"Tidak mungkin!"
"Kenapa?" Bentak Dinda.
"Iya tidak mungkin" suara itu menghalus ditelinganya.
"Kenapa? aku juga perempuan, apa bedanya!"
"Sudahlah, cepat layani aku, sudah kubayar sewamu!"
"iya, tapi kenapa?" Dinda memburu kepastian.
"Karena mimpi seperti itu hanya pantas untuk orang kaya, sadarlah!"
"Baiklah, cepat selesaikan urusanmu disini, lalu pergi!"
"Aku sudah membayarmu!" balas suara itu mendesirkan angin ditelinga Dinda, seperti menghembuskan dendam dan kotoran yang tidak mungkin ingin dilihat oleh orang - orang yang bermimpi ingin jadi Kartini.
"Buang mimpimu itu, ketempat sampah jalang!" suara itu menghilang melewati dinding hitam, menyisakan dendam yang meradang di dada Dinda.