Saya ikut senyum geli campur bahagia, itung itung untuk penambah imun tubuh. Dengan bahagia sistem imun senantiasa bercokol dan virus sakit bablas. Kata keponakanku yang ayu dan terlugu, "nah, ini nitizen gratisan yang bikin berita viral dan tidak dapat apa apa". Sambil senyum kecut ku berdalih, "tak sengaja klik dan akhirnya masuk notifikasi, nduk!".
Tak hanya itu saja sertifikat webiner nasional sampai Internasional saya ikuti dan sukses mengumpulkan sertifikat setumpuk, "tapi entah ilmunya nyantol tidak". Pokoknya saat bencana covid ini melanda dunia, diriku pun dilanda petualangan di dunia maya. Aplikasi yang mendukung aktifitas daring hampir sudah kucoba semua, yang jelas dari belum bisa sampai bisa. Tujuanku menuliskan ini semua semata mata untuk melatih kemampuan menulis, terima kasih yang sudah memberi semangat agar tulisan ini dirilis. Sebagaimana kelas menulis yang saya ikuti saat pandemi ini berlangsung yang terus beri fasilitas pendampingan gratis, terima kasih Kampus Guru Cikal,
Banyak sekali rambu rambu dalam penulisan, beberapa contohnya sebagai berikut :
1. Menulislah dengan hati.
2. Tuangkan ide yang ada.
3. Gunakanlah bahasa yang sopan.
4. Pemilihan kata yang mudah dimengerti oleh semua orang.
5. Mencoba melihat suatu issu dari segala arah hindari condong ke salah satu pihak.
6. Dan terpenting tulislah yang baik, tidak melukai perasaan pembacanya.
Sebab menulis itu ide manusia yang tidak luput dari salah dan dosa. Gagasan dan ide muncul bisa darimana saja, jadi banyaklah berinteraksi dengan orang lain tanpa melihat siapa mereka, bisa jadi ide itu muncul dari orang yang tidak kita duga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H