[caption id="attachment_200356" align="alignleft" width="150" caption="Bermula dari Selingkuh"][/caption] Gara-gara suka bercanda, tersenyum dan bicara blak-blakan, tukar foto, alamat dan bicara yang indah-indah serta suka curhat-curhatan, seperti masalah pekerjaan, dan curhat tentang orang-orang terdekat, kini saya terperangkap dalam jerat-jerat cinta yang semu. Selingkuh! Keadaan ini sulit dihindari dan cenderung apatis pada aturan. Dan dengan tanpa izin isteri saya yang sah, kini saya memberanikan diri menjadi dia sebagai isteri kedua. Saat saya lontarkan masalah serius di tulis ini, untuk menghindarii kalau saya kawin siri. Tapi jelas-jelas saya tulis di sini. Saya siap mengambil resiko jika isteri saya yang sah sekarang ini, membaca Kompasiana. Berani tenan? Ya jelas ada rasa takut ketahuan. Tapi mudah-mudahan hubungan ini tidak sampai ketahuan isteri saya. Tapi kalaupun tahu, saya sudah siap dengan segala resiko. Mungkin saya sudah ketutup mata hatinya kali. BTW, semua yang saya lakukan bisa saya pertanggung jawabkan. Yang selama ini saya lakukan dengan isteri, untuk menghindari masalah ini, saya berusaha untuk melupakannya. Berusaha sekuat mungkin jangan sampai ketahuan. Alhamdulillah hingga kini, iseri saya tetap setia dan tidak mencurigai saya. Secara psikologis saya dan mungkin laki-laki yang lain memiliki kemampuan keep in touch dengan isterinya agar tidak sampai ketahuan. Kisah hubungan intensif ini bermual kira-kira tahun 2000 awal. Awalnya, saat saya melihat dia seperti kebanyakan para gadis yang lncah dan menggairahkan. Sebagai laki-laki normal, saya dan mungkin siapa saja, akan tertarik. Hanya saja keberanian dan kemampuan untuk berhubngan secara khusus tdak setiap lelaki memiliki, benar kan? Hayo siapa yang memiliki kebaranian. Kebetulan saya dilahirkan dan dibesarkan di kampung pesantren yang diajarkan bagaimaan memahami konsep-konsep agama, salah satunya adalah bahwa dalam kitab wahyu ditulis, orang yang beristieri dua tiga dan empat itu dibolehkan manakala memiliki kemampuan adil. Saya pikir adil menurut Tuhan pastilah berbeda dengan adil menurut manusia. Artinya, konsep adil ini bagaimana manusia memahaminya. Misalnya adil kalau para isteri bisa menerima dan mengizinkan menikah lagi. Atau bagaimana caranya agar bisa menjaga hubungan baik antara isteri dan suami meskipun isteri pertama tidak tahu. Inilah yang banyak dipraktekkan para suami dengan nikah sirrinya. Dan pada kenyataanya, orang-orang seperti Puspo Wardoyo, bos restoran Wong Solo, cukup sukses menjalaninya dengan beberapa ister. Antara hubungan suami isteri dengan hubungan bisnis pak Puspo mampu memanajnya. Aku pikir asal bisa memperlakukan isteri dengan kasih sayang dan tentu saja pilih-pilih isteri yang mau dipoligami, maka tidak mustahil. Buktinya lagi, klub poligami itu juga sudah didirikan. Ini satu pertanda bahwa poligami tidak bisa dihindari, meskipun banyak pihak yang menentangnya. Dan satu lagi, Majelisi Ulama Indonesia (MUI) yang banyak mengeluarkan fatwa haram, sampai sat ini belum ada fatwa haram poligami. Justru malah mempersoalkan arah shalatnya sendiri juga merek kopi tertntu diharamkan dan baru-baru ini ESQ tengah digodok dan siap-siap mendapat keputusan. Banyak suami-suami yang beristeri dua tiga dst, juga tidak konform dengan isteri terlebih dahulu. Mereka menikah diam-diam (sirri) dihadapan penghulu tidak resmi seperti kyai. Bahkan yang lebih parah selingkuh utuh pun dijalani, alias tidak terikat perkawinan. Kalau masalah ini saya tidak mampu membahasnya, sebab di luar keyakinan saya. Terjerat dengan cinta semu dan tidak bisa dilupakan inilah yang ternyata mendera kehidupan pribadi saya. Laki-laki mana yang tidak bisa melupakan kalau ada partner kerja atau teman yang baik hati, di saat sedih dia bisa menghibur, di saat mendapat takanan, dia tidak sungkan-sungkan memberikan saran dan nasehat. Inilah yang sangat berbeda saat saya di rumah, isteri yang saya cintai sekarang ini, memang baik hati, tetapi kadang ada sesutu yang menjadikan persoalan yang sulit diredam. Berantem! Seperti juga ditulis oleh mbak Mariska Lubis (ML) yang sering menyoroti masalah hubungan suami isteri, maka jelas hubungan yang saya alami merupakan jenis penyimpangan namun sebuah kenyataan yang tidak bisa lepas di masa sekarang.Mbak ML di satu sisi mempersoalkan namun kadang menyentuh sisi nurani kemanusiaan, bahwa seksualitas katanya, merupakan bagian dari kenyataan yang tidak bisa ditutupi. Semua dikembalikan kepada nurani dan ideologi masing-masing. Yang penting jangan sampaai dari persoalan ini ditundukkan pada porsinya, bukan menjadi persoalan yang untouchtable. Kkarena masalah seksualitas adalah karunia yang perlu dijaga dan dirawat dengan baik sesuai dengan rasa kemanuisaan dan keadilan, wah sorry mbak ML, gak mudeng aku menjelaskannya. Dari pertimbangan agama, tidak dilarang, pertimbangan kemanuisaan, merasa tidak enak, jika ada kawan akrab itu disiasiakan. Dan satu lagi, hubungan aneh ini menjadi jeratan setiap laki-laki dan juga para wanita sekalipun. Saya berani bertaruh betapa banyak yang melakukan ini. Saya anggap menjadi wajar dan karena saya tetap berstandarkan agama, maka saya memiliki rasa takut jika selingkuh ini menjadi model. Makanya saya beranikan diri mengawininya KIni dia saya jadikan ia isteri kedua. Ya, benar. Karena sudah hampir sepuluh tahun saya terus melalukan hubungan denganya. Tidak saja bertatap muka, tetapi sudah melalui YM, SMS, facebook, ketemu di milis, dan di blog dan bahkan sudah berani bersentuhan dengan lebih jauh. Astaghfirullah, kalau sudah beini saya merasakan betapa aliran darah kotor mengalir di diri. Namun itu tadi, sulitnya bukan main untuk menyudahinya. Pernah saya meminta saran kepada seorang kyai yang saya anggap mumpuni tapi justru malah dinasehati dengan bahasa yang klise, "Sudahlah kamu nikmati saja, siapa tahu itu menjadi jodohmu di kemudian hari." Tentu saja saya semakin semangat. Dengan berbagai alasan teresbut maka, dengan ini saya menuliskan masalah ini sebagai pengumuman kepada teman-teman semua di internet bahwa saya telah memilih dia sebagai isteri kedua. Semoga Tuhan merestui dan memberikan jalan karnia dan rezeki lewat kemampuan dia yang luar biasa, karena darinya bisa mengalir kesuksesan. Terima kasih laptopku, kau mau menjadi isteri kedua.... Salam Kompasiana... Kurtubi.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H