Mohon tunggu...
Muhamad Kurtubi
Muhamad Kurtubi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengajar di pendidikan nonformal, Ketua PKBM Edukasi Jakarta

Menulis itu mudah yang susah mempraktekannya. Mempraktekkan itu mudah kalau sudah banyak menulis... Jadi sering-seringlah menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kyai Pesantren Bakar Al Quran

9 September 2010   06:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:20 2168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_253998" align="alignleft" width="300" caption="Aksi bakar quran di pesantren. Sumber: perisai.net"][/caption] Aksi bakar quran di pesantren ini dilakukan secara terang-terangan menjelang lebaran. Bahkan bukan kyai saja, tetapi melibatkan para santri. Bahkan aksi bakar al quran ini juga diikuti oleh warga  pesantren. Aksi memprotes rencana gereja The Dove World Outreach Center (DWOC) pimpinan Pastor Terry dan Sylvia di Gainesville membakar Alquran tepat pada peringatan tragedi 9/11 hari ini,  banyak menuai protes. Sampai Presiden SBY pun ikut serta dalam aksi penolakan dengan cara mengirim kepada Presiden Amerika Serikat, Obama. Aksi serupa bermunculan di berbagai media nasional dan asing. Umat Islam pun dibuat geram. Namun berbeda di kampung pesantren, tepatnya di Buntet Pesantren Cirebon. Aksi bakar quran sudah kerap dilakukan, dan seringkali menjelang lebaran Idul Fitri atau hari-hari lain. Bagaimana itu bisa terjadi, mari saya ajak Anda untuk memasuki wilayah kampung pesantren ini. Di pesantren yang didirikan cukup tua ini terdapat lebih dari 40 pondok dalam satu kampung. Di dalamnya berbaur masyarakat antara keluarga kyai, santri dan warga sekitar. Perpaduan pesantren yang bercampur dengan warga ini membuat sulit membedakan mana santri dan mana warga asli. Nah, saat menjelang lebaran, warga pesantren ini sudah terbiasa mempersiapkan segala sesuatu menjelang lebaran, termasuk mengecat rumah, menyiapkan kue lebaran dan kesibukan yang paling penting adalah bersih-bersih rumah. Al quran di kampung pesantren ada banyak terdapat di masjid, mushola, kamar-kamar asrama.  Quran ini sudah menjadi menu bacaan setiap hari. Ada yang sebulan sekali membaca quran, ada yang sehari dua juz dan ada pula yang terbiasa menghatamkan setiap seminggu sekali. Hal ini rutin dilakukan baik oleh santri, keluarga kyai mapun warga buntet sendiri. Tentu saja Quran yang sehari-hari dibaca itu menjadi lapuk karena sering dijamah oleh tangan pembacanya, dibolak-balik. Kondisi quran yang rusak sering kali berceceran, sobek dan lusuh. Saat itulah buku-buku agama, Bukan saja alquran, kitab-kitab gundul (kitab kuning) dan buku-buku agama juga mengalami kondisi lapuk dan pada sobek-sobek. Nah,  itulah saat beres-beres tempat menjelang lebaran ini, buku-buku yang tidak dipakai, kitab dan al quran dikumpulkan dan digabung menjadi satu. Selanjutnya disiram dengan bensin, dan disulut dengan api. Itulah aksi pembakaran al quran di pesantren. Kaum santri percaya bahwa al quran itu adalah kitab suci dan menyentuhnya harus suci. Karenanya,  ceceran kertas quran itu jangan sampai terinjak oleh kaki. Untuk menyelamatkannya maka jalan yang terbaik adalah dibakar. Jadi aksi bakar quran itu adalah justru untuk menyelamatkan nash al quran itu sendiri. Bagaimana menurut sampean ?

Selamat Hari RayaIdul Fitri 1431 H

Mohon Maaf Lahir dan Batin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun