Seringnya ditemui kejahatan cyber seperti bullying, konten menyesatkan, menyebar kebencian, pornografi dan hal lainnya membuat pengguna internet beradu pendapat (debat) dengan tidak bijak. Ketidakbijakan ini dapat berasal dari adanya sumber adu argumen yang tidak valid hingga perjuangan ego masing-masing.
Selain itu, penghakiman objek ataupun subjek bahasan internet dapat membuat pihak yang dibahas merasa dilecehkan. Tentunya permasalahan ini menjadi tantangan sosial tersendiri yang berkaitan dengan internet, yang mana dominan digunakan oleh generasi milenial dan generasi z.
Seperti yang kita pahami, masyarakat generasi milenial dan z merupakan dua generasi yang dominan di Indonesia. Dengan lebih dari 250 juta warga Indonesia, penduduk dengan rentang usia dari 10 hingga 39 tahun terhitung dengan jumlah umur terbanyak. Generasi milenial dimulai pada usia 23-39 tahun dan generasi z mulai 10-22 tahun.
Sementara itu, generasi z yang dimulai dari usia 22 tahun kebawah memiliki kecenderungan menggunakan internet sebesar 80,7% yang mana perbandingannya dengan jumlah persentase generasi milenial sebesar 79.05% memiliki perbedaan yang tidak jauh. Oleh hal itu. pada usia ini perlu ditanamkan sikap yang baik dalam menggunakan internet. Salah satunya dengan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan dan beriinternet.
Menurut penulis, adanya Sekolah Pancasila ini menjadi salah satu jalan yang edukatif serta menarik untuk dilakukan. Selain menggunakan konten yang berkaitan dengan Pancasila, program ini dirasa dapat menjangkau banyak pihak dan kemudahan dalam menyebar luaskan konten-konten positif tersebut.
Dampak yang ditimbulkan dari penyebaran konten-konten ini dirasa dapat memberikan dorongan-dorongan positif bagi kehidupan sosial masyarakat, terutama berkaitan dengan cyber bullying, pornografi dan konten penyesatan di media sosial. Bidang-bidang yang terkait tersebut sangat sulit untuk ditindaskan dikarenakan aksesibilitas yang mudah dan sering ditemui. Dengan postingan berbau Pancasila lah kejahatan cyber tersebut dapat dikurangi karena ada hal yang lebih positif dan menarik untuk dilihat oleh penggunanya.
Sumber:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H