Berikut ini adalah tanggapan saya terhadap posting http://bahasa.kompasiana.com/2014/06/17/stop-memakai-istilah-solutif-sekarang-juga-662497.html yang ditulis oleh Sdr. Gustaaf Kusno.
Sdr. Gustaaf Kusno memaknai kata "solutive" sebagai laxative (obat pencahar). Pemaknaan ini keliru. Di mana kelirunya? Berikut paparan saya.
Kata "solutive" dalam bahasa Inggris mempunyai makna leksikal sebagai berikut:
- Kata sifat: Tending to dissolve (kecenderungan untuk mengurai), dissolve (mengurai), tending to produce relaxation (as of the bowels) (cenderung menghasilkan kondisi rileks), loosening (melonggarkan)
- Kata benda: Laxative
Sumber kamus: http://www.collinsdictionary.com/dictionary/english/solutive, http://www.thefreedictionary.com/Solutive, http://dictionary.reference.com/browse/solutive, http://www.merriam-webster.com/dictionary/solutive, http://www.webster-dictionary.net/definition/Solutive
Perhatikan bahwa kata "solutive" (solutif) dalam kalimat "Konsep ekonomi Jokowi dinilai lebih solutif dibanding Prabowo" adalah kata sifat (adjective). Kalau begitu, makna kata "solutive" di sini tidak ada sangkut pautnya dengan kata benda (noun) "laxative", sebab kelas katanya berbeda. Karena solutif di sini adalah kata sifat, kita lihat kata "solutive" sebagai kata sifat, bukan sebagai kata benda. Makna kata "solutive" sebagai kata sifat adalah: Tending to dissolve, (kecenderungan untuk mengurai), dissolve (mengurai), tending to produce relaxation (as of the bowels) (cenderung menghasilkan kondisi rileks), loosening (melonggarkan).
Dari sekian makna itu, makna mana yang tepat? Hal itu tergantung dari konteks. Ada prinsip dalam ilmu terjemah yang berbunyi “konteks adalah raja”.
Dari konteks di mana kata itu berada, yaitu dari artikel yang dimuat di detikNews, kata “solutive” di situ dalam makna tending to dissolve (kecenderungan untuk mengurai); dalam hal ini, kecenderungan untuk mengurai permasalahan. Jadi, kalimat tersebut bermakna “Konsep ekonomi Jokowi dinilai lebih cenderung mengurai permasalahan dibanding Prabowo”.
Penggunaan kata “solutif” di situ sudah benar. Jika digunakan kata “solusional”, maknanya jadi lain.
Maaf, Pak, uraian Anda menunjukkan analisis Anda salah. Anda salah bila memakna kata “solutif” dalam konteks itu bermakna “laxative”.
Omong-omong, profesi saya adalah penerjemah Inggris-Indonesia, di samping juga proofreader dan editor lepas. Saya betul-betul tidak paham dengan editor Kompasiana, kenapa artikel salah analisis bisa jadi Headline di Kompasiana. Apakah tidak ada linguist atau penerjemah profesional di kalangan editor Kompasiana? Jika tidak ada, tolong diadakan, agar tidak terjadi kasus semacam ini. Tidakkah ini mempermalukan komunitas Kompasiana yang menyandang citra intelektual???????
Terkait dengan konteks Pemilu, janganlah ilmu pun dimanipulasi demi antipati terhadap salah satu calon.