Kita mengenal sapi Bali yang memiliki daya tahan terhadap penyakit, tingkat reproduksi, dan tingkat produktivitas yang tinggi pada kondisi lingkungan tropis dan keterbatasan pakan. Kita juga mengenal sapi Madura, selain sebagai sapi potong (pedaging), juga banyak digunakan dalam tradisi karapan sapi. Di luar kedua jenis sapi itu, Indonesia masih memiliki sapi galekan di Jawa Timur, sapi pesisir di Sumatera Barat, dan sapi aceh di Nanggroe Aceh Darussalam. Pernahkah kita membayangkan asal-usul atau nenek-moyang sapi-sapi lokal ini berasal dari mana?
Ada dua kelompok besar sapi yang banyak diternakkan di dunia. Pertama sapi India (zebu) atau Bos indicus, dan kedua sapi Eropa atau Bos taurus. Kita dengan mudah mengenali kedua jenis kelompok sapi ini dari penampakan fisiknya.
Sapi India dicirikan oleh penampakan seperti punuk atau peninggian di bagian pundaknya. Ciri ini tidak dimiliki oleh sapi Eropa.
Contoh sapi India di antaranya ongol, brahman, dan sahiwal, sementara itu contoh sapi Eropa di antaranya limousin, angus, simental, dan FH. Sapi FH merupakan sapi tipe perah sementara sapi lain yang disebutkan sebelumnya tipe pedaging.
Selain sapi india dan sapi eropa, kelompok jenis sapi lain ialah kouprey (Bos sauveli), gaur (Bos gaurus), banteng atau tembadau (Bos javanicus), dan aurochs (Bos primigenius).
Kouprey, gaur dan banteng ketiganya tersebar luas di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Aurochs saat ini sudah dinyatakan punah.
Sapi-sapi lokal di Indonesia, menurut penelitian Mohamad dkk. (2009), menunjukkan adanya unsur genetik dari dua tetua, yaitu sapi India dan banteng.
Analisis DNA mitokondria, kromosom-Y, dan mikrosatelit menunjukkan banteng memberikan kontribusi genetik sebesar 10%−16% pada sapi-sapi Aceh, pesisir, dan peranakan ongol (PO) di wilayah Sumatera.
Kontribusi genetik banteng yang lebih besar (20%−30%) terdapat pada sapi Madura dan Galekan. Sementara itu, sapi Bali, baik yang terdapat di wilayah Sumatera, Bali, dan Sulawesi menunjukkan 100% genetik banteng.
Penelitian Mohamad dkk. menunjukkan peran banteng dalam memberikan kontribusi genetik pada sapi-sapi lokal di Indonesia. Sapi aceh dan sapi pesisir menunjukkan dominansi genetik sapi india. Meski dominan sapi india, sapi-sapi ini tetap mendapatkan sebagian kecil genetik banteng.