Kondisi Keluarga
Di sebuah gang yang cukup kecil dan padat penduduk yang terletak di sebuah Desa Arang Limbung Kabupaten Kubu Raya, kami berkesempatan untuk mewawancarai Ibu Jumilah, seorang ibu rumah tangga berusia 34 tahun yang akrab dipanggil Ibu Jum, tinggal bersama suaminya bernama Bapak Adi dan empat orang anaknya. Ibu Jum dan suami memilliki 5 orang anak. Riwayat pendidikan ditempuh Ibu Jum  hingga tamat SD, suaminya seorang kuli bangunan yang mengerjakan pembangunan rumah dengan penghasilan yang tidak menentu karena terkadang tidak selalu ada pekerjaan atau tidak setiap hari bekerja. Jika sedang bekerja pendapatannya sekitar 2.000.000 per bulan.
Kehidupan keluarga ini tak lepas dari tantangan, dari lima anak yang dimiliki, anak pertama telah menikah dan tinggal terpisah, sementara anak kedua sudah bekerja. Tiga anak lainnya masih bersekolah, satu di SMA, satu di SMP kelas 2, dan yang paling kecil duduk di kelas 5 SD. Meskipun demikian anak keduanya yang sudah bekerja turut membantu dengan memberikan uang belanja, meskipun tidak selalu.
Keluarga Ibu Jumilah menerima bantuan  sosial seperti PKH (Program Keluarga Harapan) dan BPNT ( Bantuan Pangan NonTunai) sejak tahun 2019 hingga sekarang. Namun, menurut Ibu Jum meskipun bantuan tersebut memberikan keringanan, tidak semua kebutuhan terpenuhi dengan cukup terutama waktu sang suami sedang tidak memiliki pekerjaan. Dana PKH yang diterima keluarga Ibu Jumilah sebesar 400.000 diterima setiap dua bulan sekali, untuk kompenen yang dapat anak SD 150, anak SMP 250. Namun anaknya yang SMA tidak masuk dalam komponen bamtuan tersebut, meskipun harusnya anaknya yang SMA juga tetapi dari pemerintah komponen tersebut tidak dapat untuk keluarga Ibu Jum.
Kemudian bantuan yang juga diterima keluarga Ibu Jumilah yaitu BPNT dana bantuan sebesar 200.000 diterima satu bulan sekali, namun dahulu BPNT yang didapat berupa semabako seperti beras, telur, kacang-kacangan, daging ayam, gula namun karena di anggap adanya korupsi bantuan sembako itu diubah menjadi uang sebesar 200.000 sejak tahun 2021. Untuk frekuensi makan keluarga Ibu Jum 2-3 kali sehari, mereka mengatur pengeluaran harian sekitar 50.000 sampai 100.000 untuk kebutuhan rumah tangga, uang jajan anak-anaknya dan keperluan lainnya. Ketika sakit keluarga Ibu Jum berobat ke puskesmes terdekat didaerahnya
Kondisi Rumah dan Kepemilikan Aset
 Ibu Jumilah dan keluarga menjalani kehidupan disebuah gang kecil, disebuah rumah yang berukuran 11 × 6 meter yang kokoh dengan dinding tembok dan lantai keramik. Meskipun sederhana, rumah ini bisa disebut rumah permanen bagi mereka. Di dalamnya terdapat lima ruangan, termasuk tiga kamar tidur, ruang depan dan ruang dapur yang mereka jadikan pusat aktifitas keluarga, seperti menonton TV. Mereka mengandalkan sumber air hujan yang disimpan pada tempayan dan galon untuk keperluan minum dan memasak. Sedangkan untuk mandi dan mencuci keluarga ibu Jum menggunakan air sungai yang tidak jauh dari rumahnya yang dialirkan dengan pipa. Kemudian untuk mandi dan wc mereka sudah dilengkapi dengan septic tank. Bahan bakar yang mereka gunakan untuk sehari-hari adalah gas 3 kg, sedangkan penerangan dirumah menggunaka lampu listrik dengan daya 450 watt.
Meskipun hidup di lingkungan padat dan dekat dengan sungai, ibu Jum dan keluarga tidak memiliki asset pertanian seperti sawah atau ladang. Namun mereka tetap memiliki beberapa perangkat elektronik yang penting untuk kehidupan sehari-hari, seperti kulkas, TV, rice cooker, kipas angin, mesin cuci, dan telepon. Kendaraan motor menjadi sarana utama untuk mobilitas keluarga ini, terutama digunakan untuk menjemput anak-anak mereka sekolah.
Keadaan Lingkungan Sekitar
Di gang kediaman Ibu Jumilah terdapat banyak gang yang kecil lagi, salah satunya gang rumah ibu Jum. Gang  yang cukup kecil itu  sekitar satu meter sehingga hanya bisa dilewati satu motor saja. Di antara rumah satu dengan rumah lainnya, terdapat jarak yang begitu rapat, sehingga rumah-rumah tersebut tampak saling berdempetan. Kondisi jalannya pun rusak, dan lingkungan sekitar rumahnya terasa lembab karena dekat dengan saluran pembuangan rumah tangga. Gang kecil tersebut hanya terdiri dari sekitar enam rumah saja. Tidak jauh dari rumahnya terdapat sungai yang air nya digunakan untuk sumber mandi dan cuci.
*Observasi dilakukan pada bulan Februari-Maret 2024