Mohon tunggu...
Doni Kurniawan
Doni Kurniawan Mohon Tunggu... -

Guru Kewarganegaraan SMA NEGERI 7 KOTA BEKASI

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sebuah Pertanyaan untuk Musim Pemilu

8 Oktober 2012   06:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:05 884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saat musim hujan kian dekat dan kemarau pun kian menjauh. Sejuknya udara dan hangatnya suasana kian menghampiri, sedang panas dan gerah kian menjauh. Hal ini ditandai dengan turunnya hujan beberapa waktu lalu disertai angin kencang (puting beliung). Tentunya banyak orang akan menyambut dengan gembira, karena sebentar lagi akan hilang penderitaan menggunakan air tak layak pakai untuk kehidupan sehari-hari. Namun hal ini tak senada dengan musim pemilu yang akan menghampiri kita secara berturut sebentar lagi. Kenapa? Karena musim pemilu tak selalu menjanjikan sebuah perubahan walaupun membawa banyak pembaharuan dalam tatanan nilai kehidupan kita. Mengapa? Tentu pertanyaan ini akan muncul dikepala kita saat membaca pernyataan ini. Mari kita ulas ini bersama-sama.

Pemilu, secara etimologis berarti pemilihan umum yang bermanfaat untuk memilih pemimpin dalam sebuah negara yang mengaku menggunakan demokrasi dalam pemerintahannya. Tentunya sebuah pemilu membawa angin perubahan dan penyegaran dalam kehidupan berdemokrasi. Tapi kenyataan tidak begitu. Sejak tahun 1955 pemilu diadakan pertama kali hingga saat ini dengan begitu banyak inovasinya. Kenapa? Kalau dulu pemilu hanya dilaksanakan 5 tahun sekali untuk memilih wakil rakyat, sekarang pemilu juga untuk memilih presiden, gubernur dan juga walikota atau bupati. Dan semua masih tetap menyisakan begitu banyak pertanyaan dihati rakyat yang semua satu kata yaitu, APAKAH AKAN ADA PERUBAHAN YANG LEBIH BAIK LAGI?

Tentunya hal ini harus mendapat perhatian dan renungan yang serius bagi semua elemen bangsa dinegara ini. Karena bila hal ini terus dibiarkan, maka gejala phobia terhadap partai politik akan menjamur dan dapat mendarah daging. Dan bila ini terjadi maka demokrasi tidak akan berjalan dengan baik? Apakah ini akan terus kita biarkan? Atau adakah solusi yang tepat untuk menjawabnya. Mari kita renungkan dan pecahkan bersama-sama. Jangan sampai kita menyesali dikemudian hari, bahwa negara kita akan diambil alih segolongan pihak yang tak bertanggung jawab mengatas namakan rakyat namun sesungguhnya hanya untuk kepentingan pribadi dan golongan mereka. Yang semua dikarenakan ketidakpedulian kita terhadap penyakit baru, yaitu phobia terhadap partai politik bahkan terhadap pemilu. Dan jangan sampai cuma ada sebuah pertanyaan yang selalu diucapkan oleh semua rakyat dinegeri Indonesia ini, yaitu : Kapankah musim pemilu ini berlalu dari kehidupanku???

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun