Kesehatan merupakan aspek utama yang perlu di perhatikan bagi para lansia, adapun aspek psikis dan psikologis. Pada dasarnya lansia sangat rentan terkena penyakit atau terinfeksi virus di karenakan penurunan kekebalan tubuh. Sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari lansia terserang baik penyakit maupun virus akibat faktor kesehatan yang mencangkup gizi, pola makan, pola hidup, yang kurang di perhatikan. Penyakit pada lansia merupakan gabungan dari kelainan-kelainan yang timbul akibat penyakit dan proses menua, yaitu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri serta mempertahankan struktur dan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Mengingat kondisi tubuh lanjut usia tentu berbeda dengan mereka yang masih dalam usia produktif. Disamping penyakit-penyakit ketuaan (geriatric), orang yang dalam lanjut usia lebih rentan terhadap penyakit, maka kita harus dapat merawatdan mengupayakan agar kesehatan para lansia tetap terjaga.
Lansia hendaknya diberikan suatu kesibukan untuk mengisi waktu di sela istirahat. Kenyataan yang sering di jumpai adalah melarang lansia untuk beraktivitas mereka hanya di anjurkan untuk beristirahat. Keadaan tersebut akan menyebabkan kejenuhan dan dapat mendatangkan penyakit. Pada dasarnya kurang aktivitas dapat menyebabkan: gangguan fisik, jiwa, dan faktor lingkungan juga dapat menyebabkan lansia kurang bergerak. Penyebab yang paling sering adalah gangguan tulang, sendi dan otot, gangguan saraf, dan penyakit jantung dan pembuluh darah. Lansia banyak di jumpai salah satunya di panti jompo, kebanyakan keluarga menitipkan anggota keluarganya yang sudah lanjut usia di panti jompo dengan alasan utama sibuk dengan pekerjaan. Berbagai lansia dengan latar belakang yang berbeda membaur menjadi satu di panti jompo, seperti yang dapat di lihat di panti jompo Hana yang berada di Jl. Sukokarsan, Margarsan Yogyakarta. Panti Hana berada di bawah persekutuan wanita oekumene doa wanita. Panti tersebut berdiri selama 33 tahun dan memilki dua belas perawat, satu dokter, dengan daya tampung sekitar kurang lebih empat puluh lansia. “Kesehatan lansia harus harus tetap diupayakan agar tetap terjaga. Jangan terlalu di persempit ruang geraknya karena akan membuat lansia jenuh dan mudah sakit. Sebisa mungkin kenali hobi dan kesukaannya di masa muda,“ hal tersebut di tuturkan oleh ibu Debora Setyati (46) pimpinan Panti Hana.
Lansia yang tinggal di Panti Hana berasal dari daerah Jogjakarta, Temanggung, Wonosari, Solo, dan sebagainya. “Perlu kesabaran ekstra dalam merawat para lansia, niat tersebut datang dari hati nurani yang tulus merawat mereka, saling berbagi dan memahami karakter dari masing-masing oma yang tinggal di Panti Hana,“ ujarnya. Pemberian vitamin rutin dilakukan untuk menjaga kekebalan tubuh para lansia. Selain pemberian asupan seperti kacang hijau; susu; buah, pengawasan selama 24 jam di lakukan untuk tetap mengoptimalkan kesehatan dan keselamatan para usia lanjut. Ibu yang kesehariannya tinggal di panti ini menambahkan bahwa “kami sebisa mungkin mengurangi pemberian obat-obatan pada lansia agar organ tubuhnya tetap terjaga."
Pemberian obat secara terus menerus dapat membahayakan fungsi jantung dan hati para lansia, maka obat di berikan menurut kebutuhan saja. "Apabila para oma sakit baru kami memberikan penanganan yang intensif,” tegasnya. Dokter datang setiap hari Senin untuk memeriksa kondisi badan serta tekanan jantung para lansia. Selain itu Panti Hana juga menjaga pola makan dan istirahat bagi lansia karena hal itu juga berpengaruh terhadap kesehatan mereka. Aktifitas dimulai dengan diawali dengan renungan pagi yang berisi siraman rohani karena pada hakikatnya kesehatan lansia juga berasal dari pendekatan diri kepada Tuhan; senam pagi dilakukan rutin untuk melatif fisik dan menjaga kebugaran badan; mandi, minum teh bersama bertujuan untuk menjaga keakraban satu sama lain; sedangkan jam pagi makan di tetapkan pada pukul 07.00 WIB, makan siang pada pukul 12.00, dan makan malam pukul 06.00. “Kami menjaga kesehatan mereka dengan memberikan vitamin, asupan makanan bergizi, buah, susu. Akan tetapi ada hal lain yang berhubungan dengan kesehatan mereka dari aspek psikis, salah satunya adalah menghidupkan suasana interaksi antar lansia dengan semacam kegiatan di akhir pekan karena pada dasarnya mereka butuh teman, kembangkan kegiatan di sela waktu luang mereka seperti merajut, merawat bunga, memelihara bebek, lele,“ tambah ibu yang juga jemaat dari Gereja Samirono baru, Yogyakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H