A. KONFLIK
Tak asing bagi kita khususnya rakyat Asia Tenggara untuk mendengar konflik antara kamboja dan Vietnam yang telah mengencam perdamaian. Ya Kamboja, kamboja merupakan negara dengan sistem pemerintahan Monarki Konstitusional yang kepala negaranya adalah seorang Raja di Asia Tenggara. Negara yang pernah dijajah oleh Perancis ini meraih kemerdekaannya pada tanggal 9 November 1953, hingga menempati waktu 90 tahun di jajah. Sedangkan Vietnam , adalah negara yang terletak di Asia Tenggara tepatnya di Semenanjung Indochina, dengan dikepala negarai oleh Presiden Vietnam menjadikan negaranya atas pengakuan Komunis  satu partai  yaitu Partai Komunis Vietnam (Communist Party of Vietnam atau disingkat dengan CPV). Kedua negara ini dikuasai oleh pemerintah yang beridiologi komunis ,tetapi persamaan tak menghasilkan kerja sama yang baik, Konflik yang beradaptasi menjadi bola api diantara keduanya hingga sampai terjadilah Perang yang menggusik perdamaian yang disebut dengan perang Kamboja-Vietnam.Â
Republik Sosialis Vietnam dan Kamboja atau Demokratik Kampuchea merupakan actor dibalik konflik bersenjata yang terjadi di tahun 1977 hingga 1979. Â Cina sebagai penopang Kampuchea dan Vietnam yang juga merupakan sekutu dari Uni Soviet . Perang ini diprakarsai dengan invansi dan pendudukan Vietnam terhadap Kamboja, dan disertai penglengseran kekuasaan Khmer Merah.Â
Tahun 1975, dengan dibantu oleh Sihanouk yang sama-sama pro-komunisme, Pol Pot dan pasukannya yang disebut Khmer Merah punmengaktualisasikan kudeta (perebutan pemerintahan yang sah). Dalam kudeta ini, mereka berhasil meraih kemenangan. Pol Pot akhirnya mengalihkan Republik Khmer menjadi negara Demokratik Kamboja. Sistem pemerintahan Pol Pot ini membuat suram negara Kamboja dengan menjadikannya sebagai negara terisolasi. Pol Pot menghasilkan kebijakan yang tidak memihak terhadap kesejahteraan rakyatnya, dengan mengeluarkan Kebijakan yang bersifat Konsolidasi, mengevakuasi, dan Kebijakan pemusnahan orang berketurunan Vietnam.
Komplikasi konflik terjadi Ketika, Pol Pot mengklaim secara sepihak atas alih wilayah Vietnam yang berada di perbatasan kedua negara di Phu Quoc pada 1 Mei 1975 dan Tho Chu pada 10 Mei 1975.  24 Mei, pasukan Vietnam datang membawa serangkaian perang senjata untuk merebut lagi atas hak daerahnya. Hal ini terjadi sebagai akibat kecemasan Pol Pot akan perluasan kekuasaan Vietnam yang mengancam kemerdekaiain Kamboja karena kemenangan Vietnam pada perang Amerika Vietnam, sertai keinginain Vietnam untuk menyatukan kekuasaan Indochinai. 30 April 1977, Tentara Khaimer  mengkongkretaisikan serangan militer ke Vietnam hingga terjadi kerusakan makro terhadap rumpun warga dan duka kematian rakyat sipil Vietnam. Memuncaknya amarah Vietnam tertumpah pada aksi bom udara di posisi perbatasan Kamboja. Melalui pengalaman kemenangan terhadap Perang , hingga membuat Vietnam sangat ahli dalam perang , dan mengsepak terjang negara Kamboja.
Pol pot menginstruksikan militernya untuk mengaimbil kebijakan proaktif serta agresif dalam pembantaian kaum Vietnam. 18 April 1978, Kelompok bersenjata Khamer melanggar adanya perbatasan wilayah bahkan menyerang Vietnam barat daya,dan  desai Bai Chuc yang membuat pemusnahan ribuan warga sipil maupun tentaranya.Vietnam seolah tertantang terhadap aksi tak wajar dari Kamboja.  Melalui keinginan keras kaum Vietnam untuk melepaskan Pemerintahan otoriter Polpot maka terbentuklah, hinggai Kampuchean National United Front For National Salvation yaitu Front Naisionai yang bersatu untuk mengedepankan keselamatan nasional, dimana warga Kamboja yang menyelamatkan diri ke Vietnam mendominasi Front ini . 22 Desember 1978,tercipta kembali invansi kepada kelompok Kampuchea yang lagi lagi memakan korban lebih banyak dari sebelumnya.
7 Januari 1979, tercipta keberhasilan Vietnam menduduki Phnom Phen dan mengambil alih pemerintahan Kamboja, dengan tersirat ini merupakan final dari sebuah Rezim Demokraitik Kaimpucheai Pol Pot. Tetapi sikap pantang menyerah dan kekalahan yang tidak diterima membuat Kamboja masih melakukan perlawanan tetapi dengan tetap bersembunyi dengan teknik perang gerilya. Tetapi beberapa rakyat juga mengambil sikap pasif fan tak percaya kepada Kamboja, karena kesejahteraan rakyatnya yang tak pernah dijamin. Pembalasan terhadap Vietnam pun terjadi, 17 Febuairi 1979 Kaum bersenjata Tiongkok datang dan melakukan perebutan wilayah perbatasan, hal ini membuat Vietnam terkepung Tiongkok dan Kmaboja. Hal tersebut tak membuat Vietnam mundur, hingga akhirnya Tiongkok gagal dalam penarikan Militer Vietnam terhadap wilayah perebutan, yang artinya hal ini mempresentasikan kegagalan Tionkok.
Mengesampingkan niat baik Vietnam, sebuah argumentasi dari Negara negara sekutu selain Uni Soviet mengutuk tindakan Vietnam yang megecam kedaulatan dan ekonomi, karena setelah kemenangnya justru Vietnam lupa akan akan alih alih janjinya hingga dia ikut memperkejam rakyat Kamboja hingga disebut sebagai penjajah baru. Cina yang sebagai pihak Khmer Meraih tak diam, ia kembali menggertak  dan menginvainsi Vietnam di tahun 1979. Hingga membuat Kelompok penjajah Vietnam memundurkan langkahnya dari Kampuchea tahun 1989, hilangnya kedamaian karena merebutan kursi kekuasaan masih terjadi antar wilayah.
B. MENGANALISIS DALAM STUDI PERDAMAIAN
Secairai ringkas,Konflik bersenjata antara Vietnam dilandasi atas keinginan penguasaan secara luas terhadap wilayah dengan saling memukul mundur negara lawannya.Berikut mari kita klasifikasikan terhadap kekerasan yang terjadi :Â
1. Kekerasan Struktur = - adanya diskriminasi dan membatasi hak akan kesejahteraan masyarakat Kamboja. Hingga membuat terjadinya kesengsaraan secara makro,baik dilakukan oleh kelompok Khmer merah maupun Vietnam. - Adanya rasa kekhawatiran Khmer merah terhadap hak kuasanya untuk diperebut secara paksa oleh kaum kemenangan Vietnam