Mohon tunggu...
Kurnia PuspaDewi
Kurnia PuspaDewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Pariwisata Universitas Gadjah Mada

Menyukai musik, seni, dan budaya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pariwisata sebagai Mesin Penggerak Ekonomi: Antara Potensi dan Tantangan

11 Desember 2023   18:10 Diperbarui: 11 Desember 2023   18:12 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pariwisata, sebagai kekuatan ekonomi yang mumpuni, bukan sekadar menawarkan keindahan alam dan budaya untuk dinikmati oleh wisatawan. Sebagaimana terbukti, sektor ini menjadi katalis pertumbuhan ekonomi suatu negara dengan menyumbang pendapatan signifikan dari kunjungan lokal maupun internasional. Daya tariknya membuka peluang bisnis dan memajukan berbagai sektor ekonomi terkait. Namun, di balik gemerlapnya potensi tersebut, terdapat tantangan serius seperti dampak lingkungan dan ketidaksetaraan ekonomi. 

Salah satu fakta yang mendukug potensi ekonomi pariwisata adalah kontribusinya terhadap pendapatan nasional. Menurut data dari Badan Pusat Statistik, sektor pariwisata Indonesia memberikan kontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) negara hingga mencapai 3,6% dengan nominal US$4,26 miliar pada tahun 2022 (Hasibuan, 2023). Wisatawan lokal maupun internasional yang datang untuk menikmati keindahan alam, budaya, dan kuliner, memberikan pemasukan yang vital bagi perekonomian.

Tak hanya itu, industri pariwisata juga menciptakan lapangan kerja secara langsung maupun tidak langsung. Hotel, restoran, transportasi, dan berbagai layanan lainnya berkembang seiring dengan meningkatnya jumlah wisatawan. Hal ini memberikan peluang bagi masyarakat setempat untuk terlinat dalam industri pariwisata dan meningkatkan taraf hidup mereka.

Meski demikian, perlu diakui bahwa pariwisata juga membawa sejumlah tantangan. Salah satunya adalah dampak lingkungan yang dihasilkan oleh peningkatan kunjungan wisatawan. Destinasi pariwisata yang tidak terkelola dengan baik dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan, seperti kerusakan terumbu karang, deforestasi, dan peningkatan limbah. Oleh karena itu, penting untuk menjaga keseimbangan antara pengembangan pariwisata dan pelestarian lingkungan.

Tantangan lainnya adalah masalah ketidaksetaraan dalam distribusi manfaat ekonomi pariwisata. Terkadang, pendapatan yang dihasilkan oleh industri ini tidak merata dan tidak selalu mencapai masyarakat lokal. Ini dapat memicu ketidakpuasan dan konflik sosial di antara masyarakat setempat.

Dalam menghadapi tantangan pariwisata, penting untuk membangun kebijakan yang berkelanjutan, melibatkan masyarakat lokal dalam proses pengambilan keputusan, dan memberikan edukasi kepada wisatawan tentang pentingnya menjaga lingkungan. Hanya dengan pendekatan holistik seperti itu, pariwisata dapat menjadi mesin penggerak ekonomi yang berkelanjutan dan memberikan manfaat jangka panjang. Langkah-langkah konkret seperti edukasi wisatawan tentang keberlanjutan, pemberdayaan masyarakat lokal, dan investasi dalam pelestarian alam menjadi kunci dalam merespon dampak negatif. Dengan demikian, pariwisata dapat berkembang secara berkelanjutan, meminimalkan ketidaksetaraan ekonomi, dan menghindari konflik sosial, serta menciptakan manfaat jangka panjang untuk semua pihak terlibat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun