Aku tidak peduli, karena dia bukan anakku. Dan persetan dengan kura-kura itu. Â Â Â
Â
III
Mereka tiba-tiba jadi gila.
Mula-mula mama, setiap pagi aku menemukannya bersama baba tengah berada diruang tamu. Sambil memandang ke arah sofa yang kosong melompong. Kemudian mama menggeleng sambil di ikuti baba --yang juga menggeleng. Lalu mereka saling menatap dalam tanda tanya dikepala mereka masing-masing.
Yang ku tahu mama memang terlihat aneh semenjak kematian paman Jodi, orang yang selalu disebutnya sebagai saudara tertua ayah --meskipun aku tahu semua itu tipu muslihat belaka.
Mama jadi sering menatap kearah kura-kura di dalam akuarium pemberian paman Jodi sebagai hadiah ulang tahunku yang kelima. Entahlah apa yang ada dipikirannya, semua hal yang berhubungan dengan paman Jodi pasti akan membuatnya jadi aneh.
Lalu papa, terakhir ku lihat tanpa sengaja membuang kresek dibelakang rumah dengan cara diam-diam. Bukan perkara apakah itu salah atau tidak, melainkan hal itu nampak sekali tidak masuk akal, terlebih dibagian belakang rumah terdapat sebuah tulisan: Di larang membuang sampah di tempat ini.
Setelah ku selidiki (karena tanpa sepengetahuan papa aku mengambil kresek yang sudah ia buang itu) dan ternyata sampah yang terbuang itu adalah sebuah boneka dari jerami tertulis nama seseorang disana. Nama itu: Jodi.
Dengan tusukan jarum disekujur badan boneka itu.
Â