan tanggung jawab atas tindakannya masing-masing.Â
Selain itu, keterampilan berinteraksi sosial menjadi landasan penting, karena lingkungan pendidikan yang mendukung dapat mendorong kepercayaan diri dan motivasi siswa. Ketika siswa merasa dihargai, mereka lebih cenderung untuk menunjukkan karakteristik kepemimpinan yang positif.Â
Mewujudkan kepemimpinan murid dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, antara lain: kemampuan menetapkan tujuan, melakukan refleksi diri, dan bertindak secara bertanggung jawab dalam berkontribusi di lingkungan sekolah.Â
Keteladanan dari guru juga berperan penting, karena metode pengajaran yang menginspirasi dapat mempengaruhi motivasi siswa untuk menjadi pemimpin yang memahami dan menghargai berbagai perspektif. Melalui pendekatan yang positif dan suportif, siswa dapat dibimbing untuk mengembangkan karakter kepemimpinan yang efektif.
Tantangan dalam mewujudkan kepemimpinan murid di sekolah, dapat dibagi menjadi tiga bagian. Pertama tantangan yang berasal dari dalam diri murid sendiri antara lain kesadaran diri murid tentang peran mereka sebagai pemimpin, kemampuan untuk menghadapi situasi yang ambigu dalam pengambilan keputusan, serta adaptasi terhadap perkembangan teknologi yang terus berubah.Â
Murid perlu memahami bagaimana keterlibatan mereka dalam perilaku kepemimpinan dapat membentuk identitas mereka sebagai seorang pemimpin.Â
Selain itu, mereka harus mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di lingkungan sekitar mereka. Kedua, tantangan yang berasal dari warga sekolah meliputi perubahan paradigma dimana banyak guru yang belum dapat mengubah cara pandang dan kebesaran hati untuk mendukung kepemimpinan murid, sehingga tidak hanya memposisikan diri sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pembimbing yang mempercayai potensi siswa.Â