Kalian yang sedang kulliah di jurusan informatika atau bekerja di bidang teknologi, pasti tidak asing dengan istilah Agile Development. Apa itu Agile Development? Agile Development adalah metode pengembangan software yang kian populer. Metode ini semakin banyak digunakan karena bisa membantu developer menciptakan software dengan lebih efisien dan sesuai kebutuhan konsumen.
Metode Agile sendiri lahir dari teknik yang digunakan oleh perusahaan Jepang yang inovatif di tahun 70-an dan 80-an (Perusahaan seperti Toyota, Fuji, dan Honda). Pada pertengahan tahun 90-an, seorang pria bernama Jeff Sutherland mendapati dirinya frustasu oleh perusahaan-perusahaan yang terus-menerus diganggu oleh proyek-proyek yang ketinggalan jadwal dan anggaran lebih tinggi. Dia berusaha menemukan jalan yang lebih baik.
Sebelum masuk ke Metodologi Agile Scrum, kita akan terlebih dahulu memahami tentang metode Agile.
Apa itu Metode Agile?
Metode Agile adalah sekumpulan metode pengembangan software yang dilakukan secara bertahap dan berulang (iterasi).
Agile Development sering disebut sebagai framework karena di dalamnya memang terdapat berbagai metode yang bisa digunakan sesuai kebutuhan.
Setiap iterasi pada Agile berbeda-beda durasinya, semua tergantung project yang anda kerjakan dan metode yang digunakan. Namun, umumnya iterasi berjalan antara 1 sampai 4 minggu. Iterasi pada Agile fokus pada upaya pengembangan software yang cepat sesuai perubahan kebutuhan konsumen dengan melibatkan semua tim.[1]

Scrum merupakan metode pengembangan perangkat lunak yang digunakan dalam proses pengembangan yang bersifat iteratif dan inkremental. Metode pengembangan produk ini bersifat cepat fleksibel, dan efektif digunakan sebagai kerangka kerja yang dirancang untuk memberikan nilai kepada pelanggan selama pengembangan proyek.
Tujuan utama metode scrum adalah memenuhi kebutuhan pelanggan melalui lingkungan komunikasi yang transparan, menanamkan tanggung jawab kolektif, dan kemajuan yang berkelanjutan. Pengembangan produk dimulai dari ide umum mengenai produk yang perlu dibangun melalui daftar fitur yang diurutkan berdasarkan prioritas (product backlog) yang diinginkan oleh pemilik produk.
Scrum lebih unggul daripada manajemen proyek tradisional. Pasalnya, manajemen proyek tradisional hanya fokus pada pembuatan lingkup, penerapan biaya, dan jadwal yang bersifat tetap dan tidak bisa diganggu gugat. Sementara itu, scrum lebih fleksibel dan memungkinkan kamu untuk mengambil keputusan dan melakukan perubahan berdasarkan data real-time. [2]
Kelebihan dan Kekurangan Metodologi Scrum
Kelebihan Scrum :
- SCRUM dapat membantu perusahaan Anda dalam menghemat waktu dan biaya (dalam hal ini uang). Biaya overhead dari proses dan manajemen sangat minim sehingga dapat mengarahkan kita kepada hasil yang lebih cepat dan lebih murah.
- Dengan menggunakan metode SCRUM, Anda dapat mentransformasikan bisnis yang sulit untuk diukur menjadi mudah untuk dikembangkan.
- Pada metode SCRUM, pergerakan pengembangan cutting edge dapat dengan cepat dikodekan dan diuji menggunakan metode ini. Bagaikan kesalahan yang mudah untuk diperbaiki.
- Dengan menggunakan SCRUM, Anda dapat mengontrol dan memonitoring aktivitas peningkatan dan penurunan beban pekerjaan yang bisa terjadi kapan saja.
- Seperti metodologi agile pada umumnya, SCRUM merupakan metode iterative yang membutuhkan feedback secara berkelanjutan dari user atau pengguna.
- Dengan adanya short sprint dan constant feedback, SCRUM dapat dengan mudah mengatasi setiap perubahan yang terjadi.
- Dengan adanya daily scrum meeting, memungkinan SCRUM untuk mengukur produktvitas individu, hal ini mengarah pada peningkatan produktivitas dari setiap anggota tim.
- Dengan SCRUM, setiap ada masalah yang timbul dapat di identifikasi dengan baik pada pertemuan harian dan oleh karena itu setiap masalah dapat di selesaikan dengan cepat.
- Dengan menggunakan metode SCRUM, Anda dapat dengan mudah untuk mengirim produk berkualitas sesuai dengan waktunya.
- SCRUM dapat bekerja dengan berbagai teknologi dan bahasa pemrograman. Namun secara khusus berguna untuk pengembangan proyek dengan teknologi web 2.0 ataupun media proyek baru lainnya.
Kekurangan Scrum :
Dimana ada kelebihan pasti selalu ada kekurangan, berikut ini adalah beberapa kekurangan dari SCRUM yang juga berhasil Saya rangkum, kekurangan SCRUM antara lain:
- SCRUM bisa menjadi salah satu penyebab utama terjadinya scope creep, kecuali ada tanggal akhir tertentu. Stakeholder proyek atau manajemen akan terus menuntut fungsi dan fitur baru untuk disampaikan.
- Setiap tugas harus didefinisikan dengan baik, karena hal ini dapat mempengaruhi perkiraan biaya dan waktu pengerjaan proyek. Jika tidak didefinisikan dengan baik maka semua hal tersebut tidak akan akurat. Dalam kasus seperti ini, biasanya tugas dapat tersebar di beberapa sprint.
- Jika anggota tim Anda tidak berkomitmen dengan baik, maka proyek Anda tidak akan selesai atau bahkan bisa gagal.
- Metode SCRUM ini hanya membutuhkan anggota tim yang sudah berpengalaman, jika tim Anda berisi orang-orang yang masih pemula maka proyek tidak dapat selesai sesuai dengan waktunya.
- SCRUM dapat bekerja dengan baik jika seorang Scrum Master dapat mempercayai tim yang mereka kelola. Jika Scrum Master terlalu mengontrol secara ketat, hal ini dapat menyebabkan tim menjadi tertekan dan stress, sehingga mengakibatkan demoralisasi dan kegagalan dari proyek tersebut.
- Jika sering terjadi pergantian anggota tim saat pengembangan proyek berlangsung, hal ini dapat menyebabkan efek yang kurang baik bagi perkembangan proyek tersebut, proyek akan semakin lama selesai dari waktunya.

Tahapan Metodologi Scrum
1. Product backlog
Tahapan yang pertama ini menjadi tanggung jawab product owner atau manajer. Secara sederhana, tahapan ini berisi daftar apa saja yang harus tim lakukan sesuai dengan skala prioritas perusahaan. Perwakilan perusahaan bersama representasi stakeholder bertugas untuk terus menata ulang product backlog. Hal ini karena kondisi pasar akan selalu berubah, sehingga apa yang tidak esensial dalam backlog juga harus dihilangkan.
2. Sprint planning
Dalam tahapan sprint planning, produk atau proyek teratas dalam product backlog kemudian disusun kembali menjadi sprint backlog. Tugas lain yang dilakukan tim scrum adalah menentukan bagaimana mereka akan menyelesaikan apa yang ada dalam sprint backlog.
3. Sprint
Setelah cara dan batas waktu pengerjaan ditentukan dalam sprint planning, tahapan metode scrum selanjutnya adalah melakukan sprint. Proses ini dilakukan melalui kegiatan daily scrum.
Daily scrum adalah saat dimana tim berkumpul dan bekerja untuk memastikan perkembangan produk terus berjalan. Dalam proses ini juga dikenal adanya peran scrum master.
Umumnya, tim yang terlibat dalam proses scrum adalah sekelompok orang. Di antara orang-orang tersebut, ada perwakilan yang berperan sebagai scrum master. Tugas scrum master adalah untuk membantu tim agar tetap fokus.
4. Sprint Review
Sprint review adalah tahapan sprint yang terakhir. Dalam proses ini, produk atau projek yang dikerjakan harus sudah selesai dan siap digunakan. Kemudian produk tersebut akan direview kembali.
5. Retrospective Process
Scrum adalah metode yang sifatnya berulang. Proses yang dilakukan perusahaan mulai dari pembuatan backlog hingga review diingat dan dilakukan kembali dalam proses scrum projek selanjutnya.
Rekomendasi Tools Untuk Metodologi Scum :
- Jira
- VivifyScrum
- Targetprocess
- ClickUp
- Scrumwise
- QuickScrum
- Yodiz
- nTask
- Axosoft
- ScrumDo
- ActiveCollab
- Pivotal Tracker
REFERENSI :
[1] https://www.niagahoster.co.id/blog/agile-adalah/#Apa_itu_Agile
[2] https://greatnusa.com/artikel/apa-itu-scrum/
[3] https://rachmat.id/articles/kelebihan-dan-kekurangan-scrum
[4] https://info.populix.co/articles/apa-itu-scrum/
[5] https://geekbot.com/blog/scrum-tools/
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI