Mohon tunggu...
Kurniawan Teguh Prawira
Kurniawan Teguh Prawira Mohon Tunggu... Relawan - Mahasiswa

Manusia sederhana yang suka mencari ketenangan bahkan jika harus berkelana

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

IPB University Menginisiasi Pengelolaan Sampah Menggunakan Maggot di Pulau Pari

16 September 2024   12:00 Diperbarui: 16 September 2024   12:22 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber Dokumentasi Pribadi

Pulau Pari merupakan salah satu destinasi wisata populer di Kepulauan Seribu. Landscape pantai yang indah dan pasir putih yang halus berhasil menarik wisatawan lokal hingga mancanegara untuk berlibur ke Pulau ini. Terdapat tiga pantai yang memiliki daya tariknya masing masing. Pertama ada Pantai Pasir Perawan dengan pulau pulau kecil disekitarnya, kedua ada Pantai Rengge yang memiliki rumah edukasi mangrove, dan terakhir ada Pantai Bintang dengan ribuan bintang laut yang bisa kalian temui.

Keindahan tersebut berhasil menarik ribuan wisatawan setiap minggunya. Namun, disisi lain tingginya jumlah pengunjung membuat pulau ini menghadapi tantangan serius terkait pengolahan sampah, volume sampah yang dihasilkan juga meningkat signifikan sejalan dengan jumlah pengunjung yang datang.

Pemerintah bersama warga telah berkomitmen untuk menjaga kebersihan sampah di Pulau Pari. Saat ini sudah ada petugas khusus yang rutin mengangkut sampah menggunakan motor khusus, yang kemudian sampah tersebut dikumpulkan di TPS. Tumpukan sampah ini rutin dikirim ke daratan setiap dua kali seminggu. 

Salah satu warga, Aas berpendapat bahwa "Sistem pengelolaan sampah di sini sudah cukup bagus, petugas rutin mengangkut sampah dari rumah rumah warga kemudian dikumpulkan ke TPS. Namun, belum adanya program untuk mendaur ulang atau memanfaatkan sampah tersebut sehingga tidak berakhir di TPS, saat ini sampah hanya menumpuk di TPS kemudian dipindahkan ke daratan (Jakarta) padahal itu pasti memakan biaya yang tidak sedikit".

Penduduk lokal dan pengolah wisata berupaya untuk mengelola sampah secara mandiri dengan metode sederhana seperti pembakaran dan pembuangan ke tempat pembuangan sementara. Namun, metode ini tidak cukup efektif untuk menangani jumlah sampah yang terus bertambah. 

Koordinator lapangan Lingkungan Hidup, Rahmat mengatakan "berbagai upaya telah kami lakukan untuk mengonversi sampah menjadi produk berguna seperti pemilihan botol plastik, pembuatan kompos, hingga budidaya maggot. Namun, hal tersebut belum berpengaruh signifikan karena hanya dilakukan dalam skala kecil".

Untuk mengatasi permasalahan ini, Dosen IPB University bersama KWT (Kelompok Wanita Tani) Perempuan Nelayan Pulau Pari merancang sistem pengelolaan sampah yang lebih baik. Beberapa langkah yang sedang dipertimbangkan meliputi pembangunan fasilitas pengolahan sampah terintegrasi, serta penerapan sistem pengelolaan sampah berbasis komunitas seperti bank sampah, mengolah sampah menjadi pupuk organik, hingga menggunakan maggot untuk mengonversi sampah organik dan melatih pembuatan produk ekonomis dari olahan maggot tersebut. Dr Kastana Sapanli menyampaikan:" Melalui pengolahan sampah organik dengan bantuan maggot ini akan mampu mengatasi permasalahan penumpukan sampah sekaligus menumbuhkan peluang ekonomi baru bagi masyarakat".

Upaya-upaya ini diharapkan dapat mengurangi dampak negatif dari sampah terhadap lingkungan Pulau Pari dan menjaga kelestarian pulau yang menjadi daya tarik wisata utama di kawasan tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun