Hari Raya Imlek sebenarnya adalah pesta menyambut Musim Semi di Tiongkok. Karena sebelum Musim Semi adalah Musim Dingin. Di kala Musim Dingin hampir semua jenis tanaman mati kemudian tumbuh kembali di kala Musim Semi. Â Mereka gembira.Â
Lama kelamaan perayaan ini menjadi kebiasaan dan tradisi setiap tahun di Tiongkok bahkan pada tahun 2024 menjadi hari Libur Internasional di Majelis Umum PBB. Artinya tidak akan ada sidang di Majelis Umum PBB pada Hari Raya Imlek.
Dalam tulisan kali ini, saya akan meninjau Perayaan Imlek dari aspek Ilmu Psikologi. Bila ditinjau dari aspek ilmu psikologi, Perayaan Imlek dapat mengurangi kesepian khususnya bagi orang tua.
Sekarang ini, banyak anak-anak yang tidak tinggal bersama orang tua mereka karena berbagai kepentingan dan alasan. Ada yang tinggal terpisah karena sekolah, ada yang terpisah karena bekerja di kota, ada yang terpisah karena menikah dan berkeluarga dan punya rumah sendiri dan sebagainya.
Lantas tinggallah orang tua mereka berdua di rumah, bahkan banyak pula yang orang tuanya tinggal satu. Hanya tinggal ayah atau ibunya.
Menurut Gracia Ivonika, M.Psi, Psikolog , ketika anak-anak dan cucu mereka datang berkunjung pada saat Hari Raya Imlek, dapat mengurangi kesepian orang tua mereka.Â
Sebab saat Imlek seperti ada reuni keluarga, dukungan keluarga, dukungan sosial, suasana gembira, rasa hangat yang diberikan dari lingkungan orang orang tersayang dan terdekat.
Ditambah lagi makan bersama orang terdekat dengan dekorasi rumah dengan pernak-pernik Imlek yang dapat  mendorong perasaan bahagia orang tua mereka di kala kesepian. Â
Demikian sedikit tulisan saya, semoga bermanfaat. Gong Xi Fa Chai !
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H