Mohon tunggu...
Muhamad Kurtubi
Muhamad Kurtubi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengajar di pendidikan nonformal, Ketua PKBM Edukasi Jakarta

Menulis itu mudah yang susah mempraktekannya. Mempraktekkan itu mudah kalau sudah banyak menulis... Jadi sering-seringlah menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Waspada Penculikan dan Mutilasi Anak Marak Kembali

6 Agustus 2010   08:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:16 3505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_217693" align="alignleft" width="150" caption="waspada penculikan anak sumber: google.com/image"][/caption]

Hatii-hati bagi orang tua yang punya anak kecil. Ada modus penculikan yang aneh, anak kecil diculik diambil bagian tubuhnya dan dikembalikan lagi dalam posisi sudah meninggal dan di dalam kantong bajunya ada uang 10 juta.

Itu yang dikatakan oleh taman kerja saya siang ini, saat mendapat telepon dari isterinya di kampung,  agar segera pulang. Sebab di kampungnya tepatnya di Pegaden, Subang, Jawa Barat, tengah heboh, telah terjadi penculikan anak kecil. Sudah ada 4 anak menjadi korban penculikan, begitu kata isteri teman kerjaku.

Cerita lebih lanjut, anak-anak kecil itu diculik orang-orang tak dikenal, menurut warga di sana, cirri-cinya membawa mobil, lah ciri lainnya?, ya gak ngerti wong tidak diceritakan. Anak-anak itu diculik, dan sehari kemudian ditemukan sudah tidak bernyawa dengan kedua matanya hilang, terlihat juga bekas jahitan di beberapa bagian tubuh. Rupanya penculik mengambil bagian organ. Namun yang aneh, saat dikembalikan, di kantongya ada uang 10 juta.

Kabar yang mengagetkan ini datang dari kawan kerja di kantor. Dia diakabari oleh isterinya yang memberitahukan bahwa di kampong isterinya, Pegaden, Subang, Jawa Barat telah terjadi 4 kali penculikan anak-anak. Tentu saja si isteri kawanku inikembang kempis perutnya saking hawatirnya, karena diapun memiliki anak semata wayang. Dus, sumianya yang tengah bekerja di Jakarta ini segera pulang ke kampung.

Peristiwa kedua, cerita dari teman sekantor juga ia mengabari anak tetangganya diculik, tepatnya di darah Ragunan. Namun cerita detilnya belum saya dapatkan. Mungkin nanti cerita bisa bersambung.

Peristiwa ini membuat saya yakin, kerena begitu status baru tentang masalah ini saya upload, reaksi berdatangan. salah satunya, teman sekampung saya di Cirebon, mengabarkan lewat facebook membenarkan peristiwa itu. Di Cirebon para polisi sibuk menyebarkan pamflet agar orang tua menjaga anak-anak dari tindakan penculikan tak beradab ini.

***

Jika benar kabar ini adanya, kenapa media tidak mengupas dan membuat headline setidaknya untuk peringatan kepada para penculik sekaligus kepada para orang tua.

Kenapa penculik mengembalikan uang 10 juta, ini yang aneh, apakah sebagai tebusan terhadap anak yang diculik. Atau ingin dibilang penculik yang beradab dan bertanggung jawab.

Apakah ini merupakan praktek-praktek donor organ yang mungkin sangat di butuhkan dalam dunia kedokteran. Para penjahat rupanya mencium bau wangi akan uang milyaran jika mendapatkan organ tubuh yang dibutuhkan.

Apakah.. apakah, lah sungguh sulit menebak siap pelakunya. Yang jelas kabar ini membuat was-was para orang tua yang memiliki anak, tidak tahu kalau di antara mereka ada yang berharap anaknya diculik dan dikembalikan lagi dengan uang 10 juta. Walah dalah……

Postingan terkait: - @Ragile Derita pembantu rumah tangga dinegeri muslim sempurnakah puasa kita - @LH Aborsi ach dilema hati  nurani - @Hazmi Srondol Cara menolak rayuan spg cantik - @Della Anna Gila …., Memalukan ! PERKOSAAN Oleh Anggota DPR - Partai Demokrat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun